2

840 128 37
                                    

Hari ini bertepatan dengan hari dimana pendaftaran untuk PKL dibuka, dan mahasiswa diminta untuk menyiapkan segala persyaratan PKL. Mulai dari KRS semester 1 hingga sekarang, surat aktif kuliah, surat rekomendasi PA dan pas foto 3x4 4 lembar.

Ya, hari ini sangat melelahkan bagi Kinara dan para mahasiswa  lainnya. Apalagi untuk Kinara,  bagaimana tidak? Sekarang pun saat membelah jalanan, motor yang dikendarai Kinara bocor. Mengharuskan Kinara untuk mendorong motor tersebut hingga sampai ke bengkel, yang jaraknya cukup jauh. Kirana merasa sedang sial, belum lahi dompet yang ia bawa ketinggalan di rumah. Kinara merasa nasibnya sedang sial hari ini.

"Huft, dompet pakai ketinggalan, mana ponsel pakai mati segala, ini sih namanya udah jatuh ketimpa tangga pula lagi," ujar Kinara.

"Jadi gimana ni, Neng? udah di ganti bannya malah gak mau bayar."

"Bukan gak mau bayar, Mang, tapi dompet Kinara sekarang tertinggal, dan ponsel Saya mati, mau ngabari ke keluarga, biar di antarin ke sini dompetnya," kata Kinara dengan pelan dan wajah yang sedikit takut. "Atau Kinara gadai cincin kesayangan Kinara ke Mamang, nanti Kinara tebusin lagi deh mang, serius gak bohong Kinara, Mang." Sambil menunjukkan jari seperti huruf v.

"Aduh gimana ya, Neng. Mamang mah takut megang barang orang, takut hilang Neng."

##

Di luar bengkel sosok  lelaki yang sangat tampan, dari tempatnya  melihat dialog sang bengkel dengan pelanggan.

Ya, dia adalah Ray, dia merupakan pelanggan Mang Udin tukang bengkel tersebut. Melihat adegan mereka yang belum selesai dari 5 menit yang lalu, akhirnya Ray bersuara, "Ehem, ada apa ni, Mang Udin?"

"Ini loh nak, Ray. Mbak ini dompetnya ketinggalan, jadi gak bisa bayar."

"Emang nya berapa, Mang? hingga perempuan ini gak sanggup bayar."

"55.000, Nak Ray."

Kinara mendengar Ray berkata bahwa dia tidak bisa bayar, membuat ubun-ubunnya panas, dan kinara berkata, "Aku bisa kok bayarnya, cuma dompet ku ketinggalan di rumah." Kinara sambil menahan emosinya. Ingin rasanya Kinara menghilang dari sini, untuk menjemput dompet yang ketinggalan di rumah, tapi sayang Kinara tidak memiliki pintu Doraemon yang bisa kemana saja.

Lalu si Ray tanpa menghiraukan ucapan Kinara langsung mengeluarkan beberapa lembar uang lalu di serahkan kepada mang Udin. "Ini, Mang sekalian untuk perempuan ini, Mang," kata si Ray sambil memberi beberapa lembar uang berwarna biru.

Kinara yang mendengar tersebut langsung menatap tak percaya, walaupun dingin ternyata lelaki di depannya ini berhati dermawan, mau membatu kinara.

"Terima kasih, Mas ... eh Pak." Kinara sambil memukul jidadnya karena kekonyolan yang di lakukannya. Sedangkan Ray hanya mengangguk saja, lalu pergi meninggalkan bengkel tersebut dengan masuk kedalam mobil, dan meluncur pergi, hanya meninggalkan suaranya saja.

##

Saat ini Kinara sudah berada di rumah ternyaman baginya, dia memikirkan lelaki yang membantunya tadi, dia terus menerka-nerka apa yang tadi itu malaikat yang menjelma menjadi manusia atau bukan. Eh tapi aku gak bakalan tertarik dengan lelaki sedingin itu, bisa jadi es batu kalau terlalu lama berdekatan dengan lelaki itu, di karenakan terlalu dinginnya lelaki yang menolongnya tadi.

Tapi bagaimana cara Kinara untuk mengembalikan uangnya lagi, tadi Kinara juga sudah bertanya sama Mang udin yang mempunyai bengkel tadi, tapi Mang Udin gak tau juga.

"Terus nanti kalau Kinara menghadap Illahi, terus hutang Kinara belum lunas, gimana ini! pasti gak nyaman kinara menikmati indahnya surga." Kinara bermonolog sendiri, tanpa di sadari ternyata ibunya sedang menggeleng kepala melihat kelakuan sang anak perempuannya yang luar biasa menggemaskan itu.

"Ada apasih anak ibu, kok pulang-pulang langsung merungut aja."

"Gak apa-apa kok bu, tadi Kinara jumpa lelaki yang dingin dan ngeselin, bu."

"Emang siapa sih? Teman dekat kamu ya?"

" Gak kok bu, Kinara aja baru jumpa tadi, dan Kinara gak tau namanya siapa bu."

"Oh gitu, ya udah kamu sekarang pergi mandi, lepas itu langsung kebawah untuk makan," ucap ibu langsung melangkah menuju kebawah.

Cinta Hingga Akhir Hayat [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang