••••"Pergilah! Tolong jangan sakiti aku!" Lili kembali berteriak. Dan sesekali melangkahkan kakinya ke belakang. Tubuhnya gemetar, menginginkan makhluk di depannya untuk segera meninggalkannya.
Senyum yang awalnya dipasang oleh V mulai luntur, mendapati Lili yang ternyata terlihat tidak menerima kehadirannya, bahkan sedikit pun.
"Aku sudah bilang, aku tidak akan menyakitimu. Aku justru ingin melindungimu dari sesuatu yang ingin melukaimu."
Lili tersentak dengan kalimat yang baru saja V ucapkan.
Sesuatu yang ingin melukaiku? Seketika ingatan 20 tahun lalu meruak kembali di otak Lili, semua yang neneknya ucapkan sebelum pergi.
"Kau— dirimu bukan manusia biasa. Sesuatu di dalam jiwamu sangat berharga untuk bangsa kami."
Manik Lili lagi-lagi melebar sedetik setelah kata-kata itu keluar dari mulut V, "Bangsamu? Lalu kau pasti menginginkannya juga!"
Kini V yang terkesiap mendengar ucapan Lili. Namun sudah jelas dari awal V tidak menginginkan loop milik Lili.
Lelaki itu tidak mau mengorbankan 30.000 tahun pengabdiannya sebagai Aquiver untuk kemudian dibuang dari langit karena hasrat abadinya.
"Aku tidak menginginkannya. Beribu tahun lalu, bangsa kami membuat perjanjian mengenai itu. Sebagian besar dari kami adalah makhluk baik. Kau bisa mempercayaiku."
"Bagaimana aku mempercayaimu?"
V terdiam sejenak, lalu menggenggam lengan Lili, "Ikutlah denganku."
Lili yang terkejut kemudian berusaha berontak untuk melepaskan genggamannya, tapi V terus menariknya keluar rumah. Gadis itu tak bisa apa-apa selain mengikuti tarikan lelaki itu.
"Lepaskan aku! Kemana kau akan membawaku?!"
"Akan ku tunjukkan padamu, siapa aku sebenarnya." Ucap V sesaat sebelum ia mengibaskan sayapnya. Lalu membawa Lili mengudara dalam dekapannya.
••••
Angin bertiup dari arah utara. Memberikan nuansa sejuk diikuti menggelitikkan ketika awan melewati sela-sela tubuh Lili. Rambut hitamnya melambai-lambai mengikuti arah angin.
Lili tidak percaya dengan apa pun yang ia lihat saat ini. Terbang di atas langit adalah sesuatu yang bahkan melampaui imajinasinya. Terlalu mustahil bagi gadis itu.
Lengan V melingkar erat di pinggang kecil milik Lili. Wajahnya kini sangat dekat dengan pemilik sayap legam itu. Jika pun Lili menengok ke kanan, dapat di pastikan bibirnya menyentuh pipi lelaki kulit pucat itu.
Sepuluh menit sudah mereka terbang di antara awan-awan. Selama itu juga Lili merasa sulit untuk bernapas, entah karena tekanan udara di atas sana, atau karena lelaki tampan di sebelahnya.
Tiba-tiba lelaki itu menengok, membuyarkan manik gadis itu yang semula mencuri pandang wajah sebelahnya. Kepala Lili sontak mundur ke belakang untuk mencegah terjadinya insiden.
"Sudah sampai." Ucapnya.
~🌸~
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUIVER: My Love from the Tale
Fantasia[on going] Lili kecil sangat menyukai dongeng yang neneknya lantunkan sebagai pengantar tidur. Faktanya, dia adalah tokoh utamanya. •Fan art by: darr