Chapter 13 ⚠️

801 49 1
                                    

"jadi begitu ceritanya, gua bahkan ga inget apa-apa"

"Menurut kamu– Lo gimana?"

"Yaudah, sans aja. Gua juga udah terbiasa dengan kata 'aku-kamu' terdengar lebih manis, sesuai dengan senyuman lo yang bikin diabetes"

"Alay!"

Dean tersenyum tipis.

Dean pun menuntun Jean untuk tidur dipangkuannya. Ia pun menatap dalam Jean sambil memainkan rambutnya yang halus.

"Gua bisa gila kalau lo tiba-tiba menghilang" Ucapnya yang sedikit berbisik dengan suara serak basahnya.

"Aku janji akan terus sama kamu"

Dean pun tersenyum lalu perlahan mendekatkan wajahnya pada kening Jean, ia mengecupnya perlahan dilanjut Dean mencium Jean. Mereka pun bersama terhanyut dalam ciuman tersebut.

Lalu Dean melepaskan ciuman tersebut untuk mengatur pernafasannya yang tersengal-sengal.

"Masih ada waktu, mau?" Tanya Jean.

"Lo serius?"

Jean pun langsung berinisiatif berjalan ke ranjang, di iringi Dean dari belakang. Ia memeluk Jean dari belakang sebelum ia mulai merebahkan tubuhnya.

Ia mencium Jean dari belakang, dan membuat Jean semakin bergairah. Ia pun membalikkan posisinya sampai Dean terduduk di pinggiran kasur.

Mata Dean sempat melihat Jean mengatakan sesuatu tanpa suara sebelum ia mulai mencium pangkal kepala Dean. Dean pun membuka kancing demi kancing yang berada di kemejanya.

Lalu terpampang jelas dada Jean yang bidang, ia pun menciumnya setiap area sensitif Jean hingga ia mengeluarkan suara desahnya samar-samar.

Dean pun merentangkan tangannya meraih laci dekat ranjang, dan mengeluarkan selembar *PIPP lalu memasangkannya.

"Lu serius? Sebelum gua mulai"

"Ini bukan yang pertama kalinya kan?" Jean pun langsung mencium Dean.

Dean pun memulai aksinya menyatukan tubuh mereka, terlihat Jean sangat memejamkan matanya, "sakit?" Tanya Dean dengan suara lirihnya.

"Ahh! Jangan di gigit! Nanti berbekas" Rintih Jean sambil mengeratkan genggaman tangannya.

Dean pun mulai mempercepat gerakannya sampai Jean pun mulai kewalahan dan tidak dapat menahan suaranya lagi. "Jangan ditahan suaranya sih" Dean membelai rambut Jean.

"Pe-pelan pelan dong, Ngh!"

"Lo kalo udahan bilang ya. Gua sekalian mau ganti spray nya"

Jean pun mulai mengeluarkan klimaksnya, semakin bergairah Dean pun mulai pada puncaknya. "Aku udah! Ahk!" Ucap Jean.

Bersamaan Dean menghentikan aksinya, terlihat ia sudah mencapai puncaknya. Lalu ia pun terbaring di samping Jean.

"Terus, kenapa kaki lo masih gemeteran?"

"Ih, sialan lo!"

"Mandi sana, nanti gua anterin ke rumah lo"

Jean masih tersengal-sengal, ia menggelengkan kepalanya. "Kamu duluan aja, aku masih mau rebahan dulu"

"Hm?" Dengan nada yang meningkat 3 kali.

"Iya! Kamu duluan"

"Cium dulu dong" Dean membungkuk lalu memperlihatkan pipi nya yang memerah.

"Ga mau! Sana mandi"

"Yaudah, gua–" Dean kembali beranjak ke ranjang, Jean pun menahannya.

Satu ciuman lembut pun mendarat tepat di pipi Dean, ia pun merasa puas dan meninggalkan Jean. Ia pun mulai membersihkan badannya.

Bright Light [BrightWin] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang