S1 | 10. Sudah Saatnya Pingsan Lagi

4.9K 793 435
                                    

"Tersisa kau, Arie." Ken mendengar suara Khun dari dalam lighthouse, tim mereka yang ditugaskan menghadang Quant di elevator sudah pasti dikalahkan. Ya, apa sih yang diharapkan dari peserta yang bahkan masih berada di lantai dua melawan ranker yang sudah menamatkan Menara?

"... Tentu saja, aku akan bersenang-senang sedikit." Pemuda itu mengeratkan genggaman pada pedangnya, bersiap melawan seorang ranker yang levelnya jauh lebih tinggi daripada dirinya.

"Jadi kau pertahanan terakhirnya ya, salah satu dari putra terbaik Keluarga Arie. Mari kita lihat sejauh apa kemampuanmu itu, tentu, kau tidak akan seperti muridku si Shibisu itu, bukan?"

Membayangkan dirinya menarik-narik kaki Quant agar Quant tidak pergi sungguh akan mencoret harga diri Ken. Tidak mungkin dia mau melakukan hal itu!

"Ya, kau pikir aku mau menyentuh kaki orang lain selain—ekhm. Lupakan saja." Ken mengarahkan pedangnya pada Quant yang menyeringai, sudah siap menerima segala serangan yang diluncurkan.

"Majulah, Arie Ken!"

Ken melesat ke depan dengan kecepatan di atas rata-rata, sangat jarang mendapati seorang regular memiliki kecepatan seperti ini, tidak perlu diherankan dari keluarga agung.

Pedang itu dia arahkan tepat ke arah Quant, ini adalah kesempatan karena Quant sudah pasti tidak akan mengenakan seluruh kemampuannya. Ditusukkan pedangnya beberapa kali hanya untuk dihindari, tidak kena memang, tetapi efek kerusakan dari serangannya masih ada di belakang Quant. Menghancurkan area di setiap tusukan pedang.

Ken mengayunkan pedangnya vertikal, ia berdecih ketika Quant dengan mudah menangkis pedangnya menggunakan tangan kosong.

Ken mundur jauh ke belakang. Melihat pedangnya dengan tatapan kecewa. Quant tertawa kencang, ia berseru, "Kenapa dengan pedangmu? Kuberi tahu ya, pedangmu itu tidak cukup kuat untuk menorehkan luka pada seorang ranker meski penggunanya sangat kuat."

"... Oh, begitukah? Bagaimana kalau aku coba pedang yang lain?" Ken menaruh pedangnya di penyimpanan, dari penyimpanan senjatanya ia menarik pedang yang lebih besar ukurannya dari pedang biasa.

Bilah pedang itu berwarna putih bercahaya, dan bilahnya semakin bersinar terang ketika Ken menyentuhnya. Ken kembali mengarahkan serangan, kali ini ia mengayunkan pedangnya secara horizontal. Merasakan sinyal bahaya, Quant jelas menghindari serangan itu jauh-jauh. Ia bergidik setelah melihat efek serangan yang bahkan membelah lantai dengan sangat dalam.

Pedang itu jelas berbahaya, dan lebih berbahaya lagi kalau Ken yang menggunakannya.

"Mengerikan, pedang apa itu?"

"Pedang spesial yang dibuatkan untukku dari darah saudara-saudaraku, Great Lasting Sword." Ken menyeringai keji saat mengatakannya, entah apa maksudnya dengan darah saudara-saudaranya itu, yang jelas Quant harus bertahan.

Pedang itu besar, tetapi Ken sama sekali tidak kesulitan mengayunkannya. Selain itu, dapat memojokkan seorang ranker meski tidak dalam kekuatan penuhnya itu bukankah luar biasa? Ken bahkan bukan seorang irregular!

Dalam poin ini, dia bahkan lebih hebat dari Endorsi yang memiliki darah raja.

•••••
Disclaimer, Tower of God : SIU
Webtoon

Enter The Tower

[Name] = Namamu
[F/N]/[Fake/Name] = Nama palsu/samaran
[SC/N]/[Slayer Candidate/Name] = Namamu sebagai Calon Pembunuh FUG

Chapter 10
Sudah Saatnya Pingsan Lagi

Warning : Typo, alur berantakan, out of character, melenceng jauh dari manhwa dan anime, original character, over power, harsh word
•••••

Enter the Tower || Tower of God ft.Reader [ON REWORK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang