[1] Ayah aneh

2K 126 7
                                        

Selamat membaca 🐰

Jam menunjukkan pukul 06.30, namun Jaemin masih bergelung di atas ranjang dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Ia mengabaikan sosok lelaki paruh baya yang menggoyang-goyangkan tubuhnya dan berusaha menarik selimut yang menutupinya.

"Cepat bangun, boy." Lelaki itu menciumi seluruh wajah Jaemin.

Jaemin terusik, ia langsung bangun terduduk sambil mengucek matanya. "Ada apa, ayah?"

"Jam berapa sekarang hmm? Cepat mandi dan pergi ke sekolah, ayah antar."

"Tumben sekali ayah yang mengantar?" Jaemin memicingkan matanya, memasang wajah curiga terhadap sang ayah.

"Memangnya ayah tidak boleh mengantar anak ayah ke sekolah?" Sang ayah memasang senyum simpul hingga memperlihatkan kedua pipinya yang cacat karena lesung pipi. "Cepat mandi, nanti telat." Jaehyun keluar dari kamar Jaemin.

Sedangkan Jaemin masih memikirkan Jaehyun. Entah kenapa, wajah ayahnya itu nampak berseri-seri daripada biasanya. Ada apa? Ayahnya itu sedang kejatuhan pesawat atau apa?

Jaemin menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau berpikir keras tentang ayahnya. Ia segera mandi dan bersiap ke sekolah.

"Ayah!" Teriak Jaemin di tangga ketika melihat ayahnya senyum-senyum sendiri di meja makan. Apa jangan-jangan ayahnya kerasukan hantu penunggu rumahnya?Jaemin jadi merinding. Jaemin menghampiri ayahnya. Ia langsung menempelkan telapak tangan kanannya di dahi sang ayah kemudian membandingkan dengan dahinya. "Tidak panas." Gumamnya.

"Ayah baik-baik saja, Jaemin sayang."

"Ayah aneh, " ujar Jaemin. "OH TIDAK! JANGAN-JANGAN AYAH SUDAH GILA! TIDAAAAK! BUNDAAAAAA~" rengek Jaemin tiba-tiba sambil menepuk jidatnya.

"Sembarangan kamu. Ayah tidak gila ya."

"Tapi ayah senyum-senyum sendiri huwaaaa." Hebohnya Jung Jaemin.

Jaehyun hanya menggeleng melihat tingkah Jaemin. "Cepat sarapan."

"Langsung berangkat saja, yah." Ucap Jaemin sambil mencomot sandwich lalu menenggak habis segelas susu.

🍁

"Hati-hati, jangan ceroboh lagi." Jaehyun menggenggam jari-jari Jaemin yang terbalut plester luka. Kemudian menyodorkan satu pak plester bergambar karakter snowball kepada Jaemin. Hal ini dikarenakan Jaemin yang ceroboh. Jaemin sering jatuh, tidak sengaja tergores kertas, bahkan terkena bolpoin saja Jaemin bisa lecet. Entah apa yang dilakukannya hingga bisa seperti itu.

"Iya ayah." Setelah itu, Jaemin mengecup kedua pipi ayahnya yang membuat Jaemin iri. Kenapa ayahnya memiliki lesung pipi sedangkan dirinya tidak?

Jaehyun balik menciumi seluruh wajah Jaemin, "nanti ayah jemput."

"Siap bos."

Jaemin segera memasuki sekolah menuju kelasnya. Saat ini Jaemin duduk di bangku kelas 1-2 di NeoTech Junior High School. Di sepanjang koridor, Jaemin hanya fokus ke ponselnya. Tidak memperhatikan sekitar. Hingga membuat Jaemin menabrak tembok.

"Huh, sakit." Keluhnya mengusap-usap dahi.

"Masih saja ceroboh." Cibir seorang pemuda. Jaemin menghela napas panjang. Ia memutarkan bola matanya malas dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Ia terlalu malas menanggapi pemuda itu.

"Hey Jung!" Sapa pemuda lainnya ketika Jaemin memasuki kelasnya. Ia membanting tas dan ponselnya ke meja dengan kasar. Tidak peduli jika tasnya atau ponselnya rusak, toh ia juga bisa beli lagi. Orang kaya!

Iridescent, Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang