36. Jadian

57 11 13
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya!! :)

------------------------------------------------

Setelah hubungan Purnama dan Dava membaik, mereka seringkali bersama-sama menjenguk Brigita—mama Dava—di RSJU. Kadang-kadang Dava sendiri jika papanya sedang sibuk. Kadang-kadang juga Purnama mulai berani menjenguk istrinya sendiri dan mengucapkan kata maaf selalu kepada Brigita meski tak terjawab. Namun menurut psikiater yang menangani Brigita, mama Dava sudah mulai dapat cukup mengerti dan bisa merespon pembicaraan orang lain.

Meski belum mampu begitu mau menjawab perkataan orang. Tapi respon tersebut sudah mulai timbul. Kondisi amarahnya juga perlahan mulai stabil. Memang perlu adanya dukungan dan perhatian keluarga lebih dalam lagi. Usaha Purnama untuk sering-sering menjenguk Brigita sembari menceritakan kenangan manis mereka ternyata cukup membantu mencongkel keluar memori kehidupan Brigita. Karena mama Dava sudah mulai cukup stabil dan bisa sedikit menerima respon, psikiater menyampaikan bahwa Brigita sudah boleh dibawa pulang. Namun, tetap diberi jadwal cek up.

Dava lihat papanya sudah mulai perhatian dengan mamanya. Dava tersenyum melihat mereka berdua, meski hanya Purnama yang berbicara sementara Brigita hanya mendengar. Kadang Dava mendekat untuk memeluk mamanya dan ikut nimbrung omongan papanya pada Brigita. Akhirnya Dava bisa merasakan keharmonisan keluarganya. Beberapa kali waktu setiap hari Minggu, Brigita juga diajak oleh Dava dan papanya untuk ke pemakaman Tasya. Mengganti bunga-bunga yang layu dengan yang baru dan mendoakan.

Dengan keaadaan keluarganya yang semakin membaik, hati Dava juga menjadi lebih tenang. Kecemasannya mulai berkurang. Ia berangkat ke kampus juga jadi terlihat lebih tenang dan senang. Bahkan teman-temannya bisa merasakan perubahan emosi Dava. Sampai-sampai Dava dikira sedang jatuh cinta. Padahal bukan. Namun, omong-omong soal cinta, Dava teringat Dira. Dava tidak mencoba menghindar dari Dira, tapi memang kenyataannya mereka tidak pernah bertemu lagi.

Semester 7 membuat Dava harus semakin fokus dengan tugas-tugasnya. Mendekati KKN, Dava jadi lebih banyak sibuknya karena ia ditunjuk menjadi ketua KKN. Kepopuleran Dava tidak hanya berhenti di fakultas saja, tapi juga merembet ke Universitas. Sikap Dava yang bijaksana, pandai public speaking, dan mengayomi itu mensifati karakter pemimpin. Itu kenapa Dava seringkali diamanahi menjadi ketua atau koordinator.

Sampai suatu hari, Dava hendak turun ke lantai satu. Dava menuruni tangga dan mendapati Dira sedang bersama Sifa sambil bercerita-cerita heboh. Sifa menyadari lebih dulu ada Dava di atas sehingga kehebohan Sifa berhenti dan membuat Dira ikut melihat ke arah pandang Sifa. Di situ mata Dira dan mata Dava bertemu. Dava turun tangga, Dira naik tangga. Pandangan mata mereka masih lekat sampai mereka bersisian. Dava lalu tersenyum sekilas untuk Dira, membuat Dira bertanya-tanya apa maksudnya.

"Are you ok, Dir?" tanya Sifa.

"Ya, fine. Dava kelihatan lebih bahagia ya sekarang?" tanya Dira pada Sifa.

"Maybe," celetuk Sifa yang tidak begitu memperhatikan, tapi ia tahu Dava memberi sekilas senyuman untuk Dira tadi.

Semenjak pertemuan di tangga itu, bukan hanya sekali Dava berpapasan atau sekadar ada di tempat yang sama dengan Dira. Perempuan itu memerhatikan perubahan Dava yang signifikan. Dava terlihat lebih bahagia dan jarang murung. Bagaimana dengan luka-luka sayat di tangannya? Dira mempertanyakan hal yang tidak bisa dijawab oleh siapapun kecuali Dava dalam hati.

Setiap kali Dira berpapasan dengan Dava, lelaki itu selalu memberinya senyum sekilas yang belum pernah sempat Dira balas karena Dava berjalan begitu cepat. Namun, Dira bahagia jika Dava juga bahagia. Sepertinya ada perubahan dalam hidup Dava yang belum lelaki itu bagi padanya. Dira jadi penasaran apa itu. Saat di kantin juga Dira sempat curi-curi pandang ke meja makan Dava bersama teman-temannya. Dava terlihat begitu menikmati kebersamaan itu. Dava juga sempat sesekali mencuri pandang ke arah Dira. Saat mereka saling menatap, Dava melemparinya sebuah senyuman. Dira semakin tidak mengerti ada apa dengan Dava. Sebab yang ia tahu, terakhir Dava meminta berpisah, tapi tidak dengan baik-baik dan membuat Dira bersedih.

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang