Suara knalpot motor terdengar memenuhi area parkiran yang langsung saja menyita banyak perhatian para murid di SMA Adalard.
Banyak para cewek yang memekik dengan tatapan memuja melihat siapa yang sudah datang pagi ini, seperti penyemangat mereka di pagi hari.
"ELBARA! FIX KADAR GANTENG LO GAK PERNAH LUNTUR!!"
Namanya Elbara Geofano Adalard, panggil saja El. Cowok yang hobi sekali menunjukkan motor besar kesayangannya. Sebut saja dirinya sebagai pemegang kendali atas sekolah ini, karena ia adalah cucu kesayangan pemilik SMA Adalard ini. Sosok yang terkesan dingin dan cuek terhadap lingkungan sekitar, justru menjadi poin plus dari ketampanannya saat ini. Semakin ia dingin, semakin gencar para cewek mendekati dirinya. Katanya sih yang dingin lebih menantang untuk dimiliki.
El tidak menghiraukan pekikan cewek yang meneriaki dirinya tadi. Ia cukup fokus membuka helm dari kepalanya lalu menaruhnya di kaca spion. Tidak ada sebuah senyuman pagi yang di harapkan banyak orang untuk dirinya, yang ada hanya tatapan dingin dan datar yang menyeruak kental keluar dari tubuhnya.
Ia menyampirkan tasnya di salah satu bahu, lalu mulai berjalan melewati barisan murid yang dengan tidak ada kerjaan berdiri berjajar di tepi parkiran sekolah hanya untuk melihat kedatangan dirinya. Padahal ia hanya cowok biasa, tidak ada keren-kerennya.
"Kak! Kak Bara!"
Langkah El terhenti kala mendengar suara melengking yang satu-satunya ia izinkan untuk memanggil namanya dengan sebutan 'Bara' bukan 'El', cewek dengan pita merah jambu di kepalanya itu kini dengan berlari heboh ke arahnya sampai berdiri tepat di hadapannya.
"Bekal kakak ketinggalan di rumah, kata mommy aku harus mengantarkannya untuk kakak. Aku pikir Kak Bara sudah datang daritadi, tapi ternyata sama aja kayak hari-hari sebelumnya, selalu datang 10 menit sebelum bel masuk berbunyi. Kak Bara kemana saja?" Ucap cewek itu dengan satu hembusan napas sambil menyodorkan kotak makan ke hadapan El dengan sorot mata sebal.
El mengambil kotak makan tersebut, lalu memasukkannya ke dalam tas tanpa mengucapkan atau menjawab pertanyaan sedikit pun untuk cewek di hadapannya ini.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dengan sorot mata sangat iri. Memangnya siapa yang tidak ingin berada di posisi Alvira Fatyana Adalard yang bernotabene sebagai adik kandung dari Elbara? Cewek cerewet dan banyak tingkah itu merupakan ciri khasnya, sangat berbanding terbalik dengan sifat El. Satu-satunya cewek yang setiap hari bisa bertemu dengan El dan bebas bertingkah seperti apapun bersama cowok itu. Sangat membuat envy.
"Kak Bara, jawab..." Ucap Alvira dengan sebal, ia mengguncang lengan El dengan kuat.
Lagi-lagi El bergeming.
"Yasudah kalau begitu aku nangis aja dan mogok makan mulai detik ini." Ucap Alvira sambil menampilkan wajah sedihnya. Ah ya, sedih yang dibuat-buat. Ia hanya ingin tau rutinitas pagi El yang membuat cowok itu selalu datang telat, itu saja.
"Gue ke kelas dulu." Ucap El sambil mencium puncak kepala Alvira dengan sayang, setelah itu ia meninggal adiknya yang kini sedang menekuk senyumnya, tanpa mempedulikan pekikan tertahan dari banyak cewek yang menyaksikan kejadian tersebut.
El benar-benar tidak bermaksud ingin membuat mereka iri, ia hanya bertindak seperti seorang kakak pada umumnya. Ya tapi ia juga tidak peduli dengan itu semua.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas bertuliskan 12 IPS 2, dan langsung di suguhkan oleh tingkah para sahabatnya yang benar-benar di luar kepala.
"KALAU BAGINDA MENGIZINKAN, SAYA INGIN MENIKAHI PUTRI SARI SAAT INI JUGA." Ucap Mario dengan sangat lantang, mendalami peran sebagai cowok biasa tanpa kekayaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARA [TERSEDIA DI WEBNOVEL]
Teen FictionDI TERUSKAN KE WEBNOVEL DENGAN JUDUL 'ELBARA : MELTS THE COLDEST HEART' terimakasih guys, love you all! "Gray describes my life before you come." Elbara Geofano Adalard Satu-satunya penguasa sekolah yang memiliki sifat dingin dan tidak tersentuh, ke...