14

194 33 1
                                    

Levin Theodorus phillip

"Dia dengan segala kelembutan tutur kata dan sikapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia dengan segala kelembutan tutur kata dan sikapnya."


Pukul 03.00 pagi, aku yang belum juga memejamkan mataku dan memilih untuk duduk di roof top villa milik Papa ini.

Aku yang memandang langit penuh bintang seakan berpikir tentang kehidupan yang tengah kujalani begitu membingungkan, disini membingungkan dalam artian ingin memiliki, namun terhalang oleh sesuatu yang begitu kuat untuk menolak sebuah kebersamaan antar sepasang manusia berbeda iman.

Ku akui, aku mencintainya saat pandangan pertama aku melihatnya.

Mata yang menatapku seakan berteriak untuk membantunya dari segerombolan bajingan yang ingin menyentuhnya.

Saat itu ku akui, dadaku yang mulai bergetar hebat saat melihat bulir air mata yang terus menuruni mata bulatnya, membuat hatiku tergerak untuk menolongnya.

Senyum yang begitu menyejukkan hati, membuatku terus ingin menatap senyum manis di bibir tipisnya.

Arumi Nasya Basyir, seorang muslimah yang berhasil membuatku bertekuk lutut pada kelembutan sikapnya.

Senyum yang begitu indah selalu ia tunjukan saat berbicara denganku.

Gadis pertama yang tidak ingin ku sentuh walau hanya memegang tangannya.

"Arum sayang A' Levin, dari itu Arum gak mau Aa' kecewa."

Seperti itulah katanya setiap kali aku berkata ingin berkunjung kerumahnya untuk bertemu orang tuanya.

Namun kulihat wajah yang selalu menunjukan kesedihan di balik wajah cantiknya saat dia terdiam, entah sedang memikirkan apa atau memang Arum mempunyai sebuah masalah yang membuatnya tidak ingin berbagi denganku.

"Kok begitu?"

"Gak mau berbagi?" Tanyaku saat itu, yang membuatnya menoleh menatapku sembari tersenyum lalu menggeleng setelahnya.

"Arum ndak apa-apa A" 

Setelah menjawab pun, kulihat dia kembali terdiam dan melamun yang membuatku memanggilnya.

"Rum,"

Panggilku, yang membuatnya kembali menoleh padaku.

"Kalo ada apa-apa, ngomong sama Aa' ya?"

"Aa' gak mau kamu sedih." kataku yang lagi-lagi membuatnya tersenyum lalu mengangguk sebagai jawaban.

Entah masalah apa yang sedang Arumi hadapi, yang membuatnya tak ingin berbagi denganku

"A' Levin,"

Panggilnya tiba-tiba, yang membuatku menoleh menatapnya.

"Maafin Arum, ya?" katanya, yang membuatku bingung sembari menaikan sebelah alisku.

ALGHAISAN | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang