"Maksud Lo.. gue superhero gitu?"
"Bukan."
"Tapi lo bilang gue dilahirkan untuk melindungi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama ribuan tahun lamanya. Ya apa namanya kalau bukan superhero?" Ujar Brill lagi. Kekeuh dengan pemikirannya sendiri.
Alex menghela nafas pelan cukup lelah menghadapi Brill saat ini. Padahal sebelum dia sadar sepenuhnya, Brill terlihat sangat manis dan pendiam saat Alex mengobati luka nya menggunakan sihir miliknya. Namun setelah gadis itu sadar sepenuhnya, dia jadi lebih merepotkan dari pada sebelumnya. Manjadi sangat keras kepala, tidak mau disalahkan, dan lebih parahnya lagi, otaknya itu selalu menemukan ide-ide aneh saat mengaitkan sesuatu dengan apa yang Alex ucapkan sejak tadi. Benar-benar sesuatu yang tidak masuk akal dan bersebrangan cukup jauh dengan konteks utama yang mereka bicarakan sejak tadi.
"Anggap ini seperti tugas sekolah yang panjang. Lo tetap harus menyelesaikan nya demi dapat nilai, sesulit apapun itu"
"Kalau begitu gue nggak mau ikut"
"Kenapa?" Tanya Alex menatapnya lelah.
"Karena gue benci sekolah" jawab Brill singkat balas menatap Alex dingin. "Satu-satunya alasan kenapa gue masih bertahan adalah karena gue menemukan sesuatu hal menyenangkan untuk gue lihat setiap harinya sebagai healing untuk semua hal konyol yang harus gue hadapi setelahnya. Dan dia cuma ada di sana."
"Brill.."
"Tapi mungkin nggak lagi. Gue benci fakta bahwa gue udah nggak menyukai dia lagi dan justru jadi risih tiap di dekatnya. Dan apa yang lebih gue benci adalah fakta bahwa saat ini, saat bersama Lo, gue merasa nyaman dan aman. Sama seperti perasaan yang dulu gue rasakan setiap gue berada didekat dia. Walaupun Lo lebih menjengkelkan dari apa yang gue kira" ucapnya menjelaskan. Tatapan dingin Brill perlahan luruh dan tergantikan oleh tatapan damai menenangkan.
Alex tidak langsung menjawabnya, cowok itu terdiam sejenak berusaha mengontrol emosinya sendiri yang mendadak tidak stabil setelah mendengar ucapan Brill barusan.
Memang benar, Brill benar. Alasan kenapa Alex tidak pernah menerima siapapun dihatinya selama ratusan tahun kehidupannya adalah karena dia merasa seperti sudah menyimpan seseorang erat-erat didalam hatinya dalam-dalam. Dia dulunya tidak tau kenapa hal itu bisa terjadi. Namun, setelah dia menanyakan hal ini pada mendiang ibunya, Alex jadi sedikit mengerti mengenai arti dari perasaan aneh yang dirasakannya selama ini. Ibunya bilang, perasaan yang Alex rasakan selama ini adalah bentuk terkuat dari ikatan yang dia miliki sebagai seorang anak yang terlahir dengan takdir istimewa itu. Ikatan yang menghubungkannya dengan seseorang diluar batas dimensi yang siap menemaninya berjuang menyelesaikan tugas mereka bersama. Ikatan yang lebih dalam dari persaudaraan, dan lebih erat dari sekedar cinta biasa. Hanya itu, yang dapat Alex pahami dari pembahasan serius terakhir mereka malam itu.
Dan di malam-malam setelahnya, Alex hanya ditemani sebotol wine dan pekatnya malam ketika dia kembali memikirkan apa yang sebenarnya ibunya berusaha jelaskan, dari arti keterikatan yang mengikatnya begitu kuat, tapi tidak sampai membuatnya sesak karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPURE
Fantasy[BOOK ONE OF WIZARD SERIES] Apa alasanmu dilahirkan? Pertanyaan itu, Brill tidak bisa menjawabnya dengan jelas dan lantang bahkan setelah banyak hal sudah dia lewati dengan seluruh keberuntungan kecilnya. Apa alasannya terlahir di dunia ini? Takd...