•______________________________•Note:
Beberapa diksi bahasa asing yang aku pakai dalam cerita ini tidak mengandung makna yang sebenarnya.
•______________________________•
✨
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
.
"Apa masih ada seeker disini?"
"Aku." V mengacungkan jarinya tinggi-tinggi.
"Oke, tugasmu malam ini. Manusia dengan kode jiwa 40852. Kecelakaan tunggal. Waktu mati 22 lewat 57 menit."
"Baik."
Lelaki bernama V itu melebarkan sayapnya. Sepasang anggota tubuh yang melekat pada punggungnya dipenuhi bulu legam yang menjuntai lebar saat dibebaskan. Kedua kakinya terangkat ketika sayapnya mulai dikepakkan di udara.
Awan membelah karena dorongan udara yang dihasilkan sayapnya. Tubuhnya menyerong ketika melaju dengan cepat dari atas langit. Sangat cepat, bahkan lebih pesat dari kilat.
Debu-debu di tanah berhamburan ke atas ketika dia mulai menyentuhkan kakinya di permukaan. Lelaki itu kemudian mengatupkan sayapnya.
"Ah, pemabuk." Gumamnya.
Di hadapannya ada sebuah mobil dengan bagian depannya yang hancur. Seorang pria tak sadarkan diri dengan pelipis penuh darah tergeletak kaku depan kemudinya. Botol alkohol kosong berserakan di bangku bagian belakang.Ia mendekat, kemudian menjulurkan lengannya ke ambang dada orang itu.
40852
Benda bulat bersinar seukuran bola tenis keluar dari sana.
Matanya menyirit, "Pantas saja loop-nya gelap."Bukan. V bukan malaikat maut. Dia tidak berurusan dengan hidup mati manusia. Tugasnya hanya mengambil loop dari tubuh manusia yang sudah tak bernyawa, untuk keseimbangan alam dunia. Dia bukan makhluk immortal. Bisa terluka, bahkan mati. Mereka menyebut kaumnya dengan sebutan Aquiver.
••••
"Anda hanya kelelahan. Istirahat yang cukup dan minum obat yang saya berikan akan mengurangi halusinasi anda."
Pria berjas putih itu meletakan stetoskopnya ke atas meja. Memberikan 2 bungkus kantung obat kepada gadis berambut hitam yang duduk di hadapannya.
"Baik dok, terima kasih." Kata gadis itu sambil berdiri dan membungkuk, kemudian melangkahkan kakinya keluar ruangan setelah mengambil kantung obat yang diberikan.
Kakinya mulai melanggang bebas ke jalanan yang kedap akan hiruk pikuk perkotaan. Matanya sibuk menyisiri bangunan menjulang yang memenuhi tiap inch pinggir jalan.
Hingga ia merasakan getaran di samping saku celananya. Gadis itu mengeluarkan benda tersebut dan melihat bagian layarnya.
Jungkook.
Ia menekan tombol hijau bergambar gagang telpon dan menggesernya ke kanan.
"Lili, apa sudah selesai?" Suara pria terdengar dari sebrang sana.
"Sudah. Aku sedang berjalan pulang."
"Apa yang dia katakan?"
"Seperti yang sebelumnya, katanya aku berhalusinasi lalu dia memberiku tablet-tablet pahit ini."
"Haruskah aku carikan dokter baru?"
"Jungkook, kau percaya kan padaku? Aku benar-benar mendengar suara-suara itu. Bahkan aku selalu melihat bayangan hitam di luar jendelaku saat malam hari. Bentuknya besar, seperti memiliki— sayap." ucap Lili dengat kalimat yang sedikit digantungkan pada bagian akhirnya.
"Aku percaya padamu. Yang terpenting sekarang kau istirahat. Kurangi jam kerjamu."
"Baiklah. Apa rapatmu sudah sele— AAAAAAAAAAAAA."
"Lili?!"
Panggilan terputus.
~🌸~
*Noted:
Aquiver dan loop di dalam cerita ini bermakna sebagai bentuk subject dan benda yang aku karang sendiri.
Aquiver— makhluk mitiologi bersayap yang tinggal di atas langit.
Loop— benda bulat bersinar yang ada di dalam jiwa setiap manusia.
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUIVER: My Love from the Tale
Fantasy[on going] Lili kecil sangat menyukai dongeng yang neneknya lantunkan sebagai pengantar tidur. Faktanya, dia adalah tokoh utamanya. •Fan art by: darr