⊛15⊛

1.2K 156 8
                                    

"Jisung bertahan ya? Please!"

Netra Jisung menatap Minho yang bergelantungan di sebelahnya.

"Nanti Kak Chan kesakitan bagaimana?"

Jisung mendongak ke atas. Melihat Chan yang mencoba mempertahankan kedua tangannya agar dia dan Minho tidak jatuh ke jurang.

"Kak Chan kuat kok! Hyunjin nanti bakal bantu kita," ujar Minho.

"Tapi di atas masih banyak musuh ... Kak Chan lepasin Jisung aja ya?"

"NGGAK! GUE NGGAK MAU LO MATI, J.ONE."

Jisung tertegun mendengar kalimat Chan. Hatinya menghangat usai mendengar pernyataan Chan.

Sepertinya ia tidak salah memilih sosok yang tepat untuk kakaknya.

"Jisung nggak kuat lagi, Kak."

Laki-laki manis mirip tupai itu menatap sebelah tangannya yang sudah bercucuran darah.

"J.One, lo kuat. Bertahan bentar plis!"

Jisung menggeleng pelan. "Jisung lelah, maafin Jisung ya?"

Laki-laki manis mirip tupai itu melepas genggaman tangannya dari tangan Chan dan berakhir jatuh ke ujung jurang di bawah sana.

"JISUNG!!!"

Minho menatap tidak percaya. Laki-laki itu ingin melepas tangannya dari Chan tapi yang lebih tua justru mengeratkan genggamannya dan mengangkat Minho naik lagi ke tebing.

"Kak Chan ... Hiks ..."

Chan langsung memeluk yang lebih muda. Mencoba menenangkan Minho yang masih terkejut akan kehilangan Jisung.

Sementara Hyunjin, laki-laki dingin itu murka dan menembaki semua musuh dengan membabi buta.

Tidak peduli sekejam apa dia menembak mereka. Nyawa harus dibalas dengan nyawa.

Sampai akhirnya Jeongin harus turun tangan menghentikan kakaknya itu.

"STOP! JANGAN DITERUSIN NANTI LO BUNUH SEMUA ORANG, KAK!"

Seketika Hyunjin terdiam. Pistol yang dipegangnya tadi jatuh ke tanah. Laki-laki dingin itu sudah kehilangan pandangannya.

Tatapan kehidupan di matanya sudah menjadi kosong. Jeongin menjadi tidak tega dan langsung memeluk erat kakaknya.

"Ikhlaskan dia, kepergian J.One sudah menyelesaikan semuanya sekarang. Nggak bakal ada lagi mafia yang berani main-main sama kita."

2 years later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


2 years later ...

Younghoon baru saja keluar dari kantornya. Ia berinisiatif untuk menjemput sepupunya yang akan pulang sekolah dalam waktu 1 jam dari sekarang.

Tapi niatnya dia urungkan karena ada misi dadakan dari Chan. Terpaksa ia harus menyuruh Seungmin atau Felix untuk menjemput sepupunya.

Meskipun beresiko membuat sepupunya marah atau terkejut.

"Seungmin, lo bisa jemput adek sepupu gue?"

Seungmin yang tadinya sibuk membaca buku mengalihkan pandangannya dan menatap salah satu bawahan Chan.

"Ah, bisa kok. Dia sekolah di mana?"

"Hanlim, nanti gue chat dia biar nunggu di depan gerbang."

Seungmin mengangguk dan menutup buku yang dibacanya tadi.

"Aku berangkat dulu, kak. Kasihan kalau dia kelamaan nunggu."

"Aish, di mana si Kim bangsat itu?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aish, di mana si Kim bangsat itu?!"

Ting!

Laki-laki berpipi chubby itu membuka ponselnya. Setelah membaca isi notif tersebut, ia hanya bisa menghela nafas.

Resiko sekali kalau punya sepupu workholic. Jadinya harus sering dijemput orang berbeda-beda.

"Si Kim bangsat. Coba aja gue balik ke rumah, nggak bakal gue repotin kan. Kenapa sih pake sembunyi-sembunyi segala?"

Laki-laki berpipi chubby itu berdecak kesal. Sampai akhirnya sebuah mobil BMW berwarna silver terpantri tepat di depannya.

Ia mengira pasti ini suruhan kakak sepupunya yang akan menjemputnya kali ini.

"Suruhan kak Younghoon?" Laki-laki berpipi chubby itu mendekati sosok yang keluar dari mobil.

"Iya benar. Ka—Jisung?"

 Ka—Jisung?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End

Hawooo!!

Ehehe double up?

Gajadi sad end. Kasihan kalo sad end wkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak!

[✓] Blueprint [banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang