“Apa kau ingin kembali ke masa lalu?”
Doyoung terbangun dari tidurnya. Mimpi itu lagi, batinnya. Dia mengacak rambutnya lalu termenung. Sudah tiga malam berturut-turut dia mendapatkan mimpi yang sama. Doyoung tidak melihat apapun di mimpinya, yang dia dengar hanya suara yang bertanya padanya.
Berusaha tak acuh, Doyoung bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Hanya butuh waktu setengah jam sampai Doyoung siap.
“Padahal baru saja aku akan membangunkanmu.” kata Jeno yang melihat kakaknya turun dari tangga. Dia menyerahkan segelas kopi pada Doyoung.
“Terima kasih.” kata Doyoung. “Sereal?” tawar Doyoung yang dijawab anggukan oleh Jeno.
Doyoung meletakan gelas kopinya lalu berjalan menuju kulkas. Dia mengambil susu dari dalam kulkas, sedangkan Jeno sudah mengambil kotak sereal yang diletakan di dalam lemari dapur.
“Apa kau ingin kembali ke masa lalu?”
Doyoung menghentikan aktivitasnya menuang susu ke dalam mangkuk berisikan sereal. “Kau bilang apa Jeno?” tanya Doyoung.
Dengan wajah bingung, Jeno mengangkat bahunya. “Aku tidak mengatakan apapun.” kata Jeno.
Doyoung terdiam. Aneh. Dia sangat yakin bahwa dia mendengar suara dan suara itu persis seperti suara yang menghiasi mimpinya tiga hari terakhir ini.
“Hyung, kau baik-baik saja?” tanya Jeno. Dia khawatir karena kakaknya itu hanya terdiam.
Doyoung menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir semua hal aneh yang ada di pikirannya. “Aku baik-baik saja.” kata Doyoung. “Cepat makan sarapanmu, setelah itu aku akan mengantarmu ke tempat latihan.” kata Doyoung.
“Tapi mobilmu sedang ada di bengkel kan.” kata Jeno mengingatkan.
Doyoung meringis. “Kau benar. Kenapa aku bisa lupa?”
“Hyung, kau benar baik-baik saja? Kau tidak seperti biasanya hari ini.” wajah Jeno semakin cemas memperhatikan tingkah laku Doyoung hari ini.
"Entahlah. Mungkin aku hanya lelah." Kata Doyoung.
"Hyung istirahatlah jika kau lelah." Kata Jeno. Pekerjaan Doyoung sebagai salah satu tim kreatif di perusahaan periklanan membuatnya sibuk, apalagi saat dia mendapatkan proyek baru.
Doyoung hanya tersenyum sambil mengacak rambut adiknya. "Iya, aku mengerti. Sekarang habiskan sarapanmu, setelah itu kita pergi ke halte bus bersama."
***
Doyoung baru saja turun dari bus saat tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.
"Hei." Sapa orang itu pada Doyoung.
Doyoung mengerutkan keningnya. Dia tidak mengenal sosok pria yang memakai hoodie warna abu-abu di depannya. "Maaf, apa aku mengenalmu?" Tanya Doyoung ragu.
Pria itu tertawa kecil. "Bisa jadi." Katanya.
Doyoung menyipitkan matanya. "Permisi." Katanya seraya berjalan melewati pria itu. Doyoung pikir dia hanya orang iseng yang tidak punya kerjaan.
"Apa kau ingin kembali ke masa lalu?"
Perkataan itu sontak membuat Doyoung berhenti dan berbalik menoleh ke arah pria yang menghadangnya tadi.
Pria itu kini tengah tersenyum menatap Doyoung. "Makanya, jangan mengabaikanku dulu." Katanya.
"Apa yang barusan kau katakan?" Tanya Doyoung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[JaexDoxTae FANFIC] Sun & Moon (FIN✅)
Fanfiction[COMPLETED] Tanpa adanya matahari, maka bulan pun akan redup