Bik Min segera memanggil pengacara Han begitu melihat apa yang di gambar Taera.
Tok ... Tok ....
"Permisi tuan Han, maaf bisakah anda keluar sebentar," ucap bik Min dari balik pintu.
Pengacara Han yang mendengar suara bik Min pun menghampiri dan membuka pintu.
"Ada apa bik?" tanya pengacara Han.
"Itu non Taera," ucap bik Min.Pengacara Han segera bergegas ke tempat ruang keluarga begitu melihat ekspresi bik Min yang terlihat kuatir. Petugas dinas sosial pun mengikuti dari belakang.
"Taera ada apa?" tanya pengacara Han panik.
"Ini." Shin Jae sang psikolog memberikan hasil gambar Taera. "Seperti nya Taera mengingat pembunuh orang tuanya," ucap Shin Jae.Pengacara melihat gambar Taera.
"Taera, apa orang di gambar ini yang membunuh orang tuamu?" Pengacara Han bertanya hati-hati.
Taera mengangguk."Ku rasa sesi terapi kita akhiri sampai disini dulu untuk hari ini." Ucap pengacara Han kepada Shin jae.
Shin Jae mengangguk setuju."Bik Min tolong bawa Taera ke kamarnya," ucap pengacara Han.
"Shin Jae-ssi dan Mo Young-ssi terima kasih atas kedatangan kalian, saya harus membereskan hal lainnya," ucap pengacara Han.
"Saya mengerti, semoga kasus ini segera selesai," ucap Mo Young petugas dinas.
"Dan semoga ini tidak meninggalkan trauma kepanjangan buat Taera," ucap Shin Jae.Dan mereka berdua pun pergi meninggalkan rumah keluarga Kim. Pengacara Han segera pergi ke kantor polisi untuk memberikan petunjuk gambar Taera.
Sebelumnya ia berpamitan kepada bik Min untuk menjaga Taera.
Sejak peristiwa itu pengacara Han juga menyewa pengawalan profesional untuk menjaga Taera di rumah.
Sesampainya di kantor polisi, pengacara Han segera memberikan gambar Taera. Dan pihak kepolisian membuat sketsa lebih jelas lagi wajah pembunuh pasangan Kim. Kemudian mereka segera melakukan pencarian.
"Saya harap polisi segera menangkap pembunuhnya," ucap pengacara Han.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Terima kasih berkat gambar ini kami punya petunjuk," ucap Kepala Polisi.
"Saya tunggu kabar baik, kalau begitu saya pamit." Ucap pengacara Han sambil mengulurkan tangan.
"Baik, kami akan memberi kabar secepatnya." Kepala Polisi menjabat tangan pengacara Han.Pengacara Han meninggalkan kantor polisi menuju tempat kerjanya, ia harus mengurus surat kuasa wali Taera.
Pengacara Han merupakan pengacara kepercayaan Appa Tae ra yang sudah dianggap keluarga. Usianya yang masih muda, namun cara kerjanya yang perfect dan profesional dalam mengurus segala sesuatu menjadikan ia menjadi pengacara pribadi Kim Ho Hyun.Taera sejak pulang dari rumah sakit, tiap malam ia selalu memimpikan kejadian di mana ia melihat keadaan kedua orang tuanya mulai di siksa hingga di bunuh.
Tiap itu terjadi, Taera selalu terbangun dari tidurnya dan menangis. Bik Min yang sekarang tinggal bersama Tae mra tidak mengetahui akan hal ini. Pasalnya Taera selalu menutup wajahnya dengan bantal ketika sedang menangis.Taera baru bisa kembali tertidur setelah ia lelah menangis, dan itu terus terjadi setiap malam. Dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada emosi Taera.
Penantian yang panjang membuahkan hasil, polisi berhasil menangkap tersangka bersama beberapa anak buahnya. Sebelum memproses kasusnya, polisi ingin kesaksian Taera untuk mengidentifikasi wajah tersangka.
"Taera, apa kau siap?" tanya pengacara Han.
Taera mengangguk.
Sejak kejadian buruk itu Taera hanya menggunakan bahasa tubuh, tidak pernah bersuara.
"Ayo." Ajak pengacara Han menuju ruangan khusus terdakwa.Saat ini Taera sedang berada di kantor polisi, ditemani pengacara Han dan psikolog Shin Jae.
Masuk ke sebuah ruangan di mana ada sekat kaca besar memisahkan kedua ruang. Di balik kaca ada ruangan di mana terdapat beberapa orang yang di jadikan tersangka.
Taera bisa melihat orang-orang tersebut, namun orang dibalik kaca tidak dapat melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
addorable love( End ) Tahap Revisi
Romancekim tae ra gadis ceria,supel dan menggemaskan.orang orang yang berada disekitarnya pastinya akan menjadi nyaman,namun dibalik sifatnya yang ceria tersembunyi trauma yang belum bisa hilang.selalui menghantui disaat tidurnya,dan ketika melihat tindak...