Lanjutkan ceritanya!
Selamat membaca!
Ternyata hanya sebuah jalan sempit yang sepi, bau busuk menyerbak hampir di sepanjang jalan. Semua itu karena tempat sampah yang terjajar di sana. Semua sampah itu seperti tidak pernah terjamah oleh para petugas kebersihan kota karena sampahnya yang begitu banyak dan menumpuk. Selain itu, udara di sepanjang jalan ini juga sangatlah lembab dan tumbuh jamur di beberapa tempat.
Seluruh hal yang ditemui membuat Joe dan yang lainnya ingin cepat-cepat melewati jalanan panjang ini dan dengan segera tiba di supermarket. Sangatlah tak terduga, ternyata jalan ini adalah jalan pintas! Perjalanan untuk sampai ke supermarket menjadi dua kali lebih cepat, tidak sampai lima belas menit perjalanan dan pada akhirnya kami sampai di supermarket.
* * *
Sesampainya di supermarket ....
Ketika memasuki supermarket, William dan Patricia mengambil keranjang belanjaan. Lalu, William mengambil daging sapi terbaik serta bumbu pelengkap untuk barbeque kami. William yang mentraktir kami juga mempersilahkan kami mengambil apapun yang kami inginkan, sepertinya kami datang disaat yang tepat karena banyak bahan makanan serta minuman yang mendapatkan potongan harga.
Saat yang sudah mengantri di depan meja kasir, Patricia dan Benedict tiba-tiba datang dengan Benedict yang membawakan keranjang belanjaan Patricia yang penuh dengan berbagai makanan ringan dan juga minuman. Kartu kredit dikeluarkan William dari dompetnya, berjalan keluar melewati pintu supermarket. Benedict, William, dan Joe membawa kantung belanjaan mereka yang begitu berat, dan tidak akan bagi kami untuk melewati jalan sempit itu untuk yang kedua kalinya. Bisa-bisa makanan yang sudah disiapkan memiliki bau tak sedap. Walaupun harus menempuh jarak yang lebih jauh, setidaknya itu lebih baik ketimbang melewati jalan yang dipenuhi bau busuk sampah.
* * *
Crash!
Suara dentuman itu terdengar jelas seperti berada tidak jauh dari tempat Joe dan yang lainnya berjalan. Joe dan yang lain mencoba untuk mendekati asal suara tersebut dan mulai mendekati kerumunan, setelah menembus kerumunan, ternyata suara dentuman tadi merupakan kecelakaan mobil yang baru saja terjadi.Sebuah mobil yang menabrak mobil lainnya. Terlihat dengan jelas kerusakan yang didapatkan mobil tersebut cukup parah yang lainnya langsung mendekat dan berusaha menolong pengemudi yang berada didalamnya. Sementara itu, Joe membawa seluruh barang belanjaan dari supermarket dan William sedang sibuk menelfon ambulans untuk dapat menolong korban kecelakaan tersebut setidaknya korban mendapatkan perawatan yang lebih baik pikir William.
Di tepi jalan diam mengamati , Joe menampakkan wajah tak sukanya dengan tatapan yang begitu dingin. "Sungguh kasihan dunia ini, padahal jelas-jelas ada orang yang membutuhkan pertolongan di depan mata mereka. Tetapi mereka semua malah sibuk merekam video, mengambil foto, bahkan ada yang terlihat sedang melakukan siaran langsung melalui ponsel pintarnya. Ya, semua itu mungkin untuk memberikan informasi. Namun dalam makna lain hanya untuk ketenaran mereka di jagat dunia maya," batin Joe yang begitu kesal.
"Huh ... menjadi ironi karena diriku sendiri kerap melakukannya, Cih!" Joe bergumam sendirian di tepi jalanan.
* * *
Patricia menghela nafasnya lega "Untung saja ya tadi kita cepat menolong orang itu."
"Tanpa koneksi milikku dengan rumah sakit setempat kalian tidak dapat melakukan apapun tau! Mungkin saja orang itu malah tak tertolong." William menyombongkan dirinya.
"Hei lihatlah Joe, ia hanya berdiri diam ditepi jalan. Enaknya menjadi dirimu, padahal tadi kita susah payah ngebantu korbannya bisa keluar dari dalam mobil," keluh Benedict. Tak menanggapi hal tersebut Joe hanya tersenyum tipis kepada Benedict.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beautiful World [END]
Teen FictionBanyak sekali kehancuran yang terjadi di atas permukaan bumi. Tidak ada yang suci, tidak ada yang benar, seolah semuanya ternodai. Egois, ingin menang sendiri, penghasut, menyesatkan, dan keras kepala. Secuil sifat buruk yang dimiliki sebagian makh...