Buatkan Harapan

14 5 11
                                    


   "Hei Noah, Joe! Daripada kalian asik ngobrol berdua, lebih baik kalian bantu aku bawa Patricia ke kamarnya," sela Benedict.

   "Eh? Memangnya ada apa dengan Patricia?" tanya Joe kebingungan.

   "Entah darimana ia bisa membawa tiga botol bir dan menghabiskannya sendirian,"

   "Yaampun benar-benar merepotkan!" desis Joe.

Noah menyeringai lalu mengikuti Joe unutk membantu membawa Patricia ke kamarnya.

* * *

Setelah membawa Patricia ke kamarnya, yang lainnya kembali ke halaman belakang untuk merapihkan bekas pesta barbeque tadi. Masih saja William memandangi langit sejak tadi, sedangkan di sudut lainnya Thomas sedang asik mengobrol bersama Dellon dan Grace. Sementara Joe dan Norah masih di depan kamar Patricia melihat Benedict yang masih ada di dalam kamar Patricia.

   "Kamu itu udah dibilangin jangan minum-minum lagi. Akhirnya malah pingsan kan, tapi kalau udah kebiasaan emang susah sih. Pokoknya sehabis ini aku gamau lagi denger kamu minum-minum!" Joe dan Norah mendengarkan perkataan Benedict dari luar ruangan dan melihat Benedict yang sedang merapihkan rambut Patricia yang berantakan. Setelahnya Joe dan Noah menyusul yang lainnya untuk membantu membereskan halaman bekas pesta. Joe yang sedang bersama dengan Noah serta Benedict mengikuti jauh di belakang berniat untuk menghampiri mereka.

   "Tunggu, Joe! Lihat lah ada bintang jatuh di langit!" ujar Noah sambil menunjuk bintang jatuh yang ia maksudkan.

   "Wah, ayo buat permohonan!" sahut Joe.

Semuanya melihat bintang jatuh itu. Dengan sepenuh hati yang tulus Joe dan yang lainnya kecuali Patricia memandangi langit dengan penuh harapan lalu membuat permohonannya masing-masing. Momen ini mengingatkan Joe kepada masa-masa sekolah dulu, tepatnya pada masa sekolah akhir saat mereka semua masing sering berkumpul.

Apabila menemui hari libur, biasanya Joe dan yang lainnya membuat sebuah janji untuk dapat bertemu. Malamnya kami akan berkumpul di tempat yang terbuka, entah itu di taman, jalanan, dan juga lapangan. Joe dan yang lainnya saling membawa camilan, saling bercerita, saling bertukar pikiran, serta banyak hal menyenangkan lainnya yang dilakukan dan yang tidak pernah ketinggalan yaitu memandangi langit yang penuh dengan bintang. Joe, Dellon, Benedict, Patricia, William, Thomas, dan juga Ingrid.

   Waktu sudah menunjukkan dua jam sebelum tengah malam dan Ingrid belum juga datang. Padahal ia sudah berjanji akan datang walaupun sedikit telat kepada yang lainnya. Hampir tidak pernah Ingrid telat seperti ini, biasanya Ingrid selalu tepat waktu apabila teman-temannya saling berkumpul.

   "Dellon, apa ada kabar dari Ingrid? Sampai larut begini dia belum datang," tanya Joe.

   "Entahlah, mungkin saja dia kelupaan. Ingrid saat ini sudah menjadi desainer terkenal, pastinya ia sibuk sekali dan sulit untuk dapat waktu luang," pungkas Dellon.

Baru saja Joe menanyakannya, berselang lima menit asisten rumah tangga Dellon mengantarkan Ingrid yang baru saja datang ke halaman belakang, tempat kami berada saat ini. Ingrid dengan pakaian menawan dan juga indah dilihat mata berjalan dengan langkah kecil dituntun asisten rumah tangga Dellon.

   "Yo! Sepertinya aku ketinggalan pesta ya?" sapa Ingrid kepada yang lainnya.

   "Wah Ingrid kemana saja kamu? Sampai-sampai semua makannya sudah dihabiskan Patricia loh!" kata Thomas.

   "Hehe, maaf ya semuanya. Harusnya sore tadi aku sudah sampai, tapi aku penasaran buat jalan-jalan keliling di sekitar sini sampai lupa waktu tiba-tiba udah malam aja. Soal makan tenang aja, aku juga baru makan kok di rumah makan murah meriah yang ada di dekat supermarket."

Our Beautiful World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang