"Nyonya Park." panggil Doyoung pada nyonya Park yang sedang berada di taman.
"Oh Doyoung. Ada apa?" tanyanya.
Doyoung perlahan mendekati nyonya Park kemudian berjongkok di sampingnya. "Apakah nyonya mengenal pria itu?" tanya Doyoung sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Taeyong yang sedang menjemur selimut dan seprai.
"Tentu saja. Dia Lee Taeyong. Aku belum pikun." jawabnya sambil terkekeh.
Doyoung mengusap tengkuknya canggung. "Bukan begitu maksudku nyonya Park. Aku hanya ingin memastikan sesuatu." kata Doyoung. "Saat nyonya Park masuk ke sini, apakah dia sudah ada?" tanya Doyoung.
Nyonya Park mengangguk. "Ya, dia sudah ada. Kalau tidak salah waktu itu dia masih baru." jawab nyonya Park. "Apa yang sedang kau pastikan sebenarnya?"
Doyoung dengan cepat menggeleng. "Tidak, bukan sesuatu yang penting." jawabnya sambil tersenyum. "Oh iya, anda mau pergi ke kamar sekarang? Biar ku antar." kata Doyoung.
"Aku masih mau di sini. Kau kembalilah ke dalam." kata nyonya Park yang dijawab anggukan oleh Doyoung.
Doyoung menghela nafas saat dia sudah berada di dalam bangunan. Nyonya Park adalah orang ke dua belas yang dia tanya tentang kehadiran Lee Taeyong. Dan semua orang menjawab bahwa mereka memang sudah lama mengenal pria itu. Apa di sini memang yang salah itu dirinya?
"Hei, kau sedang apa melamun di sini? Kalau sakit, pulanglah."
Panjang umur. Pria yang sedang dipikirkan Doyoung malah muncul di depannya kini dengan membawa dua ember yang dia pakai untuk menjemur tadi.
Bukannya menjawab, Doyoung malah memperhatikan Taeyong dari atas sampai bawah. Berusaha mengamati, apakah dia ingat sesuatu tentang orang yang ada di hadapannya ini.
"Kim Doyoung? Apa yang kau lakukan?" tanya Taeyong. Tak kunjung mendapat jawaban dari Doyoung, Taeyong menghela nafas kemudian mendekatkan dirinya pada Doyoung.
"Kau pasti kebingungan kan? Temui aku setelah makan siang di ruang ganti, aku akan menjelaskannya." kata Taeyong, kemudian dia pergi.
Doyoung mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha mencerna perkataan Taeyong. Kali ini dia yakin bahwa memang ada yang salah. Walaupun Doyoung sedikit takut, tapi dia akan menemui Taeyong di ruang ganti setelah makan siang ini.
***
Doyoung mengintip dari celah pintu ruang ganti yang belum terbuka sepenuhnya.
"Aku sudah di sini, masuklah." suara Taeyong membuat Doyoung terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.
"Katakanlah di sini. Bagiku kau masih seorang penguntit yang mencurigakan." kata Doyoung.
Terdengar helaan nafas dari mulut Taeyong. "Aku tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Kemarilah, atau orang akan mendengar percakapan kita." kata Taeyong.
"Kenapa orang lain tidak boleh mengetahui apa yang akan kau bicarakan?" tanya Doyoung.
"Kau mau aku menceritakannya atau tidak? Jika kau seperti itu, hiduplah dengan rasa penasaran selamanya tentang siapa aku." kata Taeyong tak acuh.
Doyoung mendecakkan lidahnya. Dia tidak mau juga dianggap aneh oleh orang lain di sini, padahal dia merasa yang lainnya lah yang bersikap aneh. Akhirnya Doyoung masuk dan menghampiri Taeyong yang sedang duduk di bangku depan loker.
"Jadi siapa kau?" tanya Doyoung.
"Aku Lee Taeyong."
"Apakah kau orang yang sama dengan orang yang mengikutiku kemarin di halte bus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[JaexDoxTae FANFIC] Sun & Moon (FIN✅)
Fanfiction[COMPLETED] Tanpa adanya matahari, maka bulan pun akan redup