[4] Merestui?

784 98 5
                                    

—Selamat membaca 🐰

Pagi-pagi sekali, ayahnya datang menjemput. Pastinya bunda Jaemin yang meminta. Padahal Jaemin belum bangun, sehingga terpaksa Jaemin harus mengakhiri mimpi indahnya. Jaemin berpamitan dengan keluarga Wong. Dengan mata tertutup karena masih mengantuk, Jaemin mencium pipi Jungwoo, Lucas, dan Renjun bergantian.

"Jaemin pulang dulu,"

"Hati-hati sayang,"

Jaehyun menggendong putranya menuju mobil lalu mendudukkan Jaemin di samping kursi kemudi. Tak lupa memakaikan Jaemin seatbelt. Dan melajukan mobilnya.

"Ayah..." Panggil Jaemin.

"Loh kamu tidak tidur?"

Jaemin menggeleng, "maaf ayah, Jaemin kekanakan," ucapnya menunduk sambil mereka kedua tangannya.

Jaehyun tersenyum mendengarnya. Ia menepikan mobilnya.

"Tidak perlu. Seharusnya ayah yang meminta maaf. Maaf ayah tidak memberitahumu sebelumnya dan membuatmu terkejut. Kamu pasti berpikiran yang tidak-tidak ya?"

"Maaf yah. Aku takut ayah tidak sayang lagi padaku. Lagipula ayah terlihat sangat bahagia,"

"Ayah bahagia karena kamu dapat bunda dan saudara baru. Mereka juga akan mencintai Jaemin seperti anak kandung dan saudaranya sendiri. Ayah akan selalu mencintai Jaemin. Jadi jangan khawatir ya? Jangan takut kalau ayah akan meninggalkan Jaemin. Karena itu tidak akan pernah terjadi,"

Jaemin melepas seatbelt-nya lalu berhambur ke pelukan sang ayah. Jaehyun mengelus pucuk kepala Jaemin lalu tersenyum.

"Baiklah, aku akan mencoba menerima,"

"Benarkah?" Jaemin mengangguk. "Padahal aku masih berharap ayah kembali pada bunda," Jaehyun terkekeh.

"Itu tidak mungkin sayang. Kamu mau melihat ayah bergulat dengan Baba mu?"

"Boleh tuh. Nanti siapa yang menang ya?"

Ayah dan anak itu lalu tertawa.

"Tapi yah, " ujar Jaemin menggantung.

"Tapi apa?"

"Jeno Hyung itu—mantan Jaemin.."

Ucapan Jaemin membuat Jaehyun mau tidak mau tergelak. "Kamu masih kecil sudah pacar-pacaran. Tapi memangnya benar?"

"Huum. Dia jahat yah. Masa Jeno Hyung memutuskan Jaemin karena Jaemin ceroboh, manja, dan nakal. Jeno tidak suka yang seperti itu."

"Itu sebabnya waktu itu Jaemin menangis, benar?" Jaemin mengangguk. "Itu tandanya, Jeno dan Jaemin hanya ditakdirkan untuk menjadi saudara."

Jaemin mendengus mendengarnya. Padahal, Jaemin belum sepenuhnya move on dari Jeno. Huh. Mungkin ada yang tahu kiat-kiat move on?

"Ayah bahagia ya dengan Taeyang-Taeyong itu?"

Jaehyun tidak menjawab. Ia sedang memikirkan jawaban yang pas agar Jaemin tidak marah lagi.

"Yah, aku ingin kenal dengan Lee Taeyong. Eh aku memanggilnya dengan apa ya?"

"Benar?" Jaemin mengangguk. "Ayah bisa mengundang mereka datang ke rumah,"

"Tapi aku bakal canggung tidak?"

"Tenang saja.."

Jaehyun kembali menjalankan mobilnya. Ia terlampau senang karena anaknya sudah memberinya lampu hijau. Jaemin nya tidak seperti dulu. Ketika Jungwoo akan menikah, Jaemin marah. Ia bahkan membanting barang-barang dan mengurung diri di kamar. Setelah itu, Lucas datang membawa hoverboard. Tentu Jaemin senang bukan main. Akhirnya mereka berdua akrab dan Jaemin merestui Jungwoo dan Lucas.

Iridescent, Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang