9. Should we?

773 126 5
                                    

Yahooo, enjoooyyyyy

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

****

Jaehyun mendengar bahwa Doyoung tidak mengikuti kuliah karena tidak enak badan. Berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari Kun, Doyoung berada di ruang kesehatan saat ini. Dengan mudahnya, Jaehyun menemukan Doyoung yang sedang meringkuk membelakanginya.

Seketika rasa khawatir menyelimuti Jaehyun saat dia mendengar isakan dari mulut Doyoung. Tanpa pikir panjang, Jaehyun segera menghampiri Doyoung.

"Hei, ada apa? Apa ada sesuatu yang sakit?" tanya Jaehyun sambil mengelus pundak Doyoung.

Doyoung berbalik dan menemukan Jaehyun dengan wajah khawatirnya. Melihat wajah Jaehyun, Doyoung semakin menangis. Jaehyun segera menarik Doyoung ke dalam pelukannya.

"Ada apa, eoh? Ceritakanlah padaku." kata Jaehyun lembut.

Doyoung menggeleng pelan. "Aku... aku hanya pusing." kata Doyoung.

Jaehyun mengecek suhu tubuh Doyoung dengan menempelkan tangannya pada dahi Doyoung. Memang sedikit demam, pikir Jaehyun. "Makan ya. Aku belikan dulu, setelah itu minum obat." kata Jaehyun.

Doyoung menggeleng lagi. "Cukup temani aku di sini. Jangan kemana-mana." kata Doyoung.

Sebenarnya Jaehyun sadar ada yang Doyoung sembunyikan darinya. Namun dia tidak ingin memaksa Doyoung untuk menceritakannya. Dia ingin Doyoung sendirilah yang akan bercerita dengan sendirinya. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah memeluk Doyoung yang masih setia dengan isakannya.

***

Taeyong melihat semua itu. Dia hendak menemui Doyoung yang ada di ruang kesehatan. Namun langkahnya terhenti saat dia melihat Jaehyun masuk ke sana.

Hatinya terasa nyeri melihat Doyoung yang menangis di pelukan Jaehyun. Taeyong bisa melihat bagaimana Doyoung tidak ingin kehilangan Jaehyun untuk kedua kalinya.

"Bagaimana langkahmu sekarang?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Taeyong.

Taeyong tak bergeming sama sekali. Dia sudah merasakan hawa kehadiran Yuta sejak tadi. "Bukan urusanmu." kata Taeyong sambil beranjak pergi meninggalkan Yuta.

"Tentu saja ini urusanku." kata Yuta membuat langkah Taeyong terhenti. "Sudah berapa kali kau melakukan ini hanya untuk seorang Kim Doyoung? Apa perlu ku ulangi?"

"Sudah ku bilang jangan ikut campur. Doyoung adalah urusanku." kata Taeyong.

"Aku peringatkan sekali lagi. Jika kau mengacau kali ini, kuburlah impianmu untuk menjadi manusia seutuhnya. Kau bisa merusak keseimbangan dunia lainnya jika kau melakukannya lebih dari tiga kali." kata Yuta dingin.

Taeyong menghela nafas frustasi. Semuanya memang berawal dari keinginan Taeyong untuk menjadi manusia. Sebenarnya ibu Taeyong adalah manusia dan Taeyong bukanlah seorang makhluk astral seutuhnya. Taeyong memutuskan untuk menemui ibunya dan menjadi manusia. Tugas terakhir yang harus dia lakukan adalah membuat seseorang memperbaiki penyesalan di masa lalunya.

Dan berakhirlah Taeyong yang bertemu dengan Doyoung.

Sialnya, Taeyong jatuh cinta pada Doyoung. Bisa dikatakan, ini ke tiga kalinya Taeyong membawa Doyoung ke masa lalu yang berarti dia sudah membuat tiga dunia paralel hanya untuk Doyoung.

Percobaan pertama dia gagal membantu Doyoung karena Doyoung memilih untuk menyelamatkan Jaehyun dan berakhir pada Doyoung yang menghilang dari kenangan semua orang.

Padahal setelah percobaan pertama, Taeyong bisa saja mengganti targetnya. Namun dia kembali memilih Doyoung. Untuk kali kedua, Taeyong kembali gagal karena Doyoung memutuskan untuk menggantikan Jaehyun. Ya, di percobaan kedua, Doyoung meninggal menggantikan posisi Jaehyun.

Dan ini adalah percobaan terakhirnya. Kesempatan terakhirnya untuk membantu Doyoung dan menjadi manusia seutuhnya. Taeyong tak ingin gagal. Dia ingin menjadi manusia untuk bertemu dengan ibunya. Dan juga dia ingin menemui Doyoung sebagai manusia biasa.

"Akan ku pastikan ini yang terakhir." putus Taeyong seraya meninggalkan Yuta.

***

Jaehyun membantu Doyoung turun dari mobilnya.

"Jika ada apa-apa segera hubungi aku ya." kata Jaehyun sambil memeluk Doyoung ringan.

Doyoung hanya mengangguk kecil.

"Jangan sedih. Kalau minggu ini kita pergi ke taman bermain bagaimana? Kau mau kan?" ajak Jaehyun.

Rahang Doyoung mengeras. Dia hanya terdiam mendengar ajakan Jaehyun.

"Kenapa? Kau tidak suka?" tanya Jaehyun.

Doyoung menatap wajah Jaehyun yang terlihat kecewa. Kemudian dia menggeleng. "Tidak. Aku suka." jawab Doyoung pelan.

Jaehyun kembali tersenyum. "Baiklah. Aku jamin kau akan bersenang-senang disana. Sekaligus ini akan menjadi kencan yang tak akan pernah kau lupakan." kata Jaehyun.

"Kau benar Jae. Aku tidak bisa melupakannya sama sekali." lirih Doyoung dalam hati.

"Nah sekarang kau masuk ya. Minggu nanti jika kita langsung bertemu di taman bermain tidak apa-apa kan?" tanya Jaehyun.

"Tidak apa-apa. Kita bertemu di sana saja." kata Doyoung.

Jaehyun kembali tersenyum kemudian memeluk Doyoung. "Makan lalu istirahat ya. Sampai nanti." kata Jaehyun.

Doyoung hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Dia masih berdiri di depan gedung apartmentnya sampai mobil Jaehyun menghilang dari pandangannya. Saat itu juga Doyoung kembali menangis. Rasanya dia ingin waktu berhenti saat ini juga. Dia menyesal kembali ke masa lalu. Untuk apa dia kembali jika pada akhirnya dia akan kehilangan Jaehyun juga.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

tbc

[JaexDoxTae FANFIC] Sun & Moon (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang