Kamu tahu rasanya hidup di buang? Di kucilkan? Minder?tidak di inginkan?dan aneh?itu semua yang aku rasakan.Awalnya hidup ku baik baik saja seperti anak yang lainnya,tetapi semuanya berubah dalam sekejap ketika ayahku mengalami kecelakaan mobil dan meninggal.Ibu ku yang tidak menerima kenyataan itu,dia pun menjadi frustasi atas kematian ayahku itu,dan menyalahkanku atas kejadian itu.
Dari kejadian itu,ibuku jadi tidak memperhatikan ku,dan menganggapku anak yang tidak berguna dan pembawa sial. Akhirnya aku tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri,minderan,cepat tersinggung.Aku selalu merasa iri dan terbuang,Yah memang aku terbuang.
***
Sepulang sekolah,aku langsung pulang kerumah,di sana terlihat ada ibu dan kak dava,yang aku yakini mereka akan memarahi ku gara gara kejadian tadi di sekolah,walaupun itu ulah kak dava,tapi tetap saja aku yang selalu di salahkan,miris bukan?"Qila,sini kamu!"ucap sang ibu yang tampak kelihatan marah kepada qila
"iya bu,kenapa?"ucap qila
" kamu bilang kenapa?apa kamu tidak sadar hah,kamu sudah mempermalukam dava di depan teman temannya,kamu dorong dava kan?!"ucap sang ibu
"tapi bu,kak dava yang mulai duluan,kak dava udah ngotorin loker aku bu"ucap qila dengan wajah yang memerah menahan tangis
" Apa salah nya hah?!kamu bisa bersihkan loker mu lagi kan,sekarang kamu ikut saya,kamu harus di beri pelajaran"ucap sang ibu sambil menarik rambut qila,Qila hanya pasrah di perlakukan seperti itu oleh ibunya.
Di sana,dava hanya melihat pemandangan itu dengan wajah yang sangat riang,Ya orang itu tersenyum melihat suasana itu,bahkan terlihat menikmatinya.
"Qila ,kamu saya hukum di sini ,kamu gak akan saya kasih makan hari ini,jangan keluar dari gudang ini!mengerti?! Ucap ibu sambil menarik rambut qila.
"Ibu,lepasin qila,hiks..hiks.."ucap qila sambil meringis karena kesakitan.
"lepasin kamu bilang?!mau kamu apa hah,kamu itu seharusnya tidak ada di sini,kamu itu pembawa sial,gara gara kamu,suami saya meninggal!kamu itu pembunuh!!"ucapnya yang terlihat marah
"Qila gak bunuh ayah bu,itu murni kecelakaan bun hiks..hiks..Qila gak salah,qila bukan pembunuh bu!"ucap qila dengan keadaan tertunduk dan bergetar
" Sudah seharusnya saya usir kamu dari dulu!kalo bukan permintaan ayahmu untuk jaga kamu,saya gak mau ngurusin orang yang udah bunuh suami saya!ngerti kamu?!"ucapnya sambil menarik rambut qila dan mendorongnya ke tembok.
Qila hanya bisa menangis sejadinya,dia sudah pasrah di perlakukan seperti ini,kini yang ia fikirkan hanya ayah nya,bagaimana ayahnya bisa tenang di sana,sedangkan disini anak ayah selalu tersakiti.
Mungkin melalui mimpi kita bisa bercerita banyak seperti dulu? Atau setidaknya aku ingin memastikan bahwa Ayah di sana tidak kesepian seperti aku di sini.
Untukku tak apa, aku dapat membiasakan diri dari semua ini. Namun, semoga engkau telah nyaman di sana.
Terima kasih telah menjadi Ayah terbaik.
Aku sangat menyayangimu dengan segala keterbatasan yang kumiliki.
setelah mengucapkan itu qila langsung tidur di gudang tanpa alas dengan keadaan perut yang kosong,dia hanya berharap besok adalah hari terakhir penderitaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day
Short Story"Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh." Seorang gadis cantik menuruni anak tangga,Ia terusik dari tidurnya sebab keributan yang berasal dari ruang tamu. Ia hanya memandangi pemandangan yang ada di de...