[11] Menontonku

116 11 1
                                    

Wajah Wonwoo tertekuk sejak keluarnya mereka dari Guardhouse. Jalan paling depan dengan langkah tergesa-gesa, wajah yang semakin datar di balik masker, dan mulut terkunci rapat saat ada orang yang mengajak bicara.

'Sangat kekanakan', pikir Woozi.

Sulit diakui jika saat ini Wonwoo memang sedang dibakar api cemburu melihat kedekatan Yeonsoo dan pelatih bodyguard itu. Menyebut namanya saja Wonwoo enggan, apalagi berbalik dan melihat wajahnya. Yang ada Wonwoo jadi semakin panas.

Woozi sebenarnya ingin tertawa, tapi dia harus menjaga imej di depan publik. Sedangkan Yeonsoo dan Ilwoo yang menjadi sasaran cemburu buta tetap anteng dengan obrolan mereka.

"Bohyuk-ah, apa kau ingin ikut makan dulu? Kami yang traktir." Mata Bohyuk berbinar mendengarnya.

"Tentu saja aku ikut. Iya kan, Eun?"

"Eh, aku terserah saja. Tunggu sebentar..." Yeonsoo merogoh telepon genggamnya yang bergetar dari dalam tas.

Hyera ternyata menghubunginya. Yeonsoo ragu ingin menerima panggilan itu sebab Hyera menghubungi dengan panggilan video.

Bohyuk melihatnya, jadi segera saja dia mengambil telepon Yeonsoo dan membawanya menjauhi mereka.

"Dia kenapa?" bisik Ilwoo.

"Hyera itu fans Seventeen," balas Yeonsoo sama pelannya.

Tanpa mereka ketahui, Wonwoo sempat melihat adegan bisik-bisik keduanya. Wonwoo salah menyimpulkan apa yang dilihatnya dan kembali jadi cemburu buta. Dengan kesalnya Wonwoo menendang kerikil kecil yang ada didepannya tanpa diketahui oleh orang lain.

"Bang!" panggil Wonwoo kepada Jaeha dengan suara keras.

Mereka yang mendengar suara Wonwoo kaget bukan main. "Ada apa?" tanya Jaeha dengan alis terangkat satu.

Wonwoo yang sadar telah mengeluarkan suara tinggi pun berdehem satu kali sebelum kembali berbicara.

"Itu...dimana kita akan makan?"

"Di Gangnam, kenapa?" Wonwoo hanya mengangguk sekali dan berjalan meninggalkan rombongan.

"Ada apa dengannya hari ini?" Tak ada satupun orang membalas perkataan Seungcheol sebab dalam hati mereka pun mempertanyakan hal yang sama.

Kecuali segelintir orang yang sepertinya tahu apa yang terjadi kepada Wonwoo. Yang mereka lakukan tentu saja menertawakan dan memaki kebucinan Wonwoo dalam hati.

Perlu diingat, tadi mereka memilih dua orang bodyguard. Keduanya adalah laki-laki. Mereka terpilih atas saran Ilwoo mengingat Seventeen itu grupband bertaraf internasional, sengaja Ilwoo pilihkan laki-laki yang memiliki tenaga lebih ekstra.

Nama bodyguard itu adalah Jeff Yoo dan Gamma Lim. Keduanya akan mulai bekerja besok sebab masih ada beberapa administrasi yang harus mereka urus sebelumnya.

Setibanya mobil datang, mereka segera masuk. Bohyuk yang sepertinya juga sudah selesai mencuri telepon Yeonsoo langsung datang menghampiri dan masuk mendahului Yeonsoo yang baru saja hendak naik.

Yeonsoo menatap nyalang Bohyuk kemudian masuk. Mobil ini memang khas mobil idol dengan banyak kursi di dalamnya. Jika dilihat, mobil ini lebih pantas disebut mini bus daripada mobil biasa.

Yeonsoo melihat-lihat kursi yang masih kosong. Saat hendak duduk di samping Bohyuk, dia malah dengan tidak tahu malunya mengangkat kakinya menempati kursi kosong di sampingnya.

Saat Bohyuk menyodorkan teleponnya dengan senyuman tengil, Yeonsoo segera merebutnya kasar dan pergi berjalan ke kursi belakang. Melihat Wonwoo mengisi tempat itu, Yeonsoo pun memilih duduk tepat di depan kursi belakang dengan wonwoo yang duduk di sisi sebaliknya.

Wonwoo tidak menyadari keberadaan Yeonsoo karena dia sibuk bermain game di teleponnya.

Mobil mulai berjalan dan sebagian dari mereka memilih memejamkan mata. Jaeha dan Woozi sibuk mengobrol di depan sana, sedangkan Yeonsoo memilih menatap ke luar jendela mobil. Di sana tak banyak orang yang lalu sebab hari sedang terik-teriknya.

Oh iya, Yeonsoo belum mengecek teleponnya sejak tadi diambil alih Bohyuk. Di sana tertera beberapa pesan yang belum terbaca dari Hyera.

Yeonsoo tersenyum membacanya, Hyera ternyata hanya ingin menitip cemilan baru dengan Seventeen sebagai model iklannya. Tidak aneh. Mungkin Yeonsoo bisa membelinya di minimarket sebelum pulang nanti, itu pun jika stoknya masih ada.

Hanya karena terpadat 100 kupon berbeda-beda yang dimasukkan ke dalam kemasan, cemilan itu menjadi buruan banyak orang. Selain itu rasa cemilan itu memang enak dan yang terpenting murah meriah.

Para fans itu apa tidak tahu berapa perbandingan menang dan tidaknya hadiah dengan banyaknya produksi pabrik setiap harinya.

Kesempatan menang kurang dari 0, dengan skala 0,0000001% mereka tetap saja mencoba dan berandai menjadi orang yang diberkati Dewi Fortuna, sungguh optimis sekali.

Jika dihitung, sampai saat ini baru ada 17 pemenang kupon dengan nomor produksi yang berbeda-beda. Itu berarti mereka hanya memasukkan satu sampai dua kupon setiap kali produksi. Jelas saja jika Snack itu begitu populer.

Tanpa sadar Yeonsoo mendengus keras membuat Wonwoo yang berada di belakang berhenti memainkan ponsel sejenak. Barusan dia mendengar suara asing dari bangku di seberang depan.

Dengan sekali menoleh, mata Wonwoo melebar cepat. Bahkan ia tak memperdulikan nasib game-nya yang mengalami kekalahan. Dia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan jika sosok perempuan yang tengah tertunduk menatap ponsel itu adalah Yeonsoo.

Kepalanya menoleh cepat saat Yeonsoo mengangkat kepala. 'Sial, kenapa seperti ini, sih! Pengecut sekali kau Jeon Wonwoo,' rutuknya dalam hati.

Yeonsoo melirik Wonwoo sekilas. Dari penglihatannya Wonwoo sibuk menatap ke luar mobil. Sepertinya pemandangan di samping Wonwoo lebih menarik daripada disini.

"Eun..." panggil Bohyuk dari depan.

Yeonsoo hanya bergumam kecil sebagai jawaban. Dia malas menoleh untuk melihat Bohyuk. "Tadi Hyera memintaku menyampaikan ini," ucap Bohyuk.

"Apa?"

"Temani dia pergi menonton konser Minggu depan." Mendengar kenyataan itu membuat Yeonsoo mendesah kesal.

Hyera tetaplah Hyera. Orang yang begitu mencintai idolanya sepenuh hati sampai rela menonton segal hal yang diadakan idolanya secara live di depan mata. Terkadang Yeonsoo merasa bosan jika menemani Hyera sehingga dia akan lebih memilih duduk diam tanpa menurunkan pengawasannya terhadap Hyera.

Atensi Yeonsoo beralih pada Wonwoo yang pindah maju ke kursi di sampingnya-lebih tepatnya di seberang Yeonsoo. Merasa melihat Wonwoo tak ada gunanya, Yeonsoo pun kembali menunduk dan hendak menelepon Woojin.

"Banyakin sabar, Soo," ledek Bohyuk yang membalikkan tubuhnya untuk melihat wajah kesal Yeonsoo.

"Kau akan pergi menontonku?" tanya Wonwoo yang tiba-tiba saja masuk dalam obrolan.

Yeonsoo menatapnya aneh dan melirik Bohyuk dengan tatapan bertanya. Namun, Bohyuk terlihat acuh dan mengangkat bahunya tak peduli.

"Apa maksudnya dengan menontonku? Aku datang untuk mendampingi Hyera, tentu saja." Yeonsoo berkata dengan tegas sampai Wonwoo merutuk kebodohannya dalam bertanya.

Kenapa kau selalu terlihat bodoh di depan Yeonsoo, Aishh!


__TBC__

Bodyguard-(Jeon Wonwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang