22

8.5K 778 70
                                    

Taeyong mengedarkan pandangannya saat mendengar pintu terbuka. Ia melihat sosok Jaemin yang sedang berjalan masuk tanpa menatapnya. Itu membuat dada Taeyong sesak, bagaimana adiknya yang paling ia sayangi itu mendiaminya karena rasa kecewa yang begitu besar.



Pria cantik itu hendak mendekat kearah Jaemin, namun Jaemin lebih dulu menghindar dan menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya; membuat Taeyong menghembuskan nafasnya panjang.



Mungkin Jaemin hanya perlu waktu sebentar untuk mengistirahatkan pikirannya yang dengan kalut; fikir Taeyong.



"Sifatmu hari ini memperlihatkan bagaimana sifat Jaehyun mengabaikanku, Jaem. " Gumam Taeyong pelan.



Ia mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, tidak ada acara televisi yang bisa ia tonton; itu sangat membosankan. Andai ia berada di mansion Jaehyun, mungkin saat ini ia sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Berbeda jika di mansion keluarga nya; ia hanya bisa duduk manis menunggu bibi Kim yang menyediakan keperluannya.



Taeyong memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ingin mengumpulkan strategi untuk meminta maaf langsung kepada Jaemin. Ia merasa bersalah atas semuanya.



Menggapai ponselnya, lantas Taeyong memutar lagu yang saat ini benar-benar mewakili perasaan nya. Ia butuh teman; seseorang yang bisa ia ajak berbicara dengan benar. Seseorang yang selalu berada di sisinya kapanpun dan dimana pun. Sungguh... Ia merindukan Yuta hyung nya.



"I need somebody to heal. " Mulutnya bersenandung pelan. Ia meneteskan air matanya kembali, terisak dalam diam. Ia tidak ingin mengganggu Jaemin yang sedang istirahat di sebelah; suara tangisan nya pasti akan terdengar. "I guess I kinda liked the way you numb all the pain. "



Sudah cukup rasanya ia memendam suaranya yang ingin sekali berteriak keras; melampiaskan emosi juga sedihnya ke dunia. "Now the day bleeds. Into nighfall. And you're not here. To get me through it all. I let my guard down... " Taeyong menggantungkan liriknya. Kini, ia sudah bisa teriak dengan kencang. Ia tidak peduli jika Jaemin akan terganggu, ia hanya ingin di dengar dan dilihat. Itu saja. "Hikss... And then you pulled the rug... Hikss hikss... I was getting kinda used to being someone you... Love hiksss AARRRGGHHH. "



Taeyong membuang semua bantalnya ke lantai, ia mengacaukan kamarnya; semua benda yang ada di kamar itu kini sudah pecah dan berantakan. Bingkai foto pernikahannya dengan Jaehyun pun kini pecah, Taeyong menangis, ia ingin sekali mengiris tangannya dengan pecahan kaca; bila perlu mengenai urat nadinya.



Pria cantik itu terjatuh dalam duduk. Ia masih terisak, kacau. Hanya itu yang bisa disimpulkan dari keadaan Taeyong. Ia butuh Jaemin, Jaemin, Jaemin.



Ia ingin  dipeluk oleh Jaemin. Saat ini juga.



Pintunya terbuka membuat Taeyong menatap seseorang yang kini berdiri di ambang pintu dengan sendu. Orang itu menangis melihat Taeyong seperti ini. Dan Taeyong hanya bisa tersenyum hangat saat melihat Jaemin meneteskan air matanya.



"Jaemin... I'm sorry, I need you here. " Nada bicara Taeyong terdengar sangat parau.



Jaemin mendekat kearah kakaknya. Ia mendudukkan dirinya di samping Taeyong; memeluk kakaknya yang kini semakin terisak, bulir air matanya terus turun menuruni pipi tirus itu.



I Regret You | JaeYong • ongoing✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang