2. SAVE YOU

261 2 0
                                    

"Ibu, kenapa dimensi manusia dan dimensi kita dipisah? Kenapa kita dilarang datang ke dimensi manusia dan kenapa setiap manusia yang datang ke dimensi kita harus dibunuh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu, kenapa dimensi manusia dan dimensi kita dipisah? Kenapa kita dilarang datang ke dimensi manusia dan kenapa setiap manusia yang datang ke dimensi kita harus dibunuh?"

"Karena manusia itu serakah. Mereka selalu ingin lebih, lebih dan lebih. Bahkan setelah semua yang mereka dapatkan, mereka masih merasa kurang dan ingin lebih lagi. Karena itulah, pada akhirnya kita yang harus mengalah dan pergi membangun dimensi kita sendiri"

Mata bulat polos itu menatap penuh sinar membalas sorot hangat ibunya yang menatapnya teduh sambil merapihkan pakaian mewahnya.

"Bu, apa kaum kita dan kaum manusia bisa berbaikan lagi?" Tanyanya lagi dengan nada menggemaskan nan polos.

"Mungkin? Memangnya kamu ingin?" Balas ibunya bertanya. Membuat anak itu terpaku sejenak tidak tau harus menjawab apa.

Melihat putranya yang hanya diam saat ditanyakan hal demikian, sang ibu pun akhirnya mengusap pelan kepala anaknya itu sambil berkata, "kamu tau sayang? Jika kamu ingin, kamu bisa mewujudkannya. Memang prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan seperti yang mereka bicarakan, namun hasilnya mungkin akan sangat memuaskan kalau kamu serius menekuninya. Kamu tau kenapa? Karena kamu istimewa. Kamu terlahir untuk memenuhi harapan itu." Ujarnya lembut memberi senyum hangat menenangkan padanya diakhir kalimat.

Anak itu terdiam sejenak, dia tidak begitu memahaminya. Hanya saja, yang dia tau, ada tugas besar yang harus dia pikul di kemudian hari di atas kalimat itu. Dan sepertinya, hanya dia yang bisa melakukannya.

"Bu, apa ibu ingin hal itu terwujud?"

"Tentu. Semakin cepat semakin baik. Dengan begitu, kita bisa segera menyelesaikan hutang hukuman panjang ini dan kembali hidup dengan teratur tanpa harus merasa khawatir akan apapun lagi dan merasa terancam akan kehadiran mereka lagi."

Dan dengan begitu, pria kecil itu sudah memutuskan dengan seluruh tekadnya untuk mewujudkannya. Tanpa perduli atau mau tau akan jadi seperti apa hidupnya kedepannya.

 Tanpa perduli atau mau tau akan jadi seperti apa hidupnya kedepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMPURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang