Ketika [Name] terbangun, bukan langit biru lagi yang menyapa pengelihatannya. Melainkan putih-putih dengan wajah menyeramkan di atasnya, iya, dia sedang digendong oleh Ken.
"WUAHHH!?" Terkejut setengah mati, [Name] reflek menarik poni putih panjang yang berada di samping wajahnya. Apa-apaan pula ini? Ken? Menggendongnya? Ala tuan putri?!
"Ouch—[Name]!! Kau tidak ada sopan-sopannya pada keluarga agung!" Tak terima rambutnya ditarik-tarik seperti tak ada harga dirinya, Ken menahan diri untuk tidak melempar [Name] dari tangannya saat ini juga.
"Aku terlalu irregular untuk tahu tentang keluarga agungmu." Setelah menenangkan diri dari rasa syok, [Name] diturunkan oleh Ken dan memerhatikan sekitar, pertama pakaiannya dulu. Dia ingat persis kalau dia tidak memakai jubah cokelat halus ini, dari siapa ini? Matanya menilik sekitar, Envira menggunakan jubah yang sama, hanya berwarna merah, setidaknya jubahnya itu menutupi tragedy fashion dibaliknya. Jadi kesimpulannya, jubahnya pasti diberikan oleh Ken.
Kemudian, ia melirik ke sekitar, ini bukanlah ruang ujian yang sama dengan sebelumnya, mereka berada di dalam jeruji dan mendengarkan pengumuman, eh, tetapi dia sudah ketinggalan jauh, dan hanya Envira yang mendengarkan dengan serius.
"Jangan duduk, kotor. Sini kugendong lagi," tawar Ken ketika [Name] ingin mendudukkan diri, kedua alisnya terangkat, seriusan? Hanya gara-gara asumsi bahwa tempat ini kotor, Ken mau repot-repot menggendongnya selama ia pingsan? Bahkan menawarinya gendongan lagi setelah ia sadar? Tiba-tiba [Name] merasa bulu kuduknya berdiri.
"Apa yang terjadi?" Dia masih belum lupa ya, alasan utama dia pingsan.
"Tidak ada, kami hanya menyelesaikan ujiannya. Hanya saja, tidak ada lawan yang tersisa di ruang ujian sana sehingga kita harus dipindahkan ke ruang ujian lain, dan ini adalah ruang ujian bersama peserta lain. Sesuai keinginanmu, ada kesayanganmu di sana, tuh." Ibu jari Ken menunjuk ke arah jeruji lain, nampak tim RakKhunBaam sudah paling siap melakukan ujian, Crown Game.
Kedua mata emas [Name] berkilau semangat, bersiap menonton pertandingan yang sebelumnya hanya ia lihat di layar handphone.
"Oh, kau sudah bangun? Mau berpartisipasi?" tawar Envira, baru saja [Name] ingin mengangguk, ia melihat Anaak dengan Green April menerobos tempat Baam untuk menantangnya bermain, langsunglah [Name] menggeleng.
"Begitu? Baiklah."
Sesaat setelah Khun melesat dan merebut mahkota, [Name] melompat-lompat antusias, Envira menutupi wajahnya dengan tudung merah, Ken melipat kedua tangannya di depan dada, tak ada senyum atau antusiasme yang sama seperti [Name], tak ada lagi teriakan penggemar dari mulut keduanya, hanya tatapan mata tertuju pada surai cokelat yang membelakangi mereka.
•••••
Disclaimer, Tower of God : SIU
Webtoon
•
Enter The Tower
•
[Name] = Namamu
[F/N]/[Fake/Name] = Nama palsu/samaran
[SC/N]/[Slayer Candidate/Name] = Namamu sebagai Calon Pembunuh FUG
•
Chapter 6
Astaga, Ngerinya!
•
Warning : Typo, alur berantakan, out of character, melenceng jauh dari manhwa dan anime, original character, over power, harsh word
•••••"Ujian selanjutnya adalah ujian penentuan posisi! Ada lima posisi di Menara, pertama ada fisherman, yang menyerang musuh secara langsung. Biasanya fisherman menggunakan senjata dan menjadi titik pusat pertempuran. Kedua, scout, bergerak ke depan mengumpulkan informasi untuk membantu fisherman. Ketiga spear bearer, menggunakan tombak ataupun senjata jarak jauh yang dilempar atau ditembak. Keempat light bearer, mengobservasi lapangan dan menyebarkan informasi. Terakhir ada wave controller, memanipulasi shinsu untuk mendominasi pertempuran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enter the Tower || Tower of God ft.Reader [ON REWORK]
FanfictionDitumbalkan oleh keluarganya yang menganut kepercayaan sesat, [Name] tiba-tiba saja terbangun dan berada di dalam sebuah gua! Nampak gelap dan lembab, tak terlalu hening karena ia dapat mendengar suara air mengalir dari suatu tempat yang dekat. Tan...