Crackpair!𖠵⃕⁖🦢ꦿꦶ⃨ຳི⟡
Blueprint.
Adalah kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan, biasanya berisi penyusunan strategi atau rancangan lainnya.
Lalu, bagaimana jika sepasang kakak-adik mencuri Blueprint rahasia milik mafia...
"Bisa nggak, lo diem gitu. Itu mulut nggak capek apa, bacod mulu."
Jisung menatap datar laki-laki sebaya di sebelahnya. Laki-laki itu sangat menyebalkan bagi Jisung.
Tampan sih iyah, tapi menyebalkannya di luar nalar. Sampai-sampai dia memisahkan Jisung dari Minho, kakak kesayangannya.
"Lo, kenapa sih misahin gue sama Kak Minho?" tanya Jisung.
Laki-laki itu—Hyunjin membuang nafasnya kasar.
"Gue nggak misahin lo sama kakak lo. Gue cuma jadi tangan kanan Kak Chan, buat mandu elu. Nah, kakak lu itu keknya bakal jadi tangan kanan kedua Kak Chan," jelas Hyunjin.
"Apa itu harus?"
Hyunjin menggedikkan bahunya acuh.
"Cih, ngeselin," gumam Jisung pelan.
"Udah, ayo ikut gue ke ruang senjata. Gue mau tes, sejauh mana pak tua itu ngelatih elu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Minho,"
"Heum?"
"Maafin kakakku ya?"
Minho menghentikan langkahnya. Dia menatap bingung ke arah laki-laki manis di sampingnya, Bang Seungmin.
"Maaf dalam rangka apa? Kamu sama kakakmu nggak ada salah sama kakak."
"Tapi Kan..."
"Kak Umin! Stop nyalahin diri sendiri. Emang Kak Umin ada salah sama tuh cowok," sahut Jeongin.
"Yang dikatain Jeongin bener, Min. Kamu nggak salah. Kakakmu juga nggak salah. Di sini nggak ada pihak yang salah. Karena kakak sama Jisung direkrut sama kakakmu," jelas Minho.
"Sudah, ayo ke ruang latihan. Biar cepet selese semuanya."
Seungmin mengangguk, dia langsung menggandeng tangan Minho. Dan, melupakan Jeongin di belakang. Dengan muka yang masam.
"Anjir, gini nih kalau ketemu cowok baru. Ujung-ujungnya gue yang dilupain. Sabar banget gue jadi pacarnya Kak Umin."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dor!
"Bidikan lho tepat. Pak tua itu nglatih elo dengan baik," ujar Hyunjin.
"Lho daritadi bilang pak tua mulu. Gitu-gitu dia bapak gue tau," balas Jisung.
"Gue nggak salah donk. Tuh orang kan udah tua dimakan usia. Tinggal nunggu matinya aja."
Jisung menatap Hyunjin dengan masam. Ingin rasanya dia membunuh laki-laki kelebihan bibir itu menggunakan senjata yang dia bawa.
"Nggak usah natap gue kek gitu. Gue tau gue ganteng," ucap Hyunjin dengan percaya diri.
"Cuih, pede amat." Jisung memutar bola matanya malas.
"Dahlah, yok ikut gue ke kamar—"
"HEH MAU APA LO NGAJAK GUE KE KAMAR!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai!!!
Nay kangen kalian. Maaf baru update. Kemaren Nay lagi down. Maaf sekiranya kalau Nay berlebihan mau apus nih cerita.