Chapter 15: Wet

3.5K 97 25
                                    

Pintu utama pada restoran masakan khas Jepang itu dibuka dari dalam. Chanyeol melangkah keluar dari restoran tersebut setelah pria itu melihat melalui jendela kalau langit di luar sudah cukup gelap meskipun sekarang belum terlalu sore. Barangkali hujan akan segera turun dalam waktu dekat sehingga ada baiknya pria itu segera tiba di rumahnya. Lagipula urusannya dengan teman-temannya di restoran tadi sudah selesai sehingga tak ada alasan untuknya tetap berada di luar rumah. Semoga saja ia sudah lebih dulu tiba saat hujan turun nanti.

Ia memasuki mobilnya yang diparkir di depan restoran tersebut dan bersamaan dengan itu pula hujan pada akhirnya tetap turun sebelum ia sempat meninggalkan wilayah parkir itu. Alhasil, pria itu hanya bisa menghela napas saja dan terpaksa melalui hujan yang cukup deras ini selama perjalanan pulang ke rumah. Sepertinya ia akan segera tidur begitu sampai di dalam kamar, untung saja urusannya besok di kantor tidak begitu padat dan hal sama pun turut terjadi hari ini. Biasanya Chanyeol akan tetap dibuat sibuk di ruang kerjanya meskipun sedang melalui akhir pekan, tapi khusus hari ini ia benar-benar tidak ada kegiatan apapun.

Pria itu menyalakan mesin mobilnya sebelum mengemudikan mobil itu menuju jalan raya. Di perjalanannya tersebut, beberapa kali ponsel yang ada di saku celananya terus berdering dan sayangnya ia tidak sempat untuk mengangkat telepon entah dari siapa itu. Hingga akhirnya mobil itu berhenti melaju saat lampu lalu lintas berwarna merah, Chanyeol menyempatkan diri untuk mengecek panggilan tak terjawab yang masuk ke ponselnya sebanyak 3x tadi dan ia menemukan nama Jennie di layar ponselnya.

Aneh sekali, tidak biasanya wanita itu menghubunginya berkali-kali seperti ini. Padahal Chanyeol sudah merasa hidupnya aman dan tentram tanpa gangguan dari Jennie selama nyaris 2 minggu tanpa kehadiran wanita itu di rumahnya. Lagipula jika terjadi sesuatu pada Jennie pun ia tidak akan begitu peduli karena wanita itu tidak ada arti apapun untuknya. Tapi, kalau boleh jujur, sebenarnya Chanyeol cukup penasaran dengan alasan macam apa yang membuat Jennie bisa menghabiskan waktu selama 2 minggu di Paris. Setahunya pekerjaan wanita itu hanya memakan waktu satu malam saja.

2 minggu tanpa kehadiran Jennie tentu saja sangat menguntungkan pria itu karena ketidakhadiran sang istri membuatnya bebas untuk melakukan apapun di rumah. Ditambah lagi pembatasan waktu bekerja yang ia berikan kepada semua pelayan di rumah malah semakin memudahkannya untuk menghabiskan waktu bersama Chaeyoung dan sulit dipercaya bahwa ini sudah lebih dari seminggu sejak kesepakatannya bersama gadis itu mengenai sistem hubungan simbiosis mutualisme mereka. Oh, tentu saja perjanjian itu aslinya tidak pernah ada karena itu semua hanya akal-akalannya saja agar Chaeyoung merasa harus masuk dalam rencananya.

Bicara soal Chaeyoung, sudah tepat seminggu sejak kejadian di kamarnya waktu itu. Sampai saat ini, Chanyeol sama sekali belum pernah berhubungan seks dengan gadis itu lantaran masih ingin sedikit bermain-main saja sebelum ke permainan inti mereka. Kalau dipikir-pikir sikapnya memang sangat keterlaluan, ia mempermainkan perasaan Chaeyoung dengan menghasut gadis itu untuk menjadi sex partner-nya dan menjebak Chaeyoung dengan sebuah surat perjanjian palsu. Tapi, Chanyeol tidak punya pilihan selain mengorbankan perasaan dan memanfaatkan kenaifan Chaeyoung untuk mencapai tujuannya.

Namun, jikalau pria itu boleh jujur, Chanyeol merasa kesulitan untuk berhenti membayangkan setiap detail kejadian di kamarnya malam itu. Bisa dibilang selama seminggu ini isi pikirannya selalu dipenuhi oleh kegiatan seksualnya dengan Chaeyoung di kamar dan berkali-kali ia berusaha keras untuk tidak terbawa oleh hasrat birahinya sendiri. Semua hal yang berkaitan dengan Chaeyoung memenuhi kepalanya dan bahkan pria itu bisa mengingat sentuhan yang ia rasakan saat jemari tangannya menyentuh tubuh gadis itu. Lekuk tubuhnya, desahannya, ekspresi di wajah gadis itu ... ah, rasanya ia benar-benar sudah gila.

Tentu saja Chanyeol menikmati kegiatan seksual mereka dan ia akan merasa sangat hipokrit jika mengatakan kalau membuat Chaeyoung orgasme di kamarnya itu merupakan bagian dari rencananya. Bahkan ia masih tak habis pikir dengan alasan yang membuatnya membelikan banyak barang untuk Chaeyoung di saat sesungguhnya apa yang tertera di dalam surat perjanjian hanyalah kamuflase. Sungguh mengherankan karena Chanyeol lah yang bersikap seolah-olah isi perjanjian itu adalah nyata. Apa selama ini ia tak sadar telah dipengaruhi oleh nafsunya sendiri?

MISTRESS (Ebook) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang