••••20 tahun lalu
🌼
"Benarkah nek? Manusia bersayap yang nenek ceritakan itu mengambil jiwa manusia?" Lili menarik ujung seprai polkadotnya, menutupi seluruh tubuh mungilnya, hanya menyisakan bagian matanya saja.
Wanita tua yang duduk di samping kasurnya mengangguk. Menaikkan kacamata yang merosot ke pangkal hidung, yang sedari tadi memburamkan penglihatan di depannya.
"Apa dia mengambil jiwa semua manusia?" Tanya Lili masih penasaran. Gadis berusia 4 tahun itu sangat suka mendengarkan dongeng dari neneknya, walau kadang ujung bahunya bergidik karena ketakutan.
Uhuk. Uhuk. "Tidak sayangku. Beberapa manusia diciptakan berbeda, lebih istimewa. Dari keistimewaan itu, dia memiliki sesuatu yang sangat di dambakan makhluk lain."
"Istimewa? Apa yang membuat mereka istimewa nek?"
"Ah, sudah malam. Besok nenek lanjut lagi ceritanya ya." Wanita itu mengelus lembut rambut hitam Lili.
Uhuk. Uhuk. Sambil sesekali terbatuk, ia berdiri dan berjalan menuju saklar untuk mematikan lampu sebelum keluar dari kamar cucunya.
~🌸~
"Nek? Bertahanlah. Lili tidak mau kehilangan nenek." Lili terisak di pelukan ibunya.
Di hadapan Lili, neneknya terbaring lemah dengan selang infus yang melekat di tangan kanannya. Dadanya naik turun berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dari selang yang ia gunakan.
Tiba-tiba wanita tua itu mengenggam erat lengan Lili. Memberikan sesuatu pada telapak tangan gadis itu. Sebuah gelang perak dengan white diamond pada bagian tengahnya.
"Pakailah ini Lili, jangan pernah kau lepaskan. Jika kau melihat manusia bersayap, larilah. Ingat, jangan percaya pada mereka."Itulah kata-kata terakhir yang keluar dari mulut wanita tua itu kepada gadis berusia 4 tahun di depannya. Kesedihan yang dirasakan Lili sangat mendalam karena kehilangan salah satu orang yang sangat disayanginya.
🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUIVER: My Love from the Tale
Fantasy[on going] Lili kecil sangat menyukai dongeng yang neneknya lantunkan sebagai pengantar tidur. Faktanya, dia adalah tokoh utamanya. •Fan art by: darr