Chapter 3 [S2] ⚠️

557 47 5
                                    

Sedikit danger disini ya gays, persiapkan hati dan mental kalian, jangan lupa untuk klik bintang dibawah ini ya!

Dean terus melumati bibir Jean yang lembut sambil sedikit-sedikit mereka mengatur nafasnya yang tersengal-sengal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dean terus melumati bibir Jean yang lembut sambil sedikit-sedikit mereka mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Dean kembali meraba setiap jengkal tubuh Jean yang putih bak susu.

"Buka dulu baju nya" Ucap Dean membisiki telinga Jean.

"Ga mau, AC nya dingin.."

Dean pun memeluknya dengan erat bersama selimut yang menyelimuti dua sejoli tersebut. Jean pun tiba-tiba gerusukan tak bisa diam, ia terus bergoyang layaknya ulat yang sedang menaiki daun.

"Geli ih! Jangan di pegang!" Ucap Jean yang sedikit berbisik pada Dean, lalu ia pun berusaha melepaskan dirinya dari tangan Dean yang memeluk erat tubuhnya.

Dean pun melepaskan pelukannya, lalu ia pun meniduri tubuh Jean sambil sesekali mencumbuinya dari bibir nya yang lembut menurun ke lehernya perlahan-lahan. Jean merasa mulai terangsang, ia pun mengerang samar-samar.

Dean menciumi leher Jean, ia juga meninggalkan bekas dari ciumannya tersebut di leher Jean. "Sakit, jangan kasar-kasar" bisik Jean yang membuat Dean sedikit luluh dan ia tetap melancarkan aksi nya tersebut.

Jean pun mendesah perlahan-lahan Dean pula semakin mempercepat aksinya itu, hingga pada puncak klimaks mereka pun terbaring lemas bersama di ranjang yang mereka tiduri tersebut.

AC sebagai saksi bisu dalam kegiatan Dean dan Jean hanya bisa mengeluarkan angin yang sejuk memenuhi ruangan hingga suhu di ruangan tersebut menjadi sangat dingin. Melihat ke uwu an mereka yang saling berpelukan dibalut selimut yang menyelimuti tubuh mereka.

"Laper ga?" Tanya Dean.

Jean hanya menggeleng lemas, ia juga tampak lelah karena tadi sore ia barusaja menyelesaikan tugas kelompoknya bersama teman-temannya itu di sekolah.

Dean tertawa kecil, lalu ia pun bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi. "Mandi sini, biar sprai kasurnya di bersihin dulu" Ucap Dean.

"Bangunin" Jean dengan perlakuan imutnya ia mengangkat kedua tangannya yang menandakan ia siap untuk di gendong.

Dean pun menghampiri Jean, lalu mengendongnya ala brindal style sampai ke bathtub yang sudah penuh dengan air busa. Jean pun berendam disana.

Sementara Dean membereskan ranjangnya yang sangat berantakan.

Tak berselang lama pintu kamar mandi pun terbuka, Dean masuk menghampiri Jean yang sudah berendam di genangan air busah yang wangi.

"Tolong di sikat belakang ku dong, nih sabun nya" Ucap Jean sambil menyerahkan sikat mandi dan sabun nya.

Dean tersenyum tipis, "iya, istriku tercinta" Jawabnya.

"Aku pacar kamu, kita belom nikah. Apa-apaan sih, geli!"

"Kalau gitu, mau ga lo nikah sama gua?"

Mereka pun terdiam saling menatap mata, Dean pun perlahan mendekatkan wajah nya pada bibir Jean sampai wajah mereka sudah tak terhitung senti lagi.

"BWLEEE!" Jean menjulurkan lidahnya.

"Udah ah, liat tuh tangan aku mulai keriputan" Ucap Jean sambil membilas tubuhnya dan segera menyelesaikan mandinya.

"Heh! Apaan sih!" Dean ditinggalkan dalam kamar mandi sedangkan Jean telah menyelesaikan mandinya.

.
.
Esok harinya, sinar matahari yang membara semangat para bobrokers alias Mike dan Nori tentu saja tiada hari tanpa topik pembicaraan.

"Je! Lo masih ingetkan yang kita ceritain kemarin?" Tanya Mike.

"Yang mana?"

"Yang anak cewek nyariin lo terus, sekarang dia lagi menuju kesini. Dia kayaknya nyariin lo banget deh"

"Ngapain emang? Ga ah, ogah ketemu sama cewek alay. Udah puas gua" Ucap Jean menolak.

"Iya tau, lo kan udah punya bang Dean. Tapi dia sendiri yang dateng ke sini, dari kemaren juga udah gua tolak supaya ga ketemuan sama lo tapi ya lo tau sendiri gua ga bisa kasar sama cewe" Jawab Nori.

Tiba-tiba mereka pun terpaku bersama menatap seorang perempuan yang mengenakan rok hitam pendek dan kemeja putih yang ketat sampai tete nya gondal gandul.

"KAK JEAAAN!!!" Teriak perempuan itu dengan sumringah menghampiri Jean lalu memeluknya.

Jean hanya bisa diam kaku kebingungan karna dia juga ga tau siapa perempuan yang sedang memeluknya ini. Jean pun kini gelagapan karna ia juga tak tau apa yang harus ia perbuat.

"Aku berhasil ketemu sama penerang jalan ku" Ucap perempuan tersebut.

"Tiang lampu jalanan?" Celetuk Nori.

"Penerang dalam hidupku, yang telah menjadi penyemangat ku selama ini. Akhirnya aku bisa ketemu sama kamu lagi"

"Lo lagi pantunan?" Celetuk dari Mike.

"LO BERDUA PERGI KEK! ATAU GA DIEM AJA SIH! ELAH!!"

Jean pun akhirnya dalam terlepas dari dekapan perempuan tersebut, lalu Jean tampak sedang membersihkan baju nya lalu sedikit menjauhkan jaraknya dari perempuan tersebut.

"Lu siapa?" Tanya Jean dengan nada yang kebingungan.

"Inget ga, saat kamu ada masalah pas SMP terus kamu jadi harus menghilang dari sekolah selama 2 tahun. Aku orang yang selalu nemenin kamu pas homestudy" Ucap perempuan itu.

"Tari?"

"Iyah! Tari Wadhita, kamu bisa-bisa nya lupa saka aku sih?"

"Lu sekolah disini?"

"Iya, kan kita pernah janji. Kalau nanti SMA nya ditempat yang sama"

"Jean, lo ga pernah cerita sih. Kalau lo pernah homestudy?" Bisik Mike pada Jean yang membuat Nori pun ikutan mendekatkan kupingnya pada Jean.

"Gua juga lupa" Jawab Jean yang sedikit berbisik pada mereka.

Sebaliknya Tari terus tersenyum sumringah menatap Jean yang tentu saja membuat Jean merasa tidak nyaman dengan itu.

Waktu pun mereka lalui bersama Tari, mereka pun akhirnya berbagi cerita bersama Tari mulai dari ia yang kesulitan untuk masuk ke sekolah ini sampai kesulitan untuk bertemu dengan Jean yang karna jika di ingat-ingat Jean adalah artis sekolah sekaligus OSIS.

Tari juga bercerita kalau ia juga sudah mempunyai pacar yang bersekolah di sini juga, sedangkan Jean juga bilang kalau ia juga sudah punya pacar.

"Jadi, kamu itu sekarang... Ehm"

"Iya, gua pacaran sama laki-laki tapi kalau kita mencintai seseorang tanpa memandang gender ternyata itu bisa menyadarkan kita bahwa dunia itu sangatlah luas"

"Dia kelas XII ya? Kayaknya aku pernah ketemu sama dia, pas lagi ospek bulan lalu" Ujar Tari.

"Gua kenalan sama dia pas lagi MPLS juga, tapi.."

"Tapi kenapa?"

"Apa perlu aku ceritain masalah saat SMP yang ku maksud ke Tari juga? Kayaknya dia ga usah tau" Ucap batin Jean.



.
.
Dari kejauhan ternyata ada Dean yang memperhatikan Jean yang sangat akrab para seorang perempuan yang tidak ia ketahui yang ternyata dia adalah Tari. Dan ia pun mengartikan salah dari percakapan yang sebenarnya sedang terjadi diantara Jean dan Tari. Dean menganggap bahwa Jean sedang menggoda seorang adik kelas nya.

"Oke, kita liat aja nanti!"






Bright Light [BrightWin] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang