Chapter 8: Revenge

1.5K 119 44
                                    

Yes, gue update lagi tapi cuma sampe chapter 15 aja. Total ada 30 chapter (kalo digabung 1 chapter 2-3 scene mah aslinya cuma 13 chapter doang wkwk). Nope, you don't need to vote or comment here, udah cukup yang kemaren-kemaren wkwkwk.
.
.
.
.
.
Hujan mulai turun membasahi jalanan tepat ketika Chaeyoung tiba di gedung perkantoran Park Group. Tampaknya hampir semua orang juga baru tiba di kantor mengingat sekarang adalah hari Senin dan Chaeyoung sendiri sempat terjebak macet di perjalanan tadi. Ini memang bukan lagi hari pertamanya bekerja seperti sebelum-sebelumnya, akan tetapi gadis itu tetap terbilang karyawan baru sehingga ia tidak mungkin memberikan kesan buruk kepada atasannya dengan datang terlambat. Untung saja ia tiba tepat pada waktunya dan semoga saja bosnya itu belum ada di ruang kerja.

Sebelum memasuki lift, Chaeyoung menyempatkan diri untuk ke toilet sebentar demi memastikan kalau penampilannya sama sekali tidak berantakan—setidaknya enak dilihat. Ia memandangi pantulan refleksinya di cermin toilet, untungnya ia tidak kebasahan karena tiba di kantor sebelum hujan turun. Gadis itu menambahkan polesan di wajahnya berupa compact powder serta lasting fix setting spray agar make-up di wajah gadis itu lebih tahan lama. Setelah selesai, barulah Chaeyoung keluar dari toilet menuju lift yang saat itu kebetulan sedang kosong. Mungkin sebagian besar karyawan yang datang bersamanya tadi sudah lebih dulu ke ruangan masing-masing saat ia masih sibuk di toilet.

Ketika ia sudah berada di dalam lift dan hendak menekan tombol untuk menutup pintu lift, bertepatan dengan itu pula sebuah tangan menahan tertutupnya pintu tersebut. Hal itu cukup membuatnya terkejut dan saat pintu kembali terbuka lebar, Chaeyoung seperti menahan napas karena melihat Park Chanyeol, atasannya, segera masuk ke dalam lift sehingga kini hanya ada mereka berdua saja di dalam lift tersebut.

"Kenapa diam saja?" tanya Chanyeol agak heran. "Tekan tombolnya agar kita tidak terlambat."

"O-oh, iya," Chaeyoung merespon dengan gelagapan. Gadis itu menekan tombol di lift tersebut.

Bisa dibilang ini adalah suasana tercanggung yang pernah ia rasakan. Bukan karena tiba-tiba ia menyukai Chanyeol, hanya saja kemarin sempat terjadi sebuah konflik kecil di antara mereka. Tentu bukan konflik yang disengaja, hanya sekadar salah paham karena miskomunikasi. Akan tetapi, Chaeyoung sedikit terkejut lantaran respon Chanyeol yang luar biasa menakutkan. Tentu ia sudah tahu dari Baekhyun dan Jennie mengenai Chanyeol yang tempramen. Tapi, yang kemarin tetap saja tidak bisa ia kendalikan. Jangankan mencoba untuk meredakan amarah pria itu, bahkan Chaeyoung hanya diam saja sebelum keluar dari ruangan Chanyeol dan akhirnya menangis di ruangan gadis itu. Kalau dipikir-pikir, ia lebih cengeng sejak berhenti menjadi pelacur sekarang.

"Berapa lama lagi sebelum rapat?" tanya Chanyeol tiba-tiba.

Chaeyoung melirik jam di ponselnya. "Em, sekitar 20 menit lagi, sajangnim."

"Masih ada waktu," gumam Chanyeol sembari memikirkan sesuatu. Entah apa yang tengah dipikirkan pria itu, hanya saja Chaeyoung cukup tertarik untuk memperhatikan wajah Chanyeol ketika pria itu sedang berpikir keras seperti ini. Setidaknya, sampai secara tiba-tiba pria itu berdiri menghadap ke arahnya dan tentu saja itu membuat Chaeyoung gugup setengah mati. " ... aku minta maaf untuk kejadian yang terakhir di ruanganku."

"Hah?" Chaeyoung menaikkan sebelah alisnya. "M-maksudnya?"

"Aku membentak-bentakmu di ruanganku kemarin dan seharusnya aku tidak melakukan hal semacam itu mengingat kau masih terbilang baru di sini. Seharusnya aku bisa lebih memaklumi jika kau melakukan kesalahan," ujar Chanyeol seraya menatap kedua mata gadis itu dalam-dalam. Cara pria itu menatapnya sungguh membuat kedua kaki Chaeyoung terasa lemas di tempat. "Sepertinya Jennie menganggapmu benar-benar seperti Adik kandungnya sendiri."

MISTRESS (Ebook) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang