02

332 35 1
                                    

Achava Alexandra Belva

"Dia milikku, namun segudang akan kerahasiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia milikku, namun segudang akan kerahasiaan."



Di negri 1001 masjid ini di mulai. Tepatnya tiga tahun yang lalu, dimana aku benar-benar marah dengan Papa. Orang tua satu-satunya yang aku punya setelah kepergian Mama.

Aku begitu terpukul dengan Mama yang meninggal secara tiba-tiba, dan itu membuat ku tak bisa menerimanya.

Benar-benar tidak bisa.

Disaat aku yang saat itu benar-benar terpuruk dengan kepergian separuh hidupku yang begitu aku sayang, nyatanya, separuh hidupku yang lain terus fokus pada perusahaan-perusahaan nya tanpa mengerti perasaan dan keadaanku yang masih berduka.

Aku marah, tentu saja.

Aku benci dengan Papa yang terkesan tak perduli padaku setelah kepergian Mama.

Jujur, aku sangat membenci Papa saat itu.

Hingga aku memberanikan diri untuk pergi dari rumah, dengan membawa seluruh uang tabunganku dan menerima penawaran dari salah satu temanku untuk mengambil pendidikan di Istanbul, Turki.

Aku yang saat itu sangat membenci Papa, pergi secara diam-diam bersama teman sekaligus sahabat karib ku, Alona Nathania Emery.

"Ava, Lo gak apa-apa kan?"

Kalimat Alona yang masih tersimpan rapi di memori ku itu, betapa khawatirnya seorang Alona padaku saat itu.

Tujuh bulan sudah aku berada di negeri 1001 masjid ini, dengan perasaan yang masih membenci sosok seorang Papa di hatiku. Hingga suatu hari, Alona memperkenalkanku dengan kekasihnya.

Namun saat itu, kekasih Alona tidak sendiri. Dia juga bersama seorang laki-laki dengan tatapan yang selalu menghindari kontak mata dengan lawan jenisnya.

Laki-laki yang menolak menjabat tanganku saat pertama kali itu, membuatku bingung.

Aku sebelumnya tidak pernah menghadapi sikap seorang laki-laki sepertinya.

Benar-benar unik.

Seringnya Alona yang mengajakku menemui kekasihnya di apartemennya, membuatku juga sering bertemu dengan laki-laki itu.

Dia, Alghaisan Hafiz Thabrani. Nama laki-laki itu.

laki-laki yang membuatku penasaran dengan setiap gerak-geriknya, serta laki-laki yang selalu menghindari kontak mata maupun kontak fisik dengan gadis lainnya.

Hingga suatu hari, Alona meminta tolong padaku untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di apartemen Danish, Levin dan Alghaisan.

Ya, mereka bertiga berada di satu apartemen yang sama, sama seperti ku dan Alona, juga menempati apartemen yang sama pula.

ALGHAISAN | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang