Lagi-lagi, [Name] membuka kedua matanya.
Kali ini beda, serius. Langit-langit kamarnya terasa berbeda, rasanya ia tidak terbangun di kamarnya, deh. Bukan pula di kamar Envira, apalagi di kamar Ken. Ingatannya melayang pada kejadian sebelumnya, dia ingat, terakhir ia sedang berbicara dengan Baam setelah sekian lama.
Tubuhnya bangkit dari ranjang, duduk dan merenung . Di meja samping ranjang, terdapat jubah cokelatnya yang dilipat dengan rapi. Kamar ini... kosong? Sepertinya tidak, [Name] mendengar suara air menyala dari toilet.
Netranya melayang ke sekitar, kemudian spontan menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan pintu di depan. Kakinya turun ke lantai yang dingin, masih bertelanjang kaki, ia melangkah ke depan untuk membuka pintu tanpa melihat siapa yang datang berkunjung.
"Baa....—m?" Wajah Khun nampak sangat terguncang. Senyum yang tadinya ia pasang luntur ketika melihat sosok rekannya yang ia yakini sebagai laki-laki tulen sekarang memiliki tampang feminim, dengan ekspresi polos yang sama, dan... buah dada yang sudah pasti tidak dimiliki oleh seorang laki-laki tulen.
Kok bisa?
Kira-kira itulah yang ada di pikiran Khun. Mau dibilang kebetulan pun, bagaimana mungkin seseorang bisa berganti jenis kelamin?
Tunggu, apakah ini mungkin terjadi di Menara?
Di tengah-tengah pikiran kalutnya, Shibisu datang dari belakang Khun bersama dengan Hatz, keduanya menyapa ringan, "Khun, apa yang sedang kau lakukan? Berdiam diri di pintu, pamali, tahu!" Pemuda itu menepuk bahu Khun akrab, Hatz sudah lebih dulu melebarkan kedua matanya saat menatap [Name] yang berdiri dengan entengnya.
"Heyy, Baam! Aku punya permin—...taan...? BAAM!?? KAU BAAM??" pekiknya dengan keterkejutan berlebihan. Dia bukan orang yang bodoh, tetapi... apa ini sebuah kebetulan? Lihat, Khun saja sampai berpikir keras seperti itu.
"Tiba-tiba kau jadi perempuan! Apa kau sebenarnya memang seorang perempuan? Tapi lihat ini, kau itu imut sekali!" Shibisu langsung menerjang [Name] yang hanya tersenyum canggung, Hatz dan Khun sudah tidak bisa berkata-kata. Setuju sih, dengan pernyataan Shibisu yang terakhir.
Baam yang baru saja keluar dari kamar kecil melirik tempat tidurnya yang kosong. Lho, ke mana adiknya pergi? Hampir panik, ia akhirnya melihat sang adik tengah diuyel-uyel oleh Shibisu.
"Tuan Shibisu, maaf." Tangan [Name] ditarik hingga terlepas dari pelukan Shibisu, kini gadis itu bersembunyi di dekapan Baam yang menampilkan wajah khawatir, bukannya dia tidak percaya pada rekan-rekannya, tetapi setelah melewati beberapa ujian di Menara, ia yakin Menara bukan tempat yang seaman itu.
Shibisu semakin terkejut melihat ada dua Baam.
"Baam, kau ada dua?"
Khun dan Hatz juga melebarkan kedua matanya, hanya saja otak Khun sudah lebih dulu menyambungkan informasi. Pemuda itu langsung menjitak kepala Shibisu dan menoleh ke arah Baam.
"Saudarimu?"
Baam mengangguk kecil, ia membuka pintunya lebih lebar untuk mempersilakan teman-temannya masuk. Tidak enak juga berbincang di pintu seperti ini.
•••••
Disclaimer, Tower of God : SIU
Webtoon
•
Enter The Tower
•
[Name] = Namamu
[F/N]/[Fake/Name] = Nama palsu/samaran
[SC/N]/[Slayer Candidate/Name] = Namamu sebagai Calon Pembunuh FUG
•
Chapter 7
Temen Kok Demen?
•
Warning : Typo, alur berantakan, out of character, melenceng jauh dari manhwa dan anime, original character, over power, harsh word
•••••
![](https://img.wattpad.com/cover/234995475-288-k431488.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enter the Tower || Tower of God ft.Reader [ON REWORK]
FanficDitumbalkan oleh keluarganya yang menganut kepercayaan sesat, [Name] tiba-tiba saja terbangun dan berada di dalam sebuah gua! Nampak gelap dan lembab, tak terlalu hening karena ia dapat mendengar suara air mengalir dari suatu tempat yang dekat. Tan...