Chapter 7

561 68 6
                                    

"Mau mandi?" Tanya Dean.

Jean menggeleng, ia pun masuk ke kamar mandi hanya untuk mencuci muka nya. Dia berjalan menyusuri kamar, sambil memegangi perutnya.

"Masih sakit perutnya? Mau di periksa klinik bentar ga?"

"Ga sih.." Dean merebahkan dirinya di atas ranjang bersampingan dengan Dean yang masih sedang mengeringkan rambutnya.

Dean menyelesaikan aktifitasnya, dia pun mematikan lampu kamar dan ikut tidur bersama Jean. "Lu mau tidur di sini lagi?" Tanya nya.

"Iya, ga nyaman tidur di sofa, berasa lagi diperhatiin setan"

"Ahaha.. yaudah, tidur perutnya jangan di tahan terus nanti gua kompres air hangat" Dean mengambil air hangat dengan baskom kecil. Memeras kain hangat, lalu kain itu di letakkan di atas perut Jean.

Dean juga membantu menyeka tubuh Jean menghindari takutnya Jean akan demam. "Lu ini bukan cewe kan? Kenapa lo lembut begini" Gumam Dean.

"Entah, makasih ya" Lama kelamaan Jean pun terlelap tidur dipangkuan Dean yang sedang menyeka tubuhnya.

Dean pun ikut tertidur dengan Jean, sampai di pagi hari pukul 06.15 Jean pun terbangun mendengar alarm dari ponselnya. Ia pun segera ingin bangun lalu tak sengaja tangannya menyentuh Junior milik Dean, membuat Dean pun kaget dan ikut terbangun.

Jean pun membulatkan mata nya lalu berdiri sambil meraih handuk di dekatnya. "Aku mandi duluan" Ucapnya lalu meninggalkan Dean yang masih mengucek mata.

Dean pun segera bangun dan merapihkan kasur yang ia tempati. Lalu melihat Junior nya yang bereaksi pada sentuhan Jean barusan. Dean pun terdiam, memikirkan ada yang salah pada dirinya hari ini.

.
.
[Light]

"Jean, kemaren lu kemana?"

"Aku dirumah aja, sakit perut mau bangun aja gemeteran kemaren" Jawab Jean.

Istirahat saat itu Jean ditemani Mike dan Nori, mereka sekawanan itu mulai membicarakan tentang perut Jean yang sakit. "Bro jangan² dia abis nganu sama Kak Dean?" Bisik Nori pada Mike yang juga mendongakkan kepala nya pada wajah Nori

"Dia udah ga perawan?" Tanya Mike pada Nori dengan suara yang sangat berbisik.

Jean pun melihat tingkah aneh kedua temannya yang sedari tadi berbisik di belakangnya "woi! Ngomongin apa?" Tegur Jean.

Mereka pun gelagapan seakan menghindar dari percakapan. "Eh, nanti olahraga kan? Kita katanya pelajaran PJOK di gabung sama kelas XI IPS"

"Tau dari mana Mike?" Tanya Jean sambil menyeruput minuman nya.

"Pak Wadi.. Dia bilang ada Rapat, jadi pelajarannya Full ke PJOK. Kita ga belajar IPS, tapi 4 jam PJOK barengan sama kelas XI IPS"

Nori pun berdehem memberikan isyaratnya pada Jean, "Iya itu kelas Kak Dean terus kenapa?"

"Ya.. gapapa sih, ya kan Mike" Nori mengangkat alis nya seperti memberikan kode rahasia nya pada Mike.

Mike pun ikut menaikan alis nya, tak berselang lama istirahat pun selesai. Mereka pun mengganti bajunya dengan baju training untuk berolahraga.

Sesampai di lapangan mereka melihat Pak Deni sedang membariskan kelas XI IPS. Pak Deni pun menoleh pada sekawanan kelas Jean, "Oh.. kalian ya? Sini ikut berbaris, kita mau pemanasan dulu"

Mereka pun berbaris, Jean pun menentukan baris nya yang bersebelahan dengan Dean yang sedang merentangkan lengan nya. Pemanasan pun di mulai.

"Lalu, perbaris dari kelas X berlari keliling lapangan sebanyak 3x ya!" Ucap Pak Deni sambil menggiring barisan utama.

Jean pun mulai berlari yang tepat dibelakangnya ada Dean yang sedang berlari juga mengikuti ritme Jean.

"Kalian jika mau selesai duluan boleh saling mendahului" Sahut Pak Deni.

Mike, Nori, dan Jean pun lari bersama mendahului siswa lainnya. Sampai lah pada putaran terakhir Jean terlihat sangat letih.

Ia pun mulai sempoyongan, dan benar saja dia pun jatuh, Dean yang berada tepat dibelakang nya pun ikut berhenti membangunkan Jean.

Salah satu teman Dean memanggil Pak Deni untuk melihat Jean yang terjatuh, Jean pun segera di bawa ke UKS dan di rebahkan nya dia disana.

"Katanya kamu pusing? Perutnya sakit ga?" Tanya Pak Deni pada Jean.

"Gatau Pak, Jean perutnya sakit dari kemarin. Tapi sekarang mendingan sih" Jawab Jean, ia mengedarkan pandangannya berharap melihat batang hidung Dean tetapi tidak terlihat.

"Kamu mau balik ke lapangan atau enggak?" Tanya Pak Deni lagi.

"Iya.. Jean mau lihat aja" Jean pun dituntun Pak Deni sampai ke pinggir lapangan. Dean pun duduk disana melihat mencari Dean, lalu dia melihat dia sedang bermain bola dengan Yuyu.

"Ah.. ternyata dia disini" Ucap batin Jean memandangi Dean yang sedang berlari mengejar bola yang ia mainkan.

Sementara itu, Yuyu juga selalu memberi saran pada Dean. "Panci, PDKT lo kemaren berhasil ga?"

"Apaan, dia takut wahana. Padahal pas lu kasih saran kayak gitu, kita bakalan enjoy sama keadaan. Lah, dia malah sakit perut katanya" Jawab Dean

"Awas lo lagi di liatin sama Jean tuh" Yuyu memonyongkan Mulutnya seperti sedang menunjuk arah Jean dengan bibir nya.

Dean sekilas melihat ke arah Jean, lalu ia fokus kembali dengan permainannya. "Saran lo setelah ini apa?" Tanya Dean.

"Buset, lo jangan bucin mulu dong.. Kayak anak monyet aja" Yuyu menyinyir Dean, "Coba lu cari momen yang pas kalo misalkan dia tolak, lu pura-pura ngambek aja. Lu seolah menghindar"

"Yang bener saran lo?"
.
.
.

Rencana pun diluncurkan Dean

To be continued—›


Bright Light [BrightWin] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang