Berkumpulnya Lagi

19 3 0
                                    


Selamat membaca!

* * *

  Kejadian sebelumnya akhirnya dapat diselesaikan, itu semua dikarenakan kebetulan ada kamera pengawas restoran yang tepat mengarah ke ujung jalan, dimana itu adalah tempat kejadian perkara. Sejak saat itu bukannya sepi pengunjung, daerah di sekitar restoran tempat Joe bekerja justru terlihat masih sama seperti sebelumnya, tidak sepi sekalipun. Bedanya, kali ini datang beberapa penyelidik yang begitu penasaran mengapa banyak terjadi tindak kriminal di daerah ini. Apalagi dengan banyaknya laporan kejahatan yang tercatat dan telah dilaporkan kepada pihak kepolisian.

Namun sayang beribu sayang, media televisi yang kurang menyorot peristiwa ini juga membuat banyak sekali masyarakat yang tidak tahu menahu tentang aksi kejahatan yang kerap terjadi di kota ini, bahkan di sekitaran mereka. Mungkin itu juga karena di sini hanyalah sebuah kota kecil dengan penduduk yang tidak begitu banyak. Apalagi hampir menyentuh perbatasan kota lain.

* * *

   Hari ini terjadwal tanggal merah karena cuti bersama, dan dua hari setelahnya ada libur perayaan dan juga memperingati kejadian satu Maret. Serangkaian hari libur selalu Joe manfaatkan dengan baik untuk beristirahat, dan bila ada waktu, ia akan menyempatkan untuk berkumpul bersama teman-temannya.

Beberapa hari yang lalu, Joe dan teman-temanya yang lain sudah membuat janji untuk berkumpul sekaligus menginap di rumah salah satu sahabatnya. Pagi ini adalah waktunya Joe unutk mengemasi barang-barang apa saja yang akan ia bawa ke sana. Ransel berukuran sedang disiapkannya, segala perlengkapan ia kemasi termasuk pakaian dan barang-brang yang sekiranya ia butuhkan untuk dibawa.

   Joe telah menggunakan pakaian rapih, kemeja putih bersih yang dipadukan dengan kemeja  berwarna kelabu. Ransel yang berisi barang bawaan di gendongnya, Joe mengambil handphone dari saku celananya, ia dengan santai memesan taksi online untuk dirinya menempuh perjalanan ke rumah sahabatnya. Setelah mendapatkan taksi online, Joe keluar dari apartemennya dengan tak lupa mengunci pintu rapat-rapat. Ia menggunakan lift menuju lobi untuk menunggu taksi yang ia pesan tiba menjemputnya.

Tak perlu lama menunggu, taksi online yang ia pesan dengan plat nomot tertera di layar gadgetnya telah tiba di depan pintu lobi apartemen. Joe mengangkat ranselnya lalu bergegas menuju taksi yang ia pesan. Mobil yang bersih dengan pewangi aroma jeruk yang sudah taka sing dijumpainya.

   "Sesuai aplikasi ya Pak!" kata Joe.

   "Siap Bos! Sesuai aplikasi ya!" Si sopir taksi menanggapinya dengan begitu semangat.

Mesin dinyalakan dan si sopir mulai menginjakkan kakinya pada pedal gas. Mobil pun bejalan dengan kecepatan rata-rata di bawah langit cerah dan cahaya sang surya yang memberikan kehangatannya. Perjalanan yang sangat biasa dan tidak ada hal-hal yang dapat membuat Joe naik pitam, Jalanan landai, serta tidak ada kemacetan sedikit pun. Hanya rambu lalu lintas yang dpat membuat mobil berjalan agak lambat untuk berhati-hati dan juga lampu merah yang dapat membuat mobil berhenti sejenak menunggu giliran.

Joe merasa sedikit bosan karena seperti tidak ada hal yang dapat ia lakukan. Si sopir asyik mengemudi memperhatikan jalanan sambil mendengarkan musik dari radio. Padahal biasanya seorang supir taksi online kerap menanyakan beberapa hal kepada penumpangnya. Entah itu pergi ke mana, ada acara apa, atau sedang ada urusan apa. Hanya kalimat 'sesuai aplikasi ya!' yang terakhir ia dengar dari si sopir. Sisanya hanya si sopir yang bergumam menyanyi sambil mengemudi.

* * *

   Akhirnya Joe sampai di depan kediaman milik sahabatnya, Dellon. Joe turun dari taksi sambil menggendong ransel miliknya, tak lupa ia membayar tarif perjalanan kepada si supir. Joe dan si supir saling berterima kasih satu sama lain. Joe berdiri di depan pagar rumah dellon yang cukup tinggi berwarna cokelat gelap kehitaman. Joe menekan sebuah tombol untuk membunyikan bel rumah., dan lama kemudian, Joe langsung disambut oleh Dellon yang membukakannya pagar lalu mempersilahkannya masuk. Joe berjalan perlahan tepat di belakang Dellon sambil memandangi sekeliling halaman rumah Dellon yang cukup luas.

Our Beautiful World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang