••••"Kau bertemu seorang Hiraeth?! Dan kau bilang sesosok Shadow mengincarnya?!" Ucap lelaki bersurai silver yang berdiri di hadapan V.
V yang melihat responnya tak tau harus bagaimana. Bingung memilih kata yang tepat untuk di sampaikan pada makhluk ber-label Aquiver Leader itu.
"RM, apa yang harus kita lakukan?" Ucap V sambil menatap lelaki itu.
"Kau tahu kan? Jika banyak loop Hiraeth yang diambil, alam bangsa kita bisa musnah."
Loop Hiraeth adalah bentuk keseimbangan. Jika diambil untuk digunakan sebagai keabadian oleh bangsa Aquiver, bumi jadi tidak seimbang. Lebih buruknya, alam bangsa mereka juga akan hilang.
"Satu-satunya cara, kau harus melindungi Hiraeth itu. Dan bunuh Shadow yang sedang mengincarnya." Sambung RM.
••••
Sinar matahari menembus gorden cream jendela kamar Lili, membuat kedua matanya mencelik karena cukup terik.
Selama 14 jam ia tertidur lelap. Dirinya bahkan tampak seperti orang mati tadi malam. Sudah lama ia tidak tidur nyenyak seperti ini, akhirnya merasakannya lagi.Semua ini berkat sahabatnya—Jungkook, sudah menemaninya semalaman. Sejak kemarin sore, Jungkook tidak meninggalkannya sedetik pun. Lelaki itu tidur di sofa ruang tamu, sedangkan Lili di kamarnya.
07:15
"Pasti Jungkook sudah pergi." Mata Lili tertuju pada jam berwarna abu tua yang menempel di dinding.
Ia bangkit dari kasur lalu menarik ujung seprai, meratakan tiap sentinya agar tidak ada lipatan yang tertinggal.
Di atas meja hias, manik Lili mendapati sebuah kertas putih. Ada handphone berwarna hitam di sebelahnya.
"Lili, aku akan pergi bekerja. Aku berangkat sangat pagi karena harus mengambil sesuatu di rumahku. Kau terlihat sangat pulas, aku tidak tega membangunkanmu.
Ohiya, kemarin kau bilang handphone-mu rusak. Pakailah ini. Telpon aku jika kau butuh sesuatu. Aku meninggalkan pancake di dapurmu. Sarapanlah dulu sebelum berangkat kerja.
- Jungkook-mu. "
Tanpa sadar kedua ujung bibir Lili terangkat ke atas. Udara dingin dari air-conditioner di kamarnya mendadak jadi hangat. Lili merasa seperti ada kupu-kupu di dalam tubuhnya.
Sejak mereka berteman di bangku sekolah menengah, Jungkook adalah satu-satunya laki-laki yang bisa membuat Lili seperti itu. Setidaknya sampai saat ini.
Lili kemudian berjalan lurus menuju dapur. Di dalam kepalanya sudah terbayang-bayang pancake yang Jungkook buatkan untuknya.
Matanya yang masih setengah tertutup tiba-tiba terbuka lebar ketika sampai di sana. Bukan pancake buatan Jungkook yang ia dapati. Tapi seorang lelaki bersayap sedang memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.
Menyadari Lili yang melihatnya, lelaki itu kemudian menghentikan kegiatannya, lalu beridiri menghadap Lili.
"Makanan manusia ternyata tidak buruk." Katanya sambil melangkah ke depan. Sayap legam yang terkatup di belakang punggungnya ikut bergerak saat berjalan.
Dari tubuhnya tercium harum yang tidak biasa. Mungkin bau surga.
"Tolong jangan ambil nyawaku. Aku belum siap mati." lirih Lili melangkahkan kakinya ke belakang.
Kemudian laki-laki itu berhenti, lalu tersenyum ke arah Lili, "Aku tidak akan menyakitimu, jangan khawatir. Namaku V."
~🌸~to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUIVER: My Love from the Tale
Fantasy[on going] Lili kecil sangat menyukai dongeng yang neneknya lantunkan sebagai pengantar tidur. Faktanya, dia adalah tokoh utamanya. •Fan art by: darr