02 | First Time

148 31 19
                                    



••••

Lelaki itu bersandar di atas buntalan awan yang dari jauh terlihat seperti kapas. Menikmati waktu paginya dengan mengamati manusia di bawah sana.

Bangsa Aquiver memiliki vision istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bangsa Aquiver memiliki vision istimewa. Dapat melihat sesuatu yang jaraknya bahkan melampaui langit dan daratan.

Hingga maniknya mempoinkan pada satu pemandangan. Seorang gadis berada di tengah jalan dengan ponsel menempel di telinganya. Berjalan lurus tanpa tahu bahaya ingin segera berkata— hai padanya. Dari arah kanan terlihat bus besar melaju dengan kecepatan tinggi.

"Ah yang benar saja. Merusak pagiku."

V mengibaskan sayapnya. Mengakhiri waktu santainya yang sangat berharga itu.

"Kuharap tidak ada malaikat maut yang melihatku." Gumamnya sesaat sebelum melesat turun ke permukaan bumi.

" Gumamnya sesaat sebelum melesat turun ke permukaan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Zaaapppp

Secepat kilat tubuh manusia itu sudah berpindah ke sisi jalan.

Gadis itu kini berada di tungkupan lengan V. Manik cokelatnya melebar melihat sosok yang ada di hadapannya. Makhluk tampan bersayap legam baru saja menyelamatkan nyawanya.

Ia menelan kasar air liurnya, "Apa aku sudah mati?" lirihnya.

V melepaskan gadis itu dari lengannya. Terkejut melihat manik gadis itu mengarah padanya.

"Belum. Tunggu, kau bisa melihatku?"

Gadis itu mengangguk. Napasnya yang terengah-engah dapat terdengar jelas di telinga lawan bicaranya.

"Kau— apakah kau sosok yang selalu datang padaku di malam hari?" Ucap gadis itu dengan tangan yang gemetar terus meremas ujung kaus miliknya.

V diam. Menatap intens gadis itu. Masih menelaah apa yang sedang terjadi. Tidak ada manusia yang bisa melihatnya, seharusnya.

"Bukan. Tapi apa kau sebenarnya?" Tanya V tanpa mengalihkan tatapannya pada gadis itu.

"Aku manusia. Seharusnya aku yang bertanya padamu, kau itu makhluk apa?"

V menghela napasnya berat, "Pergilah ke rumahmu, jangan keluar, kunci pintu rapat-rapat."

Setelah itu V terbang ke udara. Meninggalkan gadis itu dengan jawaban yang tidak diminta, membuatnya diam seribu kata.


••••


"V, dari mana saja kau? RM tadi mencarimu ingin memberikan tugas."

V tersenyum tipis. Membenarkan posisi duduknya sambil membersihkan beberapa helai daun yang menempel pada sayapnya, "Hey Jim, maafkan aku. Pasti kau yang mengerjakan tugasku."

Lelaki bernama Jim itu mengangkat kedua alisnya dengan tangannya menyikap di depan dada. Lalu menciutkan kedua maniknya seketika.

"Kau dari mana? Jangan bilang kau berurusan dengan hidup manusia lagi."

V selalu saja melakukan hal seperti itu. Berurusan dengan manusia yang masih hidup yang mana bukan wewenangnya sama sekali.

"Hm."

"Sudah berulang kali aku bilang padamu, jauhi manusia bernyawa! Kau tahu itu di luar batas kita. Jika malaikat maut melihat, kau bisa dibuang ke bumi sana." tukas Jim.

V diam sesaat. Kemudian balik menatap sahabatnya itu.

"Dia bisa melihatku."

Jim mengerutkan dahinya. "Aku tidak sedang bercanda!" Tegasnya.

"Manusia itu benar-benar melihatku Jim. Loop miliknya— berwarna merah."

Ekspresi Jim berubah. Dia tahu betul apa yang sedang dibicarakan oleh lelaki bersurai gelap di hadapannya. Loop manusia biasa tidak bewarna seperti itu.

"Tidak mungkin, maksudmu dia—" Jim memenggal kalimatnya tanpa melanjutkannya sedikitpun.

V lalu mengangguk, "Benar, Hiraeth.

Dan lebih buruk lagi, Shadow sedang mengincarnya."


~🌸~






*Noted:

Hiraeth di dalam cerita ini bermakna sebagai bentuk subject yang aku karang sendiri.

Hiraeth— manusia dengan loop yang istimewa.



to be continued...

to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AQUIVER: My Love from the TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang