"Woah." Ucap Lili sesaat setelah menginjakkan kakinya di atas kumparan awan.Pemandangan di depannya membuat kepala Lili menggeliat tak tentu arah. Matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan jika yang ia lihat bukan khayalan semata.
"Ini lah tempat tinggalku." Ucap V.V berjalan ke depan bangunan besar yang menjulang. Beberapa spot tertutup kabut karena suhu dingin disana, menyisakan atap-atap runcing yang dari jauh terlihat seperti scene pada film-film fantasi.
Di udara terlihat ada satu, dua, tidak, bahkan puluhan makhluk yang serupa dengan lelaki di depan Lili. Sayap mereka terbuka lebar memenuhi atmosfir udara.
Lili mengekor di belakang V. Matanya tak juga berhenti memandangi setiap sudut dan sisi. Tidak mau melewatkan sedikit pun view yang dapat di tangkap oleh indra penglihatannya.
"Sebenarnya kau itu apa?" Tanya Lili tiba-tiba.
"Kami adalah Aquiver. Tugasku mengambil loop dalam jiwa manusia yang telah mati."
Lili berusaha mencermati perkataan V, sangat sulit dicerna karena kata-katanya terdengar sangat asing. Bahkan tak pernah ia dengar sebelumnya.
Aquiver? Loop? Apa dia mengada-ada? Sergah batin Lili.
"Lalu apa hubungannya denganku? Aku bahkan belum mati."
V yang semula berjalan di depan Lili, kini berhenti. Berbalik arah, lalu menatap intens manik hitam milik Lili. "Kau bukan manusia biasa. Kau adalah Hiraeth."
Kedua alis Lili mengangkat ke atas, benar-benar tidak mengerti apa yang sedang lelaki itu bicarakan.
"Benda bulat dalam jiwamu dapat membuat kaum kami abadi. Mangka dari itu, ada yang berusaha mencelakaimu untuk mengambilnya."
Lagi-lagi Lili teringat perkataan terakhir neneknya saat itu. Kali ini ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di wajah Lili, "Kau bercanda? Benda bulat apa? Aku tidak melihat apa-apa dalam tubuhku."
Tidak ada balasan. V hanya diam menatap Lili datar, karena memang itu adanya.
Lili kini menelan kasar air liurnya, "Tapi kenapa aku dapat melihat hal semacam ini baru-baru ini? Sebelumnya hidupku baik-baik saja."
"Entahlah, seharusnya Hiraeth dapat melihat kami sejak ia berusia genap 10 tahun. Dari rupamu jelas umurmu sudah melampaui itu. Hahaha. Kecuali kau memakai batu hati bangsa elf." Ucap V dengan sedikit tawa renyah. Namun segera berhenti pada akhir kalimatnya ketika melihat ekspresi Lili.
Lili terkesiap. Matanya terbuka lebar. Mengingat gelang pemberian neneknya. Benda yang selalu ia pakai hampir sepanjang hidupnya sejak diberikan padanya.
Batu hati bangsa elf? Benda bersinar yang kupikir white diamond?
"Tidak mungkin. Kau memilikinya? Batu hati bangsa elf?" Tanya V kaget.
Batu hati bangsa elf— lambang dari sacrificed. Merupakan bentuk pengorbanan seorang elf pada manusia yang sedang diambang kematian. Menukarkan hidupnya untuk nyawa manusia fana yang sekarat.
Dapat membuat hiraeth tampak seperti manusia biasa, tidak dapat melihat makhluk mitiologi, sehingga loop merahnya dapat terlindungi.
Lili tidak tau bagaimana neneknya bisa memiliki itu, yang jelas benda itu diberikan padanya, dan sekarang tidak ada.
Lili mengangguk, "dan aku menghilangkannya."
Dua bulan lalu, saat libur musim panas di laut Daegu. Ketika perahu yang ditumpangi Lili dan ibunya terhempas ombak besar hingga terbalik. Semua penumpang yang ada di dalamnya jatuh ke dalam air, termasuk Lili dan ibunya.
Lili berhasil selamat karena ia lebih awal diangkat oleh tim resque, namun tidak dengan ibunya. Selang dua jam pencarian, ibunya baru ditemukan. Terhempas jauh beberapa kilo dari lokasi kejadian. Saat itu laut mengambil nyawa ibunya, dan juga gelang pemberian neneknya.
Itulah awal mula hal-hal aneh terjadi pada Lili.
••••
"Hey, V. Siapa dia?" Seorang lelaki datang dari belakang, mengagetkan V, tak terkecuali Lili.
"Jim, dia Hiraeth yang pernah aku ceritakan." Ucap V.Jim tak bereaksi banyak. Hanya membentuk o pada mulutnya, dan memandangi loop berwarna merah di dada gadis itu.
"Hey! Apa yang kau lihat?!" Bentak Lili sambil membekap kedua tangannya di depan dada.
"Ah~ maafkan aku. Aku hanya melihat loop-mu. Kau memang benar seorang Hiraeth. Namaku Jim, aku seeker seperti V." Ucap Jim tersenyum sambil menyerahkan tangan kanannya.
Lili awalnya ragu, namun ia mengambilnya juga. Menggoyangkan tangannya ke atas dan bawah. "Aku Lili."
~🌸~
Note:
Mulai bagian ini dan seterusnya akan ada cast-cast baru. Sangat dianjurkan untuk bacanya dari awal karena ceritanya sangat terkait dengan part-part sebelumnya, dan akan sulit dipahami jika previous part-nya dilewatkan.
Thank you✨
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUIVER: My Love from the Tale
Fantasy[on going] Lili kecil sangat menyukai dongeng yang neneknya lantunkan sebagai pengantar tidur. Faktanya, dia adalah tokoh utamanya. •Fan art by: darr