Malam kali ini tampak panjang sekali, mata bengkak, hidung merah dan rambut berantakan adalah bentuk wajahku pertama kali ku lihat di depan cermin.
Semalam suntuk aku menanggis, ah cenggeng sekali aku. Bukan pertama kali aku begitu, hari-hari lalupun aku sering menghabiskan malamku dengan tangisan.Mungkin ini karma bagiku, yang tak pernah bersyukur atas apa yang kuterima selama ini. Kurang bersyukur atas kesehatan yang diberikan, tetap saja mengeluh dengan berbagai alasan. Apakah aku masih bisa disebut sebagai hamba-Nya jika selama ini aku tak mampu berterima kasih?
Hari ini, aku memutuskan untuk kembali ke perantauan. Meskipun jatah liburku masih banyak, namun aku tetap ingin kembali kesana. Aku memiliki ketenangan dalam kesendirian, tanpa mendengar suara-suara menyakiti dan bisik-bisik yang membuatku semakin sedih.
Aku balik ke perantauan sekarang, jemput aku di pelabuhan bisa?
Pesan singkat ku kirimkan pada dia, yang mungkin dia akan jadi orang pertama yang menjadi tempat pertamaku untuk mengeluh atau bercerita tentang liburanku.
Oke, nanti chat aja kalau udah sampai.
Tanpa menunggu lama, balasan pesan sudah muncul di ponselku. Kuraih tas ranselku, lalu berpamitan pada ibuku dan adikku.
"bu, aku berangkat dulu ya, ada laporan yang harus aku kerjakan" pamitku pada ibu, ku raih tangannya dan kupeluk erat karna setelah ini aku akan menyimpan rindu yang paling dalam, rindu yang entah kapan bisa lunas, rinduk akan segala ceramah panjang jika aku terlalu tidak bisa diatur, dan tentu akan rindu bercerita dengannya.
"hati-hati disana, jaga kesehatan, jangan lupa sholatnya" ucapnya dengan membalas pelukanku, menyalurkan semangat pada jiwaku.
Aku melihat sekitar rumahku, menitipkan separuh hatiku pada rumah tak begitu mewah.
Aku pamit untuk sebentar, dan akan ku bawa pulang cerita serta kebahagiaan.
***
Kamu sampai mana?
P
P
P
Aku sudah sampai di pelabuahan
Posisi dimana?Banyak pesan teks yang dikirimkan ray padaku, ya karna pagi tadi aku meminta ray untuk menjemputku di pelabuhan.
Setelah turun dari kapal, mataku mencari sosok ray. Sulit memang menemukan dia, karna banyak orang yang menjemput atau yang akan persiapan berangkat.
Setelah 5 menit berjalan menyusuri pelabuhan, aku menemukan sosok ray duduk diatas motor merahnya.
Aku segera berlari menemuinya."hey, nunggu lama ya?" tanyaku ketika sudah berada di sampingnya.
"satu jam aku rela kepanasan disini cuma buat nungguin kamu, dan kenapa ponselmu tak bisa dihubungi? Kan bikin repot aja" gerutunya kesal.
Melihatnya sambat kek gini, aku jadi gemas. Ah benerapa hari ini aku merindukan dia."ngak papa kan kamu udah biasa nunggu, dan untuk ponsel, emang sengaja aku matiin" cengirku
"tapi ini panas, haus, bikin kulitku tambah hitam saja. Kenapa balik sekarang? Bukannya masih lama liburnya?"
"nanti maskeran deh, biar glowing gitu. Kangen kamu sih jadi balik sekarang" ucapku asal.
"coba lihat sini" ray menarik paksa wajahku untuk menghadap ke arahnya, mata tajamnya menatapku.
"tuh kenapa mata bengkak gini?" tanyanya
"nanggis karna mau balik kesini" ucapku asal, dan nyatanya rey percaya dengan apa yang aku ucapkan.
Akupun segera naik dijok belakangnya, menatap punggung rey yang begitu tegap, dan katanya sandarable gitu.Kami berjalan dengan pelan, entah mengapa aku selalu senang dibonceng. Kami saling diam, saling berbicara dengan pikiran masing-masing, saling memberikan ruang agar semesta tahu tentang kalimat yang diucapkan oleh hati kami.
Aku melihat sosok yang ada didepanku, tanpa sadar seulas senyum terbit. Entah mengapa aku bisa kenal dia, bagiku dia anugrah terindah dari tuhan karna sebelumnya aku tak pernah berfikir untuk bisa sedekat ini dengannya.
Dan terima kasih untuk segala hal yang pernah ada dihidupku."sudah sampai mbak" ucapnya meniru mas-mas ojol.
"terima kasih mas" balasku mengikuti permainnnya
"jangan lupa bintang lima ya mbak"
"bintang kejora aja gimana?"
"mana ada bintang kejora, yang ada kamu bintang dihatiku" gombalnya
"sae ae kamu kang krupuk, mampir ngak?" tanyaku padanya.
"ngak usah, aku mau ke kos aja. Mau tidur kemarin habis main volly, jadi capek" pamitnya lalu meninggalkan tempatku.
Setelah ray pergi, aku masuk ke kamar untuk membereskan barang-barangku yang berserakan. Selesai membersihkan kamar aku bergegas membersihkan diri dan beristirahat. Cukuplah untuk rebahan sebantar.
***
Pada hari dimana kita berpisah, apakah kau sudah melupakan aku? Atau hanya aku yang masih mengingat kenangan kita, setiap lengkung senyummu, setiap hangat genggaman tanganmu dan setiap dekapan yang mampu kau tenangkan untukku?
Aku masih teringat jelas tuan, bahwa kau masih menjadi penghuni hatiku.Aku menutup buku catatan yang sudah menemaniku beberapa tahun ini. Yang menjadi saksi setiap perasaanku.
Kruukk
Ah sepertinya aku melupakan mengisi nutrisi untuk cacing-cacing dilambungku. Kuraih sweater dan bergegas mencari tempat makan terdekat.
"eh" kagetku melihat ray, sudah nangkring di depan pagar.
"ngapain kesini?" tanyaku penasaran, pasalnya kali ini aku tidak menghubunginya untuk menjemputku.
"tadinya mau jemput kamu, anak-anak ngajakin ngopi. Eh kamu peka dan udah muncul aja" jelasnya.
"oh gitu, tapi beli makan dulu ya aku belum makan soalnya" ajakku pada ray.
"nanti ditempat ngopi ada mie kok"
"ngak, pokoknya aku makan nasi. Ngak mau makan mie" ketusku
"iya iya, gitu aja ngambek"
Kamipun akhirnya beli makan terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat yang telah dijanjikan oleh anak-anak.
"tuh dia, arsen sama nisa udah datang, kita mau pulang kalian baru datang" ucap lilo temanku dan juga teman ray.
"masih beli makan dulu" ucap ray
"wah pantes lama, janjian jam berapa datangnya jam berapa"
Kamipun larut dalam obrolan-obrolan singkat, entah membahas dosen yang menjengkelkan atau membahas meme yang sedang viral.
"kalian loh cocok se, kenapa ngak jadian aja" cerocos lala, teman seangkatan denganku.
"tuh lihat bajunya aja udah couple gitu, kemana-mana barengan, kan jadi tambah gemes kalau kalian jadi pasangan gitu" tambahnya lagi.
Aku melirik sweater yang aku gunakan berwarna navy sama persis dengan kaos yang dipakai sama ray, ah sial, kenapa aku tidak menyadarinya?
"akan lebih gemes jika kita tetap seperti ini, ya ngak ray"
"iya dong, saling sayang dan saling takut kehilangan" ucap ray disertai rangkulan pada pundakku.
"memang pasangan aneh"
***
Terima kasih sudah mau mampir,
Jangan lupa kepoin ig author @anisanl07
KAMU SEDANG MEMBACA
Superindui Cupientes
RomanceKarna aku selalu berdoa agar kita tetap berdampingan. superindui cupientes~