4. Come Back

1.1K 156 22
                                    

"Kau... benar-benar bisa membawaku ke masa lalu?" tanya Doyoung ragu, namun matanya memancarkan harapan.

"Kau sudah tahu jawabannya." kata Taeyong sambil tersenyum menghangatkan.

Kini mereka berdua tengah duduk di halaman belakang panti jompo. Sudah lima belas menit mereka hanya terdiam. Doyoung yang masih sibuk dengan pikirannya dan juga Taeyong yang masih bersabar menunggu Doyoung membuka percakapan.

"Sampai kapan kau akan berdiam diri seperti ini?" tanya Taeyong tak sabar akhirnya.

Doyoung menatap Taeyong. Matanya masih menunjukan keraguan. "Bagaimana kau melakukannya? Memutar waktu, maksudku." tanya Doyoung.

"Hmm, itu salah satu kekuatan dari bangsaku. Kau tidak perlu tahu detailnya." kata Taeyong.

"Apa kau benar-benar bisa membawaku ke masa lalu?" tanya Doyoung lagi.

Taeyong menghela nafas. "Mau berapa kali pun kau bertanya, jawabannya akan selalu iya. Aku bahkan sudah membuktikannya padamu." kata Taeyong.

Doyoung kembali terdiam. Akal sehatnya menolak apa yang sudah dia lihat sebelumnya. Namun dia juga tak kalah yakin, bahwa yang dia lihat sebelumnya itu bukan mimpi.

"Mungkin, kau mau bercerita sedikit. Apa penyesalanmu di masa lalu hingga kau ingin kembali ke masa lalu?" Taeyong memecah keheningan.

Doyoung membelakakan matanya. "Aku tidak..." Awalnya Doyoung ingin menyangkal, namun kemudian dia menghembuskan nafasnya pelan. "Entahlah. Aku tidak tahu. Aku merasa bersalah pada seseorang." kata Doyoung.

Taeyong tersenyum kemudian mengusap pelan punggung Doyoung. "Aku yakin semua orang pernah merasa bersalah. Kau mau bercerita sedikit tentang itu? Agar aku bisa memutuskan, apakah aku akan membantumu pergi ke masa lalu atau tidak." kata Taeyong.

Doyoung mengerutkan keningnya. "Bukankah kau datang memang untuk membantuku? Kenapa kau masih harus memutuskan?" tanyanya.

"Membawa seseorang ke masa lalu bukanlah hal yang sederhana. Aku tidak mau, jika orang yang ku bantu akan merusak keseimbangan dunia ini, karena aku akan membuat dunia paralel." kata Taeyong.

"Dunia paralel?"

Taeyong menganggukan kepalanya. "Saat kau kembali ke masa lalu, dirimu yang sekarang akan tetap hidup di dunia ini, namun tanpa kesadaran bahwa kau kembali ke masa lalu. Dan aku akan membawa dirimu yang sekarang ke masa lalu dengan kesadaranmu yang sekarang. Masa lalu itu lah yang disebut dunia paralel." Jelas Taeyong.

(Mampooss, paham ga kalian aku nulis apa?  😭)

"Jadi ada dua orang diriku?" tanya Doyoung.

"Ya, bisa dikatakan seperti itu. Dirimu yang hidup di dunia ini, dan juga dirimu yang akan kembali ke masa lalu." kata Taeyong.

Doyoung menghela nafasnya lagi. "Baiklah, aku akan menceritakannya." kata Doyoung.

Taeyong menegakkan punggungnya, siap untuk menyimak cerita pemuda bermarga Kim itu.

"Aku telah mengecewakan seseorang dan tidak sempat meminta maafnya. Seseorang itu sangat penting bagiku. Kami sudah bersama sejak kami masih kecil." Doyoung tersenyum sedetik mengingat kembali kenangannya dengan orang itu.

"Memangnya dimana orang itu? Kenapa kau tidak bisa meminta maaf padanya sekarang?" tanya Taeyong, dalam hati sebenarnya Taeyong sudah bisa menebak.

Dengan senyum pahit, Doyoung menunjuk ke atas langit. "Tuhan sudah membawanya ke tempat dimana dia tidak akan tersakiti lagi olehku." kata Doyoung. Nafasnya mendadak berat, pandangannya sedikit mengabur karena air mata yang mulai menumpuk di pelupuk matanya.

Sakit. Begitulah rasanya saat Doyoung mengingat kejadian terakhir bersama orang itu. Doyoung membentaknya, bahkan mengusirnya dari apartmentnya hanya karena kesalahpahaman belaka. Hingga keesokan harinya, orang tuanya menghubungi kalau orang itu terlibat kecelakaan dan tewas di tempat.

Air mata Doyoung mulai mengalir. Dia tidak suka mengingat kejadian itu, namun dia juga tidak mau melupakannya. Biarkanlah dia mengingatnya, agar Doyoung tidak lupa akan kesalahannya.

"Aku mengerti." kata Taeyong sambil mengusap pelan pundak Doyoung yang mulai bergetar. "Tapi ku peringatkan satu hal." kata Taeyong yang membuat Doyoung melihat ke arahnya.

"Kau bisa mengubah penyesalanmu, tapi kau tidak bisa merubah takdir seseorang. Kau tahu maksudku kan?" tanya Taeyong.

Doyoung menelan ludahnya kasar. Dia mengerti apa maksud Taeyong. Saat dia kembali ke masa lalu nanti, jauh di lubuk hatinya, Doyoung ingin sekali mencegah orang itu pulang malam itu agar dia tidak terlibat kecelakaan yang merenggut nyawanya.

"Bawa aku." kata Doyoung lirih nyaris tak terdengar. Dengan mata tegasnya, kini Doyoung menatap manik coklat dia hadapannya. "Bawa aku ke masa lalu." kata Doyoung.

"Asal kau berjanji satu hal itu padaku. Jangan mencoba mengubah takdir seseorang." kata Taeyong memperingatkan Doyoung kembali.

Doyoung mengangguk mantap. Setidaknya, di kehidupannya nanti, dia akan melepas orang itu tanpa penyesalan.

Taeyong menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah. Siapkan dirimu." kata Taeyong.

Taeyong menutup mata Doyoung dengan telapak tangannya. Doyoung merasakan kulit dingin yang menyentuh matanya, namun setelah itu dia tidak merasakan apa-apa lagi. Terakhir yang diingatnya hanyalah kegelapan dan suara Taeyong yang menggumamkan sesuatu.

.
.
.
.
.
.















tbc









Ihhh aku makin gaje nulis cerita ini. Maaf yaa  😭😭😭

p.s

Berita orang hilang!!!

Yang nanyain Doy kemana, dia udah dibawa ke masa lalu sama tiwai.

(Apaan sih aing, gaje banget)

[JaexDoxTae FANFIC] Sun & Moon (FIN✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang