2017
Angin dan suhu dingin kota Paris berhembus seakan membuai siapapun yang berada di kota Paris untuk tetap bergelung manja didalam selimut. Namun tidak dengan pria bersurai pirang yang berdiri di dekat jembatan Pont Alexandre II sambil menggenggam kamera dan masih setia mengambil beberapa potret pemadangan kota Paris di musim gugur yang menampakkan langit mendung.
Hawa dingin seolah tak mengurungkan niatnya untuk tetap berjalan menyusuri indahnya kota Paris. Pria jangkung tersebut berjalan meninggalkan Jembatan Pont Alexandre II dan menuju ke Menara Eifel. Ia merapatkan coat cokelat yang ia kenakan dan topi baret cokelat yang ia kenakan guna menghindari hawa dingin yang semakin menusuk. Baginya rasa dingin ini tidak sebanding dengan rasa perih yang sedang ia rasakan saat ini. Rasa perih yang tidak terlihat, namun sangat memuakkan dan berhasil membuat separuh dari hidupnya menjadi puing-puing berserakan.
Ia berdiri di pinggir jalan guna menghentikan taxi, dan beberapa menit kemudian ia mendapatkan taxi yang menuju kearah menara Eifel. Sepanjang perjalanan ke menara Eifel padanganya selalu tertuju kearah jendela mobil dan memandang kearah jalanan. Pikiranya kosong, ia tak mengerti apa yang tengah terjadi di dalam hidupnya. Hal tersebut terjadi sangat cepat dan mengahancurklan separuh hatinya bahkan hidupnya. Ia berusaha membangun kembali asa dan harapan untuk masa depanya sedikit demi sedikit. Berharap Tuhan akan menggantinya dengan yang lebih baik meski perlu waktu yang sedikit lama baginya untuk kembali mempercayai seseorang.
.
.
.
Tepat saat ia berada diatas menara Eifel teleponya berdering dan menunjukan foto orang yang sangat ia cintai dan menampilkan nama seseorang, Eommanya.
"Yeoboseyo Eomma" Sahutnya
"Taehyung apa kau baik-baik saja di Paris? Aku, Appamu dan Hyungmu sangat mengkhawatirkanmu" hatinya terasa menghangat ketika mendengar omelan dari ibunya yang sangat Khas dan mau tidak mau ia tersenyum .
"Ne Eomma, aku baik-baik saja, aku makan dengan baik dan teratur, aku tidur yang cukup, aku tidak bermain di club malam, aku tidak merokok. Aku hanya berjalan-jalan menikmati waktuku sendiri eomma. Jadi eommaku yang cantik dan worldwide pretty ini jangan cemas ya" Ia terkekeh ketika menjelaskan panjang lebar kepada Eommanya seolah bisa membaca kekhawatiran orangtuanya di seberang sana.
"ais Jinja....cepatlah pulang nak. Eomma merindukanmu, jangan terlalu kau pikirkan tentang Jimin. Anggap saja ia tak pernah ada dalam hidupmu" Ucap Eommanya dengan suara yang terdengar seperti bergetar di seberang sana
Taehyung merasakan nyeri ketika Eommanya menyebut nama terlarang tersebut, namun ia paham dengan kekhawatiran orang tuanya
"Beberapa hari lagi mungkin aku akan pulang eomma, dan...ehm....masalah Jimin aku berusaha mengikhlaskan dia. Aku akan segera bangkit dan kembali bekerja. Fighting" ucapnya kepada eommanya sembari mengepalkan tangan menyemangati diri sendiri
"Ah aku benar-benar merindukan senyum kotakmu, ketika kau pulang aku akan memasak banyaki sekali untukmu. Taehyung ah....cepatlah pulih ya. Eomma dan appa sangat mencintaimu" Ucap eommanya tulus
"Ne Eomma Kim Seokjin yang paling cantik hehe, salam untuk Hoseok Hyung dan appa. Aku akan membeli tiket untuk pulang 2 hari lagi. Saranghae Eomma" Ucap Taehyung
"Nado Saranghaeyo Anak Harimauku"
Telepon dari ibunya mau tidak mau menghangatkan hatinya dan juga menaikkan mood nya berkali-kali lipat.
"Min Yoongi Keparat!!!!"
Tepat saat Taehyung menutup npanggilan dari ibunya ia mendengar seseorang berteriak dengan bahasa korea yang sangat ia mengerti. Ia pun segera mencari arah suara tersebut, dan benar saja ia menemukan pemuda bersurai cokelat menggunakan coat cokelat dengan corak army sedang berdiri di dekat pegangan besi. Taehyung segera menghampirinya
"annyeong apakah kau baik-baik saja?" Sapa Taehyung
Namun sepertinya pemuda bersurai cokelat tersebut sedang dalam keadaan mabuk berat, dan sorot matanya menyiratkan kesedihan
"Ahh annyeong.." balasnya dengan membungkuk 90 derajat dengan kondisi sempoyongan
"Ada orang Korea disini rupanya...dan ah jinjja? Kenapa kau terlihat seperti malaikat? Apakah benar-benar malaikat itu ada di bumi? Jika ada kenapa aku dikhianati...hiks....hiks" Pemuda tersebut terisak dan mengusap air matanya kasar
Dari caranya bicara ia sangat paham bahwa pemuda di hadapanya ini sedang mengalami masa sulit dan sedang dalam keadaan mabuk yang sangat berat
"Apa tidak sebaiknya kau pulang saja, keadaan diluar sangat tidak baik untukmu" Ucap Taehyung seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali
Pemuda berambut cokelat tersebut menatap Taehyung dengan mata yang mulai sayu dan wajah yang memerah karena pengaruh minuman. Dalam keadaan mabuk saja pemuda didepanuya ini sangat menggemaskan batinya.
"Kenapa kau sangat baik sekali kepadaku? Seumur hidupku belum pernah ada pria yang baik kepadaku. Aku selalu menjadi budak cinta dan pihak yang merugi.....aku...hiks...hiks" Brukkkk pemuda tersebut tak sadarkan diri dan terjatuh di pelukan Taehyung
Taehyung pun sangat terkejut dan tidak tau apa yang harus ia lakukan "Aish Jinjja aku harus membawamu kemana? Dan suhu tubuhmu sangat tingi, haruskah aku membawamu ke hotelku" Gumam Taehyung pada dirinya sendiri
.
.
.
.
Pemuda berambut cokelat tersebut mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari yang menembus jendela mengenai matanya. Ia mencoba mengamati kamar hotel yang nampak asing baginya, dan seketika ia sadar ia tidak didalam hotel tempatnya menginap. Ia berusaha bangun namun kepalanya sangat berat, dan ia menemukan terdapat plester kompres demam dikepalanya dan di tangan kirinya tertancap infus. Ia melirik kea rah kanan dan melihat pria bersurai pirang yang sedang tidur di sofa, ia berusaha mengingat-ingat apa yang sedang terjadi.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Au Revoir | Taekook Fanfiction
Fanfiction[END] Au Revoir Taekook Fanfiction Rate : M-18 Genre : Romance, Fluff, Hospital, Drama Sepertinya memang semesta selalu menghubungkan antara aku dan kau, seperti seolah kita memang ditakdirkan untuk bersama ⚠️BxB Pair ⚠️Mpreg ⚠️Mature Content ⚠️N...