Taeyong menatap sebuah benda dengan dua garis biru yang terpapar disana. Ia mengulum bibirnya, menyenderkan punggungnya di tembok kamar mandi dengan putus asa, dan menangis dalam diam.
Ia tidak sadar jika kemarin Jaehyun mengeluarkannya di dalam rahim Taeyong! Dirinya pun tidak menyangka bisa hamil. Ternyata, Taeyong adalah lelaki yang istimewa.
Apa sebaiknya ia memberitahukan hal ini kepada ibunya dan Jaemin? Atau menunggu waktu lagi agar tepat? Tapi... Ia tidak ingin membuat kejadian seperti yang lalu hanya karena Jaemin menunggu Taeyong untuk jujur dan berakhir semuanya kacau.
Menghapus air matanya dan menghembuskan nafas pelan, Taeyong bangkit untuk merapikan penampilannya di cermin. Ia keluar untuk menemui BoA dan Jaemin yang berada di bawah.
"Bu... " Panggilnya lirih membuat keduanya menoleh kearah Taeyong.
"Ada apa, sayang? " Balas BoA dengan lembut. Ia mempersilahkan Taeyong untuk duduk di sampingnya dan mengelus punggung Taeyong beraturan.
"A-aku ingin memberitahu sesuatu kepada ibu. " Taeyong menatap BoA takut-takut.
Ibunya hanya tersenyum dan mengangguk pelan, "Ceritalah... "
"Dua hari lalu saat aku mengunjungi Jaehyun... Ia mabuk dan menyetubuhi ku secara tidak sadar. Ia mengira bahwa aku adalah Haechan. Ia terus berbicara mengenai Haechan yang meninggalkannya. A-aku jujur jika aku sendiri menikmati ciuman yang Jaehyun berikan, tapi... Aku tidak tau bahwa Jaehyun akan melakukan nya hingga sejauh ini. Ak-aku hamil hikss... "
BoA dan Jaemin saling menatap. Mereka berdua jelas tau apa yang terjadi karena leher Taeyong penuh dengan ruam kemerahan. Dan mereka berdua sudah cukup besar untuk mengetahui bekas apa itu.
"Ibu kecewa padamu, sayang. Tapi, kau tidak boleh menghilangkan nyawa bayi yang tidak bersalah ini. Rawatlah hingga ia besar dan jangan pernah pertemukan anakmu dengan Jaehyun. "
Taeyong menatap cepat kepada BoA, "Mengapa tidak boleh, bu? Bukannya ini adalah darah daging Jaehyun juga? "
Jaemin yang mendengar penuturan Taeyong lantas memutar bola matanya malas. "Apa kau ingin luluh lagi kepada bajingan itu? Aku tidak mengerti apa yang ada diotak mu itu. "
Lelaki cantik itu menundukkan kepalanya pelan dan menggeleng lemah. "Tidak... "
BoA tersenyum dan mengelus surai hitam legam milik Taeyong. "Bawalah anakmu jauh dari Jaehyun. Ibu tidak ingin jika cucu ibu ternodai dengan tangan kotor milik Jaehyun. "
Lagi lagi Taeyong hanya mengangguk lemah. Ia bangkit meninggalkan Jaemin dan BoA di meja makan.
-I Regret You-
"What?? " Mark lantas berteriak dengan kencang. Ia terkejut atas lontaran Taeyong!
Lucas mencubit pelan punggung tangan Mark dan mendengus. "Bisakah kau tidak terlalu heboh? "
Sedangkan sang empu hanya tertawa kikuk, kemudian ia memfokuskan tatapannya kembali ke Taeyong yang kini hanya diam sambil memainkan jarinya.
"Kak Taeyong jangan khawatir. Aku dan Lucas akan berusaha sebisa mungkin untuk menutupi ini dari kak Jaehyun. Lagian juga... Dua bulan lalu perusahaan kak Jaehyun bangkrut karena Haechan melakukan penggelapan dana. Lihat! Ia terlalu bucin dengan Haechan, hingga ia mengorbankan semuanya. Untung saja ada Lucas yang mau membantu kak Jaehyun dengan suka rela. Jika tidak, mungkin kak Jaehyun saat ini sudah menjadi pengemis! "
Mark berbicara panjang lebar dengan nada yang dibuat-buat dramatis. Ia membanggakan Lucas di depan Taeyong, sedangkan yang dibanggakan hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Mark, kau tidak boleh berbicara seperti itu. Bagus jika Lucas ingin membantu Jaehyun. Itu tandanya Lucas masih sangat peduli kepada kakaknya. " Mark hanya memasang cengiran lebarnya saat mendengar tuturan Taeyong. "Oiya, aku ingin bertemu dengan kekasih mu. Lucas bilang dia sangat mirip denganku. "
Yang lebih mungil menatap Lucas dengan sinis dan berdecih. "Lucas berbicara seperti itu karena bucin terhadapmu, kak.
Lucas dengan cepat menoleh dan menepuk pelan punggung Mark. Membuat sang empu meringis.
Lelaki cantik itu menggelengkan kepalanya pelan, ia terkekeh atas tingkah laku Mark yang menurutnya menggemaskan! Padahal Mark adalah seme.
"Kakak ipar, jika nanti anakmu lelaki, ingin kau beri nama siapa? " Tanya Lucas penasaran.
Taeyong mengetukkan jemari kurusnya diatas meja. Dan berfikir atas nama apa yang cocok untuk buah hatinya yang akan lahir sembilan bulan yang akan datang?.
"Uhmm... Mungkin aku akan memberi nama Jeffrey? Apakah cocok? "
Mark yang mendengar langsung mengangguk antusias. "Lebih bagus lagi jika anakmu menyandang marga Jung! Uhm... Jeffrey Jung atau Jung Jeffrey, itu terdengar bagus, bukan? "
Lucas mendelik kearah Mark. "Kau jangan memaksa kakak ipar untuk menyandang marga Jung! Lihat mukanya langsung berubah tidak enak karena kau! " Lucas menatap Taeyong dan mengelus pelan punggung tangan Taeyong. "Beri dia marga Lee saja, kak. Kau jangan paksakan untuk memberikan marga Jung kepada anakmu, karena Jaehyun sendiri sangat jahat. "
Taeyong tersenyum dan menggenggam tangan Lucas yang ada diatas nya. "Mungkin kau benar. Aku akan memberikan marga ku untuk di depan namanya. Lee Jeffrey terdengar bagus! "
-I Regret You-
Taeyong menuruni tangga untuk menghampiri Jeno, Jaemin, Ten, dan Johnny yang kebetulan berkunjung ke mansionnya.
Lelaki yang lebih pendek berlari cepat kearah Taeyong. Menerjang tubuh Taeyong dengan pelukan eratnya.
"Aku merindukanmu, Taeyongiee~~"
Taeyong tersenyum senang hingga mengeluarkan suara kikikan. Ia mengelus punggung mungil milik Ten. "Aku juga merindukanmu, Tenniee~~"
Jeno menghampiri keduanya dan menatap Taeyong dengan senyuman lebarnya hingga membuat kedua matanya ikut tersenyum. "Selamat atas kehamilan mu, kak. Aku harap anakmu nanti sama seperti dirimu yang sabar dan penyayang. "
Jaemin ikut menyusul Jeno untuk menghampiri Taeyong. Ia mengecup pelan pucuk kepala Taeyong. "Empat hari lagi kau akan kembali ke California. Dan aku memerintah kau untuk menjaga ponakanku agar sehat selalu dan tumbuh besar seperti ku. Kak... Aku menyayangimu ! "
END!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Regret You | JaeYong • ongoing✔
Krótkie Opowiadania[boyslove] [mpreg] [sadromance]