Sepertinya matahari sudah hilang entah ke mana meskipun sekarang masih pukul 5 sore, tepat sekali setelah jam kerja selesai. Chaeyoung menatap ke arah luar gedung melalui jendela besar yang ada di lobi kantor tersebut. Hujan masih cukup deras di luar sana dan beberapa karyawan pun masih tampak menunggu hujan reda dengan berteduh sebentar di lobi tersebut. Sebagian pun ada yang sudah pulang karena memang membawa kendaraan pribadi atau ada pula yang pulang karena modal nekat. Tapi, Chaeyoung tidak mau menantang penyakit dengan hujan-hujanan di luar sana. Bisa-bisa ia malah jatuh sakit sehingga harus absen keesokannya.
Gadis itu kembali duduk di sofa sebelum memasang headset pada kedua telinganya, kemungkinan besar hujan akan tetap deras selama 10-15 menit ke depan. Daripada merasa suntuk karena menunggu hujan yang tak kunjung reda, Chaeyoung pikir lebih baik ia mendengarkan lagu-lagu favoritnya saja di ponsel.
Kali ini gadis itu bisa mendengar alunan gitar khas musisi Two Feet berjudul Love is A Bitch dan kemudian ia mulai bersenandung pelan agar tidak mengganggu orang lain di dekatnya. Meskipun ia ragu volume suaranya jauh lebih besar daripada suara hujan.
I'm flyin'
I'm flyin' high like a bird
But my fluttering wings can't keep you from pullin' me downKetika ia asyik menikmati lagu tersebut, tak sengaja ia melihat ke arah pintu lift di lobi yang terbuka dan memperlihatkan sosok atasannya yang sepertinya baru saja selesai berbincang di telepon.
Kebetulan sebelum ia turun ke lobi tadi, Chaeyoung memang sempat berpamitan dengan Chanyeol yang sudah kembali produktif bekerja seperti biasanya lagi setelah pria itu absen dari kantor selama hampir 2 minggu sejak mendiang Ayahnya dimakamkan. Pria itu sudah kembali sibuk dan tetap tidak mengatakan hal-hal tertentu yang bisa memberi celah kepada Chaeyoung untuk bisa mendekatinya.
Oh, tentu saja ia tidak akan melupakan rencananya begitu saja. Apalagi mumpung sekarang Jennie sedang berada di luar negeri. Tentu saja tujuannya akan berakhir dengan Jennie mengetahui perselingkuhan Chanyeol dengannya, akan tetapi Chaeyoung tidak bisa bertindak gegabah dengan sengaja menunjukkan perselingkuhan mereka di depan Jennie nanti. Semua harus sesuai dengan rencana dan dibuat sealami mungkin agar Jennie percaya bahwa pengkhianatan suaminya dengan Chaeyoung adalah kenyataan. Tentu saja salah satu cara yang harus ia lakukan sebelum ke menu utama adalah dengan membuat Chanyeol tertarik padanya.
Hah, pria itu sulit sekali didekati. Benar-benar merepotkan, gerutu Chaeyoung dalam hati.
Akan tetapi, apakah ia akan menyerah begitu saja? Oh, tentu tidak. Ia sudah merencanakan semuanya dengan matang dan menyerah sama sekali tidak ada di kepalanya. Chaeyoung akan melakukan apapun untuk membuat tujuannya berhasil dicapai meski itu membahayakan dirinya sendiri.
Tujuan hidup gadis itu adalah membalas semua perbuatan Jennie kepadanya serta Seyoung dulu, bagaimanapun juga Jennie harus merasakan penderitaan mereka. Setidaknya wanita itu harus merasakan sakitnya sebuah pengkhianatan dan derita yang harus dialami ketika orang yang dicintai direbut oleh seseorang yang sangat dipercaya olehnya.
"Chaeyoung-ssi," ia nyaris terlonjak ketika mendengar suara berat itu memanggil namanya. Kini ia melihat Chanyeol berjalan mendekat sembari menenteng tas kerjanya sementara tangannya yang lain berada di dalam saku celana bahan hitam yang dikenakan pria itu. "Kukira kau sudah pulang dari tadi."
Buru-buru Chaeyoung melepas headset-nya dan beranjak berdiri.
"Sajangnim," ia sedikit membungkuk sopan kepada pria itu. Lalu, gadis itu meringis sambil sesekali melihat ke arah luar jendela. "Tadinya memang aku berencana untuk segera pulang, hanya saja saat baru tiba di lobi ternyata di luar baru saja turun hujan. Cukup deras juga sehingga aku tidak mungkin nekat hujan-hujanan. Jadi, aku menunggu di sini dulu sampai hujan sudah reda."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTRESS (Ebook) ✅
Fiksi PenggemarAU. Romance/Angst/Tragedy. 🔞 Sejak awal sudah cukup jelas betapa kokohnya batas pembeda di antara mereka. Ini bukan hanya sekadar harta dan harga diri. Nyatanya tujuan hidup mereka berbeda. Entah apa yang membuat mereka sama. Barangkali hasrat...