Achava Alexandra Belva
"Alghaisan dan segala kelembutan sikapnya."
Angin semilir begitu kencang malam ini, yang membuatku terusik dari tidurku. aku mengerjapkan mataku menyesuaikan cahaya yang menyilaukan mata.
Ku coba membuka mata, ku melihat Alona dan Birru yang tertidur di sampingku. Sedangkan Danish dan Levin tertidur di sofa dengan posisi terduduk menyandar.
Namun tidak dengan seorang laki-laki yang sedang bersujud lalu duduk dengan tangan menelunjuk, lalu setelahnya menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Aga, laki-laki yang sedang melakukan ibadah yang tak ku ketahui itu di pukul 02.00 dini hari itu, terus ku amati dalam diam yang membuat ku semakin penasaran.
Ku lihat, Aga mulai duduk bersila dengan tangan yang memegang tasbih dan bibirnya yang seakan bergumam.
Lalu setelah beberapa menit, aku mulai melihat Aga menengadahkan kedua tangannya di depan dadanya.
Ku mendengar samar-samar namun tak terlalu jelas. Namun pasti, aku menangkap sebuah kalimat yang diucap Aga yang membuatku meneteskan air mata.
"Ya Allah.. jika Achava Alexandra Belva yang engkau tulis di lauhul mahfudz,"
"Maka bukakanlah jalanku dengan jalannya menuju Ridhamu ya Allah, jadikanlah kami salah satu makhlukmu yang engkau restui dan Ridhai."
Kalimat yang entah apa itu, membuat dadaku tiba-tiba sesak setelah mendengar itu, aku mulai menangis, hingga Aga menyadari aku yang terbangun membuatnya menoleh menatap ke arahku.
"Ava?"
Panggilnya, mulai berdiri sembari menghampiriku yang tengah terisak.
"Ada apa?" Tanyanya, mulai memelukku dengan erat.
Aku yang tak mampu untuk berucap karena memang sesak di dalam dadaku membuatku tak bisa berbicara.
Rasanya nyeri dan begitu menyesakkan.
Bisa kurasakan tubuh kekar Aga yang memelukku dengan erat, dan tangan yang mengelus kepalaku dengan begitu lembut itu membuat hatiku sedikit melega.
"Kamu kenapa?" Tanya nya lagi, saat tangisku mereda, aku yang di tatapnya terdiam dengan air mata yang kembali menetes tanpa menjawab pertanyaan Aga.
"Mimpi buruk?" Tanyanya lagi, yang ku jawab anggukan walau aku berdusta.
Ku lihat, Aga yang masih mengelus rambutku dengan sayang, membuatku ku tak ingin kehilangan laki-laki yang berada di hadapan ku ini, ingin sekali aku bertanya perihal permasalahan yang sedang di hadapi Aga, namun aku takut Aga marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAISAN | Lee Jeno ✓
Romansa[SELESAI] Dia anak Tuhan, yang sudah menempati relung hati yang paling dalam. Nb: DIMOHON UNTUK TETAP VOTE DAN KOMEN WALAUPUN CERITA SUDAH SELESAI, TERIMAKASIH🙏 ©10mei2019