Alghaisan Hafiz Thabrani
"Keputusan yang sangat sulit
kuputuskan."
"Nak, kenapa lama sekali?"
Suara seorang wanita ber-kerudung besar memasuki kamar ku. Wanita yang begitu ku sayang dan sangat menyayangiku kapan pun dan dimana pun itu, membuatku tersenyum sekilas saat melihatnya memasuki kamarku dengan senyum hangat miliknya.
Dia, Ibu. suara Ibuku.
Suara yang bagiku begitu merdu itu, membuatku tersadar dari lamunanku dengan mata menatap penampilan ku yang telah rapi memakai jas berwarna hitam terpantul di cermin besar tepat di hadapan ku.
Tangan yang selalu membelaiku dengan kasih sayang itu, kini kembali mendarat di bahu ku sesekali mengelusnya sayang.
"Ibu ndak bisa melakukan apapun yang sudah di tetapkan Bapakmu nak."
Katanya, yang membuatku mengangguk lalu tersenyum. Menampilkan senyum paling terbaik dalam hidupku, untuk menunjukkan pada wanita berharga di hadapanku ini.
Bahwa aku baik-baik saja, walau sebenarnya tidak.
"Alghaisan!"
"Jangan membuat Bapak mu ini malu!"
Suara yang begitu tegas, kini mulai memasuki kamarku dengan sikap wibawa nya.
Siapa lagi jika bukan suara dari kepala keluarga yang begitu kami segani.
"Putri dari Kiyai Basyir paling cocok untukmu,"
"Arumi gadis yang cantik, baik, Sholehah, pintar memasak dan bacaan Al-Qur'an yang tidak dapat di ragukan lagi,"
"Kurang apa dia untukmu, Isan!"
Suara Bapak yang tegas itu, membuatku tak berdaya hanya sekedar melawannya. Karena dari kecil, aku dan bang Fathan selalu di ajarkan untuk selalu menghormati beliau. Seperti para warga pesantren disini yang begitu menghormati Bapak.
Hari ini, adalah hari pertunangan ku dengan Arumi. Gadis yang cantik dan polos putri dari Kiyai Basyir yang di jodohkan denganku, serta putri dari seorang pengurus pesantren dan pendiri pesantren bersama dengan Bapak.
Bapak yang di segani dan di hormati oleh warga pesantren, membuat kesepakatan menjodohkan ku dengan putri sahabat, sekaligus rekan kerja dalam membangun dan mendirikan pesantren Az-Zahra hingga sebesar ini.
Bukan hanya aku, sebelumya bang Fathan, kakak laki-laki ku yang lebih dulu di jodohkan dengan kakak perempuan dari Arumi, yang tak lain putri pertama dari Kiyai Basyir.
Tapi ini berbeda denganku, Abang ku diikatkan dengan putri pertama dari Kiyai Basyir karena mereka sempat diketahui memiliki hubungan yang tak sepantasnya kaum muslim lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAISAN | Lee Jeno ✓
Romantizm[SELESAI] Dia anak Tuhan, yang sudah menempati relung hati yang paling dalam. Nb: DIMOHON UNTUK TETAP VOTE DAN KOMEN WALAUPUN CERITA SUDAH SELESAI, TERIMAKASIH🙏 ©10mei2019