"Apakah perhatian dari keluarga dan orang terdekat tidak cukup?atau jangan jangan gak di urus? Sampe ngurusin hidup orang?"
Itulah pertanyaan yang sering muncul di fikiran qila,kenapa mereka tidak pernah bertanya langsung tentang apapun itu,kenapa mereka mudah menyimpulkan sesuatu yang belum tentu benar?kenapa mereka selalu saja mengusik ku,terlebih lagi ibu dan kakak ku yang selalu mengatakan aku pembunuh,aku penyebab kematian ayah,kenapa mereka tidak pernah bertanya bagaimana perasaan ku saat di tinggal ayah?
***
Queen yang melihat itu langsung menghampiri qila dengan tampang yang terlihat khawatir."Qila lo gak papa?"ucap queen untuk memastikan qila baik baik saja.
"gapapa queen,aku cuman lagi kangen sama ayah"ucapnya sembari tersenyum getir.
"aku mengerti,biar aku antar kamu pulang ya,kebetulan aku di jemput supirku,dia ada di depan,ayok!"ucapnya sembari menarik tangan qila kedalam mobilnya.
***
Di dalam mobil,semuanya sangat sepi,hanya terdengar suara helaan nafas yang berat,dan itu qila dengan wajahnya yang terlihat khawatir.Queen yang menyadari hal itu langsung bertanya kepada qila."Qila,mungkin ini terlalu cepet kalau ngebuat lo percaya gitu aja ke gw,tapi gw bener bener khawatir sama lo dari tadi,kalaupun ada masalah,lo bisa cerita ama gw,seenggak nya itu ngeringanin beban lo"ucapnya dengan wajah yang tersenyum sambil memegang tangan qila.
Qila hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan queen tadi,dia berfikir setidak nya masih ada yang peduli kepadanya,dan ia harap queen tidak akan menjauhinya seperti yang lainnya.
"Qila,gw mau ke cafe kakak gw dulu,kita mampir dulu ya,lo gak papa kan?"ucap nya queen
Qila sempat berfikir,jika dia menolak dia tidak enak kepada queen,tapi jika aku ikut,apa ibu tidak akan marah aku pulang terlambat?...Ah sudah lah aku ikut aja,sekalian cari tempat kerja paruh waktu,toh ibunya ingin dia bekerja,jadi tidak masalahkan?
***
Setelah sampai di tempat yang di tuju,mereka memasuki cafe itu dan terlihat seorang lelaki yang terlihat seumuran dengannya,yang aku yakini,dia kakak nya queen."Queen,sini kamu,kenapa lama sekali?kakak sudah tunggu daritadi"ucapnya dengan wajah yang terlihat kesal,namun terlihat sangat lucu.
"maaf kak,tadi aku nungguin temen baru aku ,aku pulang bareng dia,terus aku ajak mampir dia ke cafe kakak,oh iya kak,ini kenalin temen baru aku,namanya Qila,dan Qila ini kakak gw,namanya alexander"ucapnya queen
"hai,nama gw alexander,panggil aja alex,gw kakaknya queen,cuman beda setaun doang."ucapnya dengan ramah sambil mengulurkan tangannya ke arah qila
"hai,nama aku qila,temen nya queen."ucapnya dengan wajah yang berseri dan dengan senang hati menerima uluran tangan itu.
Setelah itu kita duduk dan bercerita satu sama lain ,Ah rasanya sangat menarik,begitu hangatnya suasana seperti ini,andaikan keluargaku seperti ini,mungkin aku akan sangat bahagia.
"Qila,ini kakak gw baru kelas 2 Sma ,dia beda satu tahun ama gw,dia udah terjun di dunia bisnis,dan cafe ini baru di bangun,jadi pengunjung nya hanya terlihat beberapa,jadi di sini gak terlalu berisik,lo bisa cerita ama gw,gw pasti bantu lo"ucapnya dengan nada yang meyakinkan.
"Kakak kamu hebat,dia sudah punya bisnis,pasti orang tua kamu bangga kan?"ucap qila yang terlihat jelas sedang menahan tangis.
"qila,luapin aja sekarang,lo kenapa?gw sempet lewat loker lo,dan liat di sana banyak sampah,dan di liat dari pandang mereka,mereka gak suka ama lo?kenapa?"ucapnya penuh harap bisa mendapat jawaban dari qila.
"queen,aku sangat berterima kasih karena kamu masih mau denganku,masih peduli,aku harap kamu tidak seperti mereka yang suka ganggu aku.tapi,aku belum siap ceritain semuanya sama kamu,aku harap kamu ngerti,ya"ucapnya dengan tangan yang bergetar
queen yang merasa bersalah dengan itupun langsung menenangkan qila dengan cara memegang tangan qila,dan membisikan sesuatu.
" Aku tahu kamu wanita kuat,aku seneng punya teman seperti kamu".Ucapnya dengan wajah yang sangat tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day
Short Story"Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh." Seorang gadis cantik menuruni anak tangga,Ia terusik dari tidurnya sebab keributan yang berasal dari ruang tamu. Ia hanya memandangi pemandangan yang ada di de...