Untuk pertama kalinya lagi setelah belasan tahun terlewati, Brill dapat kembali merasakan bangun tidur ternyaman dalam hidupnya. Benar-benar nyaman sampai dia enggan untuk membuka matanya kembali. Namun, segemilir aroma kuat mapple dan citrus memaksanya untuk kembali membuka matanya karena penasaran siapa pemilik aroma menenangkan itu. Dan ternyata, itu hanya bau yang berasal dari lilin aroma yang ditaruh disebelah ranjangnya.
Tapi tunggu, dimana Brill saat ini? Ini bukan kamarnya? Dan kenapa dia bisa tertidur di tempat ini?
Brill memperhatikan benar-benar setiap sudut dari ruangan besar dan mewah itu. Tempat ini seperti asrama namun dibangun khusus untuk perseorangan. Ada satu piano, meja kerja, lemari besar, rak lilin aromaterapi, rak buku berbentuk aneh, lampu-lampu gantung yang juga sama anehnya, dan benda-benda lainnya yang sulit Brill deskripsikan. Seluruh perabot disini terhitung sangat mewah untuk diberikan kepada siswa atau siswi biasa. Ruangan ini sangat berbeda dengan kamar asrama pada umumnya. Terlebih karena cahaya disini sangat redup. Berlainan dengan peraturan sekolah yang melarang siswa-siswi nya meredupkan cahaya kamarnya apapun alasannya.
Ini bukan kamar asrama.
Lalu dimana Brill saat ini?
"Tidur nyenyak, princess?" Brill reflek melirik langsung ke arah sumber suara. Tepat ke arah pintu besar yang menjadi satu-satunya akses masuk yang ada. Disana, Crist berdiri membawa satu nampan bersamanya.
Pria itu langsung masuk kedalam kamar dan membiarkan pintunya tertutup dengan sendirinya. Melangkah dengan langkah yang stabil menuju ke arah Brill. Dengan tanpa ekspresi sama sekali.
"Kenapa gue bisa ada disini?"
Crist tidak langsung menjawabnya. Cowok itu terlebih dahulu menaruh nampan bawaannya ke atas nakas sebelah ranjang yang Brill tempati sebelum kemudian satu jari tangannya bergerak menyentuh kening Brill lembut. Seketika itu juga, cahaya kehijauan menyeruak dalam ukuran kecil dari jari lentik itu sebelum pada akhirnya padam seolah terhisap kedalam kepala Brill. Dan dalam hitungan detik saja, seluruh ingatan yang Brill lupakan kembali teringat seperti putaran ulang film yang cukup cepat. Membuat nafasnya mulai tidak terkendali sampai ingatan itu selesai berputar.
Brill terengah-engah. Air matanya menitik perlahan. Tubuhnya gemetar ketakutan. Dia tidak tau kenapa bisa namun rasanya seperti sesuatu benar-benar menyiksanya saat itu. Dan semuanya benar-benar terasa seperti nyata. Brill takut.
"Puas?"
Brill mengangkat kepalanya kembali menatap pemilik sorot hitam keemasan itu yang sedang menatapnya penasaran namun tidak terlalu kentara.
Satu hal yang Brill benar-benar tau dan pahami mengenai cowok ini adalah, dia sangat pintar memainkan emosi seseorang dan emosinya sendiri. Karena itulah dia bisa membuat orang-orang dengan mudahnya tunduk padanya tanpa perlawanan keras atau pun membuat musuhnya lengah hanya dari kata-kata nya. Benar-benar kemampuan yang hanya menguntungkan untuk pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPURE
Fantasy[BOOK ONE OF WIZARD SERIES] Apa alasanmu dilahirkan? Pertanyaan itu, Brill tidak bisa menjawabnya dengan jelas dan lantang bahkan setelah banyak hal sudah dia lewati dengan seluruh keberuntungan kecilnya. Apa alasannya terlahir di dunia ini? Takd...