5 months after that.
Taeyong menghembuskan nafasnya. Kini dirinya harus pergi menjumpai Jung Jaehyun. Ya, sudah lima bulan lamanya ia pergi dari pria bermarga Jung itu, meninggalkan suaminya, keluarganya, teman, dan Korea. Hidupnya yang sekarang sangat damai, ia tinggal di rumah sederhana yang ada di Los Angeles.
Setelah turun dari pesawat, pria mungil itu menghirup udara segar di bandara Incheon, Korea Selatan. Negeri yang menjadi tempat lahirnya. Dan negeri yang menjadi saksi penyiksaan hidupnya.
Kaki jenjangnya ia bawa keluar lobby untuk menemui Lucas dan Mark yang sudah menunggunya sejak pukul tujuh pagi.
Mata besarnya terus mencari kedua lelaki dengan marga Jung itu. Hingga ia mendengar teriakan dari suara melengking yang ia yakini adalah suara Lucas.
"Kakak ipar! " Taeyong membalikkan badan dan mendapati Lucas serta Mark yang sedang berdiri menatapnya dengan senyuman.
"Welcome back, hyung.. " Mark berucap pelan yang dibalas anggukan dan senyuman haru dari Taeyong.
Ia berjalan sedikit untuk mendekatkan dirinya kepada dua pria yang kini merentangkan kedua tangannya. Bermaksud untuk memeluk Taeyong.
"Wajahmu tidak berubah, Cas. Hanya tubuhmu menjadi sedikit lebih tinggi. " Ujar Taeyong dengan nada candaan.
"Mark, apa kabar denganmu? Aku minta maaf atas kejadian beberapa bulan yang lalu. "
Mark mengangguk dan tersenyum. Ia mengulurkan tangannya untuk mengelus surai hitam milik Taeyong. "Aku baik, hyung. Bagaimana denganmu?.... Ahh tidak perlu dibahas lagi semuanya sudah berlalu. Lagian... Aku sudah mendapat gantinya. "
Terlihat raut terkejut dari wajah Taeyong, namun segera ia ganti dengan raut wajah menggoda Mark. "Wahh... Siapa yang kau maksud pengganti, humm? "
Mark hanya diam dan memasang cengiran lebarnya. Sedangkan Lucas tergelak dengan candaan.
"Mark sudah mendapatkan seseorang yang sangat ia cintai. Dan dia... Sungguh seperti dirimu, hyung! Bahkan tinggi badannya hampir sama, apalagi cara berbicaranya yang benar-benar sangat mirip denganmu! " Ujar Lucas dengan gembira.
"Wahh... Siapa dia, Mark? "
Sedangkan Mark hanya menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Wajahnya kini memerah akibat Lucas!
"Namanya Cha Eunwoo, hyung. "
Taeyong menganggukkan kepalanya paham. Ia bersiap untuk menarik kopernya. "Sebaiknya kita bergegas, sudah waktunya makan siang dan aku tidak sabar untuk menjumpai ibu dan Jaemin. "
-I Regret You-
Kakinya berjalan dengan langkah panjang. Hari ini lelaki cantik itu sangat bahagia karena bisa menjumpai kembali sang ibu dan adiknya yang sudah lima bulan tidak ia lihat secara langsung.
Setelah memasuki perkarangan mansion nya, Taeyong buru-buru memencet bel. Butuh waktu lama hingga pintu besarnya terbuka oleh BoA.
"Astaga Taeyong!!! " BoA yang histeris melihat anaknya, kian langsung menghambur kedalam pelukan Taeyong. Mata indahnya menangis memeluk tubuh mungil Taeyong. Lima bulan bukanlah waktu yang singkat untuk perpisahan antara ibu dan anak.
Melepas pelukan, tangan Taeyong terulur untuk menghapus air mata yang masih mengalir di mata indang milik BoA. Ia tersenyum senang dan mencium kening sang Ibu.
"I'm home... " Taeyong bergumam pelan yang masih dapat ditangkap oleh indera pendengaran BoA. Dan langsung dibalas anggukan antusias dari wanita paruh baya itu.
-I Regret You-
Menyantap makan siangnya, Taeyong bertanya kepada BoA. "Dimana Jaemin? "
BoA meneguk air putih sebelum menjawab pertanyaan Taeyong. "Pergi bersama Jeno. Mungkin sore nanti ia akan pulang. "
Taeyong meletakkan garpu dan sendoknya. Matanya menatap lurus kearah BoA. "Bu, nanti malam aku akan mengunjungi Jaehyun. Aku sudah mengurus surat perceraiannya dan harus meminta persetujuan dari Jaehyun. Mungkin... Waktu ku di Korea hanya seminggu. "
BoA hanya diam menatap Taeyong. Ia sudah di tinggal oleh suaminya, dan sekarang ia hanya diberi waktu satu minggu untuk bertemu dengan anak tertuanya? Itu sangat menyedihkan! Ia ingin menghabiskan waktu dengan Taeyong dan juga Jaemin.
"Jadikan pilihanmu yang terbaik, nak. "
-I Regret You-
Air matanya kini menetes saat menatap gedung mewah yang ada di hadapannya. Ini... Mansion milik Jaehyun yang menyimpan banyak kenangan menyakitkan.
Rasanya ia tidak siap untuk bertemu Jaehyun, ia masih ingin pergi tanpa melihat wajah suaminya. Akan terasa sangat perih jika ia melihat wajah yang sudah beberapa bulan akhir ini ia usahakan untuk dilupakannya.
"Kau bisa Taeyong. " Lelaki cantik itu menghapus air matanya dan berjalan dengan langkah panjang hingga ia sampai di depan pintu besar Mansion Jaehyun.
Memencet bel tiga kali, namun tidak ada tanda-tanda suara langkah kaki yang akan membuka pintu besar itu. Taeyong berinisiatif untuk membuka langsung pintu nya dan berhasil! Pintunya tidak dikunci.
Matanya membelalak saat melihat betapa kacaunya Mansion Jaehyun saat ini. Vas bunga, kursi, meja, sisa makanan, semuanya berantakan dan berserakan. Bahkan bingkai pernikahannya dengan Jaehyun kini pecah di lantai. Membuatnya meneteskan air mata kembali.
Taeyong memungut foto itu dan menyimpannya di dalam tas kecil yang ia bawa. Matanya mengadah keatas untuk melihat pintu kamar Jaehyun yang ternyata terbuka dengan lebar. Dengan cepat ia menaiki tangga sebelum ia terkejut melihat Jaehyun terkapar dengan wajah pucat nya. Taeyong menangis... Bagaimana tubuh Jaehyun kini terlihat sangat kurus dan kantung matanya menghitam. Apakah Jaehyun selama ini memikirkannya? Ahh.. Itu sangat mustahil!.
Taeyong menepuk pelan pipi Jaehyun, air mata nya menetes membasahi permukaan wajah Jaehyun yang ada dibawahnya.
"Jaehyun... Bangun hikss. "
Perlahan mata itu terbuka, iris coklat terangnya menatap Taeyong dengan sendu. "Tae... Jangan tinggalkan aku lagi... Ak-aku mencintaimu... " Jaehyun menggantungkan kalimatnya sebelum kesadarannya kini hilang. Membuat Taeyong menangis menjadi-jadi.
"Taeyong, Taeyong, bangun. "
Taeyong mengerjapkan matanya cepat. Ia tersadar dari tidurnya dan langsung menyandarkan punggung di tepi kasur. Tersenyum miris dan bergumam pelan, "Ternyata cuma mimpi ya... "
Ia menatap Jaemin yang juga sedang menatapnya. "Sekarang jam berapa? "
"Jam tujuh malam. Kau disuruh bangun oleh ibu, katanya ingin pergi mengunjungi si brengsek. "
Taeyong menghela nafasnya pelan, "Jaemin jangan mengatai Jaehyun seperti itu... "
Sedangkan Jaemin hanya memutar bola matanya malas. "Cepat bangun. Aku tidak ingin berdebat denganmu. "
T B C