Pernah gak sih lu diajarin baca tulis ketika lu sendiri termasuk ke dalam kategori murid yang cerdas dan pintar di kehidupan sebelumnya?
Ini [Name], yang akan memasuki universitas ternama dengan beasiswa penuh.
Mending belajar shinsu gasih?
Kira-kira begitulah isi kepala [Name]. Namun, sayang seribu sayang, makhluk di hadapannya ini jangankan mengajarkan shinsu, merasakannya saja tidak bisa.
Alih-alih mendengarkan Rachel mengoceh di hadapan Baam, [Name] lebih memutuskan untuk bermain di pinggir sungai. Rasanya ia sudah terlalu berteman baik dengan sungai ini lebih daripada Rachel.
"[Name], jika kamu terus-menerus kabur seperti ini, kamu tidak akan bisa, lho."
Suara Rachel yang menjemputnya terdengar dari belakang [Name]. Jujur saja, Rachel memang bukan guru yang buruk, gadis itu termasuk lihai dalam mengurus anak orang. Sayang, mau selihai apa pun gadis itu berjuang, pandangannya sudah buruk di mata [Name].
Lalu kenapa dia tidak mencoba mengubah gadis itu saja?
Apakah menurut kalian gadis itu merupakan tipe yang mau berubah?
3 musim masih begitu-begitu saja, tidak ada perubahannya. Pertumbuhan karakternya saja tidak ada. Baam yang merupakan tokoh utama saja tidak bisa membuatnya bertaubat, apa mungkin [Name] yang hanya keroco ini dapat merubahnya dengan mudah?
"Membosankan, lebih baik bermain air."
"[Name]..."
"Rachel?"
Yang satu itu suara Baam. Nampaknya dia menyusul Rachel setelah ditinggal sendirian selama beberapa saat. Baam melihat Rachel yang tengah membujuk [Name] untuk kembali belajar, lalu pemuda itu menyeletuk, "Rachel, tidak apa-apa."
Rachel memasang wajah bingung, apa maksudnya 'tidak apa-apa'? Apakah pemuda ini telah tumbuh menjadi seorang pria yang dingin? Bisa-bisanya dia tidak peduli pada pendidikan saudarinya sendiri.
"Apa maksudmu, Baam? [Name] harus belajar."
"Tapi Rachel sendiri bilang kalau orang yang sudah pintar tidak perlu belajar terlalu keras?"
Say it louder, 25th Baam.
Dari pandangan Rachel, Baam ini seperti orang tua yang memanjakan anak gadisnya yang dianggap jenius. Yang di mana hal ini akan berpengaruh buruk pada anak yang dimanjakan, Rachel tidak suka ini.
"Baam, kamu tidak boleh terlalu memanjakannya. Bagaimana pun, [Name] harus belajar."
"Kalau Rachel bersikeras mau mengajari orang seperti aku, kenapa kita tidak adu kecerdasan saja sekarang? Kalau aku menang, Rachel tidak berhak mengajariku lagi, dan Rachel harus membawakanku satu barang dari dunia Rachel."
Akhirnya, [Name] menyuarakan pendapatnya. Jujur saja, Baam juga ikutan terkejut dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut [Name] untuk menantang Rachel. Ya, dia memang berniat membela saudarinya karena rasa sayang, kasihan juga melihatnya dipaksa melakukan hal yang tidaj dia mau. Tidak ia sangka [Name] akan sampai menantang seperti ini.
Rachel diam sebentar, ditantang oleh anak muda yang bahkan saat kau temui pertama kali tidak bisa berbicara? Rachel kira, [Name] tumbuh terlalu angkuh. Ia menghela napas panjang.
"Suatu saat nanti, keangkuhanmu itu akan membunuhmu, [Name]."
"Aku menantikannya."
Rachel mengambil satu buku, ini akan menjadi pertandingan berhitung dan membaca cepat. Baam akan menilai mana sisi yang lebih cepat dan tepat. Pemuda itu memang cenderung banyak melakukan kesalahan jika diburu-buru, sudah jelas Baam akan kalah telak dalam pertandingan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enter the Tower || Tower of God ft.Reader [ON REWORK]
FanfictionDitumbalkan oleh keluarganya yang menganut kepercayaan sesat, [Name] tiba-tiba saja terbangun dan berada di dalam sebuah gua! Nampak gelap dan lembab, tak terlalu hening karena ia dapat mendengar suara air mengalir dari suatu tempat yang dekat. Tan...