⊛9⊛

1.2K 194 23
                                    

Chan menatap tajam area sekelilingnya. Keadaan cukup tenang dan damai seperti biasa.

Bisa ia pastikan, tim J.One cukup ahli dalam menyelusup masuk ke dalam gedung perusahaan Lee.

"Wah mereka pintar sekali. Semudah itu membuat keadaan sekitar menjadi tenang," ujar Seungmin.

"Belom lagi si Lee Know sama Sam yang ikutan nyusul. Tuh dua cowok pro juga," sambung Jeongin.

"Gue salah udah ngeremehin skill si tupai itu." Chan merengut sebal.

Seungmin dan kekasihnya menatap ilfeel ke arah Chan. Mereka tidak percaya jika laki-laki berambut pirang itu sangat kekanakan.

Melampaui imutnya Hyunjin saat kosplay badut beruang di taman kota saat menjalankan misi. Mengingat insiden itu membuat Jeongin ingin muntah pelangi saja.

"Kak Chan, udah deh. Mau aku dorong ke jurang laut? Jangan sok imut kamu." Seungmin menatap malas kakaknya.

"Seung—"

"Diem atau kulakban itu mulut."

Oke, Chan diam. Laki-laki berambut pirang itu takut dengan adiknya. Ya meski dia berkuasa atau apapun itu. Percayalah, Chan hanya takut pada Seungmin.

Selain itu tidak ada yang ia takuti. Tuhan saja ia tidak percaya. Chan itu memang beragama tetapi tidak terlalu agamis.

Ya, kalian taulah seperti apa itu.

"Ayo masuk, gue bisa lihat jejak darah di sini." Jeongin memandu.

"Darah J.One ..." Seungmin menatap kosong ke arah jejak darah itu.

"Ayo masuk, kita bantai semuanya."

Seungmin mendongakkan kepalanya. Menatap si Chan yang tersenyum seringai.

"Aku nggak yakin kita bakal dapet sisa. Sam itu kejam lhooo."

"Gimana keadaan Jisung?" Minho menatap cemas ke arah dokter yang baru saja keluar dari bangsal tempat adiknya bersemayam saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana keadaan Jisung?" Minho menatap cemas ke arah dokter yang baru saja keluar dari bangsal tempat adiknya bersemayam saat ini.

"Lukanya cukup parah. Tapi sudah kami atasi dengan baik. Tinggal menunggu dia siuman saja.

Oh ya, jangan bikin dia tertekan. Kondisi mentalnya akhir-akhir ini sangat buruk," jelas dokter itu panjang lebar.

Minho pun mengangguk paham.

Laki-laki itu akhirnya mempersilahkan sang dokter pergi kembali ke ruangannya.

"Jisung .... Kok nggak cerita sama kakak?"

 Kok nggak cerita sama kakak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dor!
Dor!
Dor!

Hyunjin menghabisi orang-orang berbadan besar di depannya secara bersamaan.

Laki-laki tampan itu sudah bermandikan darah. Pakaian yang dipakainya sudah sebersih saat ia baru datang bersama rekannya.

"Bodyguard lemah! Beraninya rame-rame doank," remeh Hyunjin.

"Lord Sam, lo di sini?"

Akibat suara tembakan tadi, Sunwoo dan Eric menghampiri Hyunjin untuk memastikan.

"Lo berdua ngapain aja sampe J.One luka parah kaya gitu?"

Keduanya terdiam bak batu. Mereka takut untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Hyunjin.

Karena faktanya, Hyunjin itu menyeramkan. Meski tidak semenyeramkan Chan. Setidaknya laki-laki tampan itu memiliki jabatan sebagai tangan kanan boss besar.

"Kok diem? Mau mati ya?"

"E-enggak." Sunwoo menatap Hyunjin takut-takut.

"Yaudah cepet cerita! Siapa yang udah bikin J.One luka parah sampe mau meninggal gitu?"

Eric menghela nafasnya. Laki-laki dengan tinggi minim itu mulai bercerita tentang insiden yang sudah terjadi.

"Tadi J.One diserang sama Lee Chan. Dia dijebak sampai akhirnya ditembak tepat di bagian sebelah perut kirinya. Gue sempet mau nemenin J.One dan ngebiarin S.Woo maju terus. Tapi J.One malah nyuruh gue maju.

Harusnya gue nggak maju saat itu. Sayangnya J.One maksa. Jadi gue maju buat nemenin S.Woo. Sementara dia sendiri di tempat persembunyiannya.

Gue nggak tau apa yang udah terjadi sama dia sekarang. Gue harap dia aman."

Hyunjin meludah ke lantai. Mata laki-laki tampan itu sudah berkilat amarah yang sudah menggebu-gebu.

"Dia nggak aman."

Eric menatap ke arah Hyunjin. "Lord ketemu J.One tadi?"

"Iya, tapi keadaannya jauh lebih mengenaskan. Dia hampir mati cuma gara-gara anak si bangsat Lee itu."

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Nay kembali tengah malem wkwk.

Jangan lupa vomment!

[✓] Blueprint [banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang