Beberapa hari berlalu setelah batal pergi ke Bali. Aku sudah melakukan aktivitasku seperti biasa, bangun, mandi, makan, tiduran. Ah dasar kaum mager. Bulan ini sekolah libur tengah semester, jadi aku bisa scroll tiktok sepuasnya huahhahaah.
Tiba-tiba mama selaku ibunda tercinta memanggilku dari ruang tamu, "Y/N!!!! Jangan tiduran aja!!!" Aku menggeret kakiku dengan malas dan berjalan ke ruang tamu. "Iya ma..." kataku dengan nada capek. Dari tadi juga udah sapu, ngepel, dll. Baru mau baring sebentar, eh disuruh lagi.
"Maa, capek ma... Kamar udah ku beresin kok..." jawabku. Mamaku memasang raut tak setuju,"Dari tadi pagi mama liatnya kamu pegang HP terus. Taruh dong HPnya. Keliling kompleks sono!" Haduh... Maksudnya sih baik ya, apalagi setelah diisi lemak selama Covid. Tapi ya magerr lahhh...
Mau nggak mau aku jogging keliling kompleks rumah. Tak lupa bawa earphone untuk denger musiknya Billie Aylis. Aku mengambil sepatu sekolah hitam bekasku dan mengikatnya. Lalu membuka pagar rumahku, bersiap untuk jogging. "Yuk, y/n, jangan males-males deh, siapa tahu dilirik Hiddleston." batinku. Hih dasar aku, halu.
~~~•~~~
Keringat sudah memenuhi mukaku. Lagu terakhir di playlistku, Xanny, udah hampir selesai. Luas uga komplekku, jarang banget sih keliling sini.
Aku bersandar di pohon di pinggir jalan. Kalau mau balik rumah kan jauh, istirahat dulu bentar lah disini. Aku duduk di batu bata dibawah pohon ini. (*u know batu bata yang di pinggir jalan itu lho, yang biasanya di cat pas agustusan XD) Aku menunggu nafas cepatku mereda, sambil mengelap keringat dan mengikat rambutku yang berantakan.
Aku kembali menscroll Spotify, siapa tahu ada podcast yang bagus. Sebagai penggemar multitasking, aku suka mendengarkan podcast untuk menghemat waktu.
Hmmm... Kelihatannya sudah kudengar semua deh. Tiba-tiba muncul satu episode podcast bertuliskan Tom Hiddleston Interview. Ehh??? Pas banget. Lagi capek gini mending ndengerin suara khasnya Tom yang menenangkan.
Aku mulai mendengarkan podcast itu. Tebakanku benar, suara Tom Hiddleston membuatku tenang. Seru sih interviewnya, meskipun itu membuat orang yang lewat heran kenapa aku tersenyum sendiri. Aku menutup mataku dan menikmati podcast itu.
"Good morning!" kata seseorang kepadaku. Aku yang keasyikan dengar podcast tidak menyadari tangan yang dilambaikan didepan mukaku.
"Hello there!" katanya lagi.
"Hmm?" gumamku sambil melihat ke depan.
Itu-
Itu-
Itu-
Kan-
Kan-
Kan-
Kan-
Tukang sapu.
(*nungguin ya? XP)
"Iya, mas." balasku. Tumben bisa bahasa Inggris.
Dia meneruskan, "Iya neng, cuma mau bilang, itu siapa ya? Kok ngeliatin neng dari tadi." Spontan aku melihat orang yang ditunjuknya.
Orang itu memakai jas hitam dengan celana panjang formalnya. Tubuhnya tegap dan jauh lebih tinggi daripada aku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, dia berdiri sangat jauh.
"Itu lho, neng. Siapa itu?" lanjut tukang sapu.
Orang itu menoleh kepadaku.
Hahhh?!?!!
Itu-
Itu-
Itu-
Itu-
Kan-
Kan-
Kan-
Pak satpam kompleks.
"Mas ngerjain saya ya?" tanyaku setengah jengkel setengah ngakak. Tukang sampah itu lewat dengan lidah menjulurnya seakan tak bersalah.
Aku melihat lagi satpam yang menatapku. Aku menyipitkan mataku dan melihatnya balik. Kok rasanya dia tidak melihatku ya? Rasanya kok dia liat-
"He's so good-looking, right?" kata orang di sebelahku. Aku spontan menoleh.
Suara itu.
Dia.
Kan.
TOM HIDDLESTON?!?!??
~~~•~~~
maap part ini author ngeselin ya 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiddleston - Imagines
FanfictionBagaimana kalau orang di depanmu itu benar-benar Thomas William Hiddleston? Kamu, seorang Hiddlestoners yang mengaguminya sejak lama, melihat sosok seorang Tom, menoleh kepadamu. "Ini bukan mimpi kan?" Bagaimana reaksimu?