33. Terror Berakhir Pilu

13.2K 982 371
                                    

Kamis, 23 Juli 2020

Happy Reading :)

Fiuh... ternyata aku bisa update sekarang...

Dengerin lagu di mulmed dulu sebelum membaca biar siap-siap :)

Jangan lupa komennya di inline... yang kemaren komennya gak aku bales, berarti kalian komennya nggak di inline, jadi ketimbun... yang komen di inline udah aku balesin semua... :)

Gak tahu kenapa dari kemaren rasanya maleeess.... banget ngetik...

Aku ganti foto profil lho... bagus kan?

TODAY'S CHALLENGE: WAHAI KALIAN YANG SUKA NYANYI DI KOMEN, AKU TANTANG KALIAN NYANYI LAGUNYA BLACKPINK YANG HOW YOU LIKE THAT DENGAN PENULISAN YANG BENAR

HAHAHAHAHAHA

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

"Nata mau nambah lagi?" Tanya Cyla. Nata menggeleng. "Enggak Ma. Nata udah kenyang," jawab bocah itu.

Sekarang mereka sedang makan di restaurant milik Raffi, Rossef D'Lisa. Mereka makan di ruang yang terdapat di lantai tiga; lantai khusus keluarga pemilik restaurant.

Tidak sembarang orang bisa masuk di lantai tiga restaurant Rossef D'Lisa. Setiap tamu yang akan memasuki lantai tersebut, mereka harus bersama dengan salah satu keluarga pemilik restaurant.

Pelayan yang mengantarkan makanannya saja tidak sembarang pelayan. Terdapat pelayan khusus yang direkrut oleh Raffi yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi.

Tempatnya pun sangat indah. Lantai tiga adalah outdoor. Langit yang berwarna jingga khas sore hari dengan matahari terbenam adalah atapnya. Pemandangan kota Singapura pada sore hari terlihat jelas dari sini.

"Yakin gak mau lagi?" Tanya Cyla lagi yang duduk di samping Nata sembari mengelus surai hitam bocah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yakin gak mau lagi?" Tanya Cyla lagi yang duduk di samping Nata sembari mengelus surai hitam bocah itu.

Nata mengelus perutnya menunjukkannya ke Cyla. "Sudah penuh Ma, sudah gak muat."

Raffi yang duduk di hadapan Cyla tertawa pelan melihat kelakuan Nata. Menurutnya, hari ini adalah deretan hari paling bahagia di hidupnya. Memang bukan hari terbahagia satu satunya, karena menurutnya hari yang paling bahagia di hidupnya adalah nanti, saat ia mengucapkan ijab qobul dengan nama Casyla Cabella di dalam kalimat tersebut.

"Ma, Nata boleh minta sesuatu nggak?" Tanya bocah itu.

"Boleh. Kamu mau minta apa? Mainan sama tokonya? Rumah yang ada kolam renangnya? Mobil-mobilan lagi atau malah mobil beneran? Bilang aja sama Papa." Bukan, bukan Cyla yang menjawab, melainkan sang Papa dengan nada sombongnya.

Cyla mencibir dalam hati. Rumah yang ada kolam renangnya? Situ aja tinggalnya di mana!

Nata menggeleng samar. "Bukan Pa. Nata pengen bungkusin makanan dari sini buat Kak Naila yang di rumah. Nata juga pengen Kakak ngerasain."

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang