🌹 J 25

15 3 2
                                    

Yeyyyy lili comeback hahaha
Happy reading 🥳


Ada yang retak, tapi bukan kaca
Ada yang Sakit,tapi tak berdarah
I am fine:)

~Jihan Khansa


Hari berganti begitu cepat,seperti biasa jihan dijemput oleh aji menuju kantor, dan masalah jihan
sakit aji masih belum mengetahui dan aji juga tidak menanyakan pada jihan.
sikap aji masih dingin semenjak kejadian tempo hari tetapi jihan tak ambil pusing jalani aja kayak air

“bos kamu masih muda?”
Suara aji terdengar dingin
Jihan mengernyitkan jidatnya

“masih,kenapa nanya gtu?”

“Cuma mau mastiin aja,jangan nyembunyiin sesuatu dibelakang aku han”
Seperti memberikan peringatan, terdengar penuh penekanan

“gaada”
Balas jihan acuh

“yaudah”
Percakapan terhenti dan keheningan kembali.
Mobil aji memasuki perkarangan kantor, masih seperti kemarin,tidak ada kata manis dari aji begitu
pula jihan,
Sebenernya jihan tak enak jika hubungannya renggang seperti sekarang ini,dan merasa bersalah
kepada aji karena menutupi semua darinya.
Seorang lelaki memperhatikan mereka dri jauh, tanpa sadar  bulan sabit terbit dibibirnya,ilham.
Dia adalah ilham entah kenapa ia bahagia melihat hubungan aji dan jihan renggang .bahagia diatas
penderitan orang lain?

Saat memasuki kantor jihan disambut hangat oleh ryan
“morning unyuuu,udah baikan?”

“morning kembali,alhamdulillah sudah pak”
Jawab jihan ramah

“jangan panggil saya bapak,umur kita tidak berbedah jauh,anggap saja kita teman,dan panggil saya
ryan “
Jelas ryan panjang lebar
Jihan mengernyitkan jidatnya dan memutar bola matanya malas

“iyaiya,udah ngomongnya?saya harus kerja”
Jihan pergi meninggalkan ryan begitu saja

“ehhh belummm ,ada yang mau gue omongin”
Ryan berlari kecil mengejar jihan tetapi jihan sudah berlari duluan rasanya malas sekali harus
bertemu dengan lelaki satu itu yahh walaupun baik tetapi juga ngeselin

***

“pagi pak”
Sapa jihan sembari membawa beberapa berkas
“hariini ada meeting dengan pak heru jam 2 siang”
Ilham masih fokus pada laptopnya ia hanya membalas dengan deheman
Ingin rasanya jihan melempar berkas ditangannya ke wajah ilham, tetapi ia tahu batasan bisa-bisa dia dipecat
Mau makan apa?

“pak gimana kabar umi?”
Tanya jihan

“baik”

“saya boleh ga main kerumah?”

“silahkan tidak ada yang melarang”
Jawab ilham dengan wajah datar

“yeyy yaudah ntr pulang ngantor saya langsung kesana”

“bareng aja sama saya”
Entah sebuah penawaran atau pemintaan?

“boleh boleh”
Jawab jihan antusias.

***

JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang